Salah satu racun pemikiran yang disebarkan musuh-musuh Islam kepada kaum Muslim adalah anggapan bahwa Khilafah tidak mungkin tegak. Mereka juga menyatakan tegaknya Khilafah hanya ilusi sebagian orang saja. Khilafah itu utopia! Tudingan yang lebih keji lagi, mereka menyatakan Khilafah itu omong-kosong.
Demikian propaganda sampah yang terus mereka gulirkan di tengah-tengah umat Islam. Tujuannya apa? Sangat jelas, agar umat Islam putus asa dalam perjuangan ini. Mereka berharap umat Islam berhenti berjuang menegakkan Khilafah.
Namun lucunya, musuh-musuh Islam dari negara-negara imperialisme kafir amat ketakutan jika Khilafah kembali tegak. Buktinya, mereka menghalangi perjuangan ini dengan sungguh-sungguh. Mereka tidak membiarkan dukungan umat bagi tegaknya Khilafah membesar. Padahal mereka menyatakan Khilafah adalah omong-kosong.
Kita perlu tegaskan lagi sikap kita kepada mereka, bahwa umat Islam tidak akan pernah berhenti memperjuangkan tugas mulia ini hingga Khilafah tegak. Meskipun harus dibayar dengan keringat, darah, harta, ataupun nyawa sekalipun kita tak akan pernah berhenti. Kita wajib menunjukkan kepada mereka, kita sangat optimis bahwa Khilafah akan tegak.
Biarkan mereka membusuk dengan kemarahan dan kebencian mereka kepada Islam. Biarkan mereka tersiksa dengan kesempitan hati, kedongkolan, hasud dan dengki mereka. Toh umat Islam—para ulama, para tokoh umat, pelajar, mahasiswa, santri dan rakyat jelata—makin menunjukkan dukungannya terhadap tegaknya Khilafah. Allah SWT berfirman: Qul mûtû bi ghaydhikum innalLâha ‘Alîm[un] bi dzât ash-shudûr (Katakanlah kepada mereka, “Matilah kalian karena kemarahanmu itu.” Sesungguhnya Allah Mahatahu atas segala isi hati) (QS Ali Imran [3]:119).
Optimisme kita ini bukanlah tanpa dasar. Pertama: Kita yakin, menegakkan Khilafah adalah kewajiban dari Allah SWT, yang diperintahkan kepada kaum Mukmin. Khilafah juga merupakan hal yang penting di tengah-tengah umat untuk menerapkan seluruh syariah Islam, menyatukan umat Islam serta melindungi harta, nyawa dan kehormatan kaum Muslim. Kewajiban ini telah ditegaskan dengan sejelas-jelasnya oleh para ulama. Imam Nawawi (w. 676 H) berkata, “Mereka (para Sahabat) telah sepakat bahwa wajib atas kaum Muslim mengangkat seorang khalifah.” (An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim).
Artinya apa? Tidak mungkin suatu perkara diwajibkan oleh Allah SWT kecuali perkara itu bisa dilaksankan oleh umat manusia. Betul, penegakan Khilafah adalah sulit, butuh waktu dan pengorbanan; tetapi bukan berarti mustahil. Menuduh sesuatu yang diperintah Allah SWT mustahil sama saja menuding Allah SWT tidak tahu kemampuan manusia. Na’ûdzubilLâhi min dzâlik.
Kedua: Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebut, utopia/uto·pia/ adalah sistem sosial politik yang sempurna yang hanya ada dalam bayangan (khayalan) dan sulit atau tidak mungkin diwujudkan dalam kenyataan. Padahal kita tahu, Khilafah pernah tegak lebih kurang 1300 tahun. “Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para khalifah telah mempersiapkan berbagai kesempatan bagi siapapun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. “ Demikian tulis Will Duran, sejarahwan terkemuka, dalam The Story of Civilization.
Karena itu mereka yang menuding Khilafah utopia berarti mengalami ‘buta sejarah’.
Amir Hizbut Tahrir, Al-‘Alim Syaikh ‘Atha Abu ar-Rasytah-Abu Yasin, menegaskan ada empat alasan mengapa kita harus optimis bahwa Khilafah akan kembali tegak. Pertama: Tegaknya kembali Khilafah adalah janji Allah SWT kepada kaum Mukmin (Lihat: QS an-Nur [24]: 55).
Kedua: Tegaknya kembali Khilafah adalah kabar gembira dari Rasulullah saw. setelah era pemerintahan diktator (HR Ahmad dan ath-Thayalisi).
Ketiga: Umat Islam di seluruh dunia terbukti menyambut seruan ini. Meskipun berbagai upaya pembusukan, kriminalisasi, monsterisasi, tudingan teroris, radikal dilakukan oleh negara-negara kafir terhadap ide Khilafah, umat tetap menyambut seruan ini. Islam tidak bisa dipisahkan dari berbagai pergolakan di dunia saat ini baik itu Arab Spring, Revolusi Syam, kasus kudeta di Turki. Dalam beberapa kasus Barat dengan antek-anteknya memang berhasil membajak perubahan dan mengarahkannya pada sistem demokrasi. Namun, ke depan umat tidak akan tertipu lagi.
Dukungan ini bisa dilihat dari berbagai survey yang dilakukan oleh mereka sendiri. World Public Opinion bekerjasama dengan University of Maryland AS melakukan penelitian di Maroko, Mesir, Pakistan dan Indonesia selama kurun waktu Desember 2006 sampai Februari 2007. Hasilnya, 3/4 responden menyatakan negara harus menerapkan syariah Islam secara total. Survei komprehensif dilakukan Pew Research Center antara 2008-2012 mencatat: mayoritas Muslim, terutama di Asia, Afrika dan Timur Tengah, mendukung syariah atau hukum Islam diadopsi sebagai hukum di negara mereka.
Keempat: Adanya partai yang mukhlis, yang bekerja secara serius dan sungguh-sungguh untuk dakwah ini. Dalam hal ini, Hizbut Tahrir berjuang di tengah-tengah umat sebagai partai berideologi Islam untuk untuk melanjutkan kehidupan Islam. Keseriusan Hizbut Tahrir tampak dengan kesiapan Hizbut Tahrir dengan konsep (fikrah) dan metodologi (tharîqah)-nya. Hizbut Tahrir juga menerbitkan kitab-kitab mu’tamadah yang menjadi rujukan dalam pendapat maupun aktivitasnya.
Dalam buku-buku yang dikaji dalam halqah-halqah Hizbut Tahrir, di bahas segala hal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah peradaban Islam yang agung, seperti Dustur (UUD) sebuah Negara Khilafah, sistem ekonomi, politik, struktur negara, sosial, maupun pendidikan; termasuk menyiapkan SDM yang tangguh dari kader-kader yang mampu memikul amanah dakwah dan amanah untuk kepemimpinan dunia.
Alhasil, seperti yang dinyatakan Amir Hizbut Tahrir, atas izin Allah, cepat atau lambat, sekarang atau nanti, Khilafah pasti tegak kembali. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (TQS Ath-Thalaq [65]: 3).[Farid Wadjdi]