Benarkah Ibnu Taimiyyah Berpendapat Boleh Pemimpin Kafir Asal Adil ?  

HTI-Press.Jakarta. Pernyataan bahwa lebih baik pemimpin kafir asal adil seraya mengklaim sebagai pendapat Ibnu Taimiyyah dibantah Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) , Rahmat S. Labib. Menurutnya, keharaman pemimpin kafir itu sudah jelas hukumnya dan disepakati oleh para ulama.

“Keharamannya merupakan perkara yang mujma’, artinya perkara tersebut sudah disepakati oleh para ulama tanpa terkecuali” tegas Rahmat S Labib di hadapan para peserta Halaqoh Islam dan Peradaban (HIP) ke-65 yang diadakan di Gedung Joang, Jakarta, Rabu (10/08).

Dalam diskusi yang mengangkat tema “Tolak Ahok, Tolak Pemimpin Kafir?”, salah satu peserta mempertanyakan pendapat seorang tokoh yang membolehkan memilih pemimpin kafir asalkan adil dan tidak korup dengan mengutip pendapat Ibn Taimiyah.

Menjawab pertanyaan tersebut Rahmat menjelaskan bahwa apabila dibaca secara lengkap Ibn Taimiyah  tidak membolehkan pemimpin kafir. Rahmat mengatakan bahwa dalam definisi pemimpin yang di tuliskan Ibn Taimiyah dalam kitab as siyasah asy syar’iyyah ada dua syarat yaitu Al-Quwwah dan Al Amanah.

“Al Quwwah artinya kapabilitas seseorang sebagai pemimpin, sedangkan arti dari al amanah artinya orang yang takut kepada Allah, orang yang tidak memperjual belikan ayat-ayat Al Qur’an, orang yang menerapkan hukum Allah,” tegasnya

“Bagaimana mungkin yang dijelaskan Ibn Taimiyah itu adalah definisi untuk orang kafir ? tidak ada orang kafir yang takut kepada Allah. Yang takut kepada Allah hanyalah seorang muslim, lebih khusus lagi para ulama ” tegasnya.

Lebih jauh,  Rahmat mengatakan bahwa didalam kitab yang dituliskan Ibn Taimiyah dijelaskan pemimpn yang amanah itu artinya wajib menerapkan syariah Islam.

“Bagaimana mungkin kewajiban menerapkan hukum Islam itu diserahkan pada pemimpin kafir?” tegasnya.

“Jadi tokoh tersebut hanya mengambil sepotong saja dari penjelasan Ibn Taimiyah dan dijadikan kampanye murahan saja” tutup Rahmat.

Hal yang senada disampaikan Bachtiar Nasir dari MIUMI , “Nggak mungkin Ibnu Taimiyyah berbicara demikian. Pendapat tersebut dipotong,”

Dalam acara yang diselenggarakan Hizbut Tahrir ini, hadir sejumlah tokoh, jurnalis, aktivis dan ulama . Pembicara yang hadir Bachtiar Nasir (Sekjen MIUMI) dan Mayjen TNI (Purn.) Prijanto mantan wakil Gubernur Jakarta Periode 2007-2012, dan ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Rokhmat S.Labib. (Fatihsholahuddin)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*