Bangladesh Menahan 27 Penyebar Selebaran

DHAKA, (PR).- Sebanyak 27 warga Bangla¬desh ditahan petugas karena mendistribusikan selebaran yang berisi kritikan terhadap cara pemerintah Bangladesh menangani pemberontakan yang dilakukan oleh pasukan penjaga perbatasan terhadap komandannya. Demikian disampaikan Masudur Rahman, seorang pejabat senior kepolisian Metropolitan Dhaka, Sabtu (14/3)

Orang-orang itu ditahan menyusul revolusi yang tedadi tanggal 25-26 Februari di ibu kota Bangladesh. Dalam peristiwa yang terkait dengan permintaan peningkatan kesejahteraan pasukan itu, lebih Bari tujuh puluh orang meninggal. Sebagian di antaranya pejabat senior militer.

“Mereka yang ditahan adalah anggota kelompok Islam Hizbut-Tahrir. Mereka tertangkap saat mendistribusikan selebaran yang berisi pernyataan provokatif antipemerintah tentang penanganan kerusuhan,” tutur Rahman.

“Mereka ditahan di empatbelas lokasi berbeda di ibu kota. Namun, mereka tidak didakwa telah melakukan pengkhianatan. Pihak kepolisian juga tidak percaya kalau mereka terlibat dalam pemberontakan,” ungkap Rahman.

Hizbut-Tahrir merupakan organisasi internasional yang terlarang di beberapa negara namun tidak dilarang di Bangladesh. Penangkapan itu berbeda dengan pernyataan pemerintah sebelumnya. Sebelumnya, pemerintah menyebutkan bahwa beberapa penjaga perbatasan yang ditahan dalam hubungannya dengan pemberontakan itu ternyata memiliki jaringan dengan kelompok Islam yang dilarang pemerintah, yakni Jamayetul Mujahideen Bangladesh (JMB).

Menurut seorang pengamat politik, peristiwa pemberon¬takan itu menggambarkan perbedaan yang dalam antara pemimpin yang terpilih dan militer. Peristiwa itu juga me¬nerbitkan kecemasan tentang keberlangsungan pemerintahan. (AFP/A-95)***

Sumber: Pikiran Rakyat

Hizbut Tahrir di Bangladesh Sangat Mengutuk Atas Penangkpan 27 Aktivis dan Anggota Partai

Ketua Koordinator dan wakil resmi dari Hizb ut-Tahrir di Bangladesh Mohiuddin Ahmed dalam siaran pers yang dikeluarkan hari ini sangat mengutuk dengan penangkapan atas 27 anggota partai dan aktivis kemarin (01 Maret) dan hari ini (02 Maret). Dia juga menuntut mereka segera dilepaskan.

Mohiuddin Ahmed mengatakan Perdana Menteri dan anggota kabinet telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah pembunuh selama dua hari pemberontakan di markas BDR. Alih-alih menangkap massa pembunuh ini, pemerintah malah sibuk menangkap para anggota dan aktivis Hizb ut-Tahrir untuk mengungkap apa yang disebut pemberontakan ‘bagian dari peta jangka panjang yang dilakukan oleh India dan juga agen di dalam dan di luar pemerintah‘.

Mohiuddin Ahmed juga mengutuk keputusan pemerintah untuk mengundang PBB, Amerika Serikat dan Inggris untuk meminta bantuan dalam penyelidikan, masih PBB. Amerika Serikat, dan Inggris sibuk membantai umat Islam secara global dengan pendukung vokal pemerintah. Dia menambahkan bahwa rakyat terkejut pada pernyataan yang dibuat oleh putra Perdana Menteri dan penasihat Sajib Wajed Joy dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera yang mengesahkan keluhan untuk pemberontakan sementara seluruh negara ini sepenuhnya yakin bahwa itu adalah sebuah konspirasi. Ini hanya memperkuat keraguan rakyat tentang peran aneh pemerintah dalam pemberontakan itu.

Mohiuddin Ahmed
Wakil Resmi dari Hizb ut-Tahrir di Bangladesh

Baca Artikel Terkait:

One comment

  1. wahai kaum muslim bukalah hati, mata dan telinga untuk mendengar dan melihat kebenaran yang haqiqi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*