Setelah beberapa menghilang dari pemberitaan karena prakteknya dilarang, kini Ponari dari Jombang kembali praktek terbuka. Kembalinya Ponari bertepatan dengan musim kampanye Parpol yang sedang marak. Tak urung popularitas Ponari diboncengi para peserta kampanye.
Puluhan atribut caleg dan parpol berupa spanduk, baliho, dan poster, marak di tepi jalan-jalan Desa Balongsari, desa dimana Ponari tinggal. Bahkan sejak dari masuk gerbang desa hingga menuju tempat praktik Ponari, atribut-atribut berbagai ukuran bergambar caleg dan lambang parpol terpampang di pinggir jalan.
Bahkan, tepat di pintu masuk antrean terdapat dua buah bendera parpol berukuran raksasa. Padahal, saat penutupan praktik pengobatan Ponari 1 Maret lalu, bendera parpol besar itu belum ada.
Gambar caleg yang terpampang beragam, mulai caleg DPRD Jombang, caleg DPRD Jatim, hingga caleg DPR RI. Tulisan pada spanduk para caleg banyak yang mengaitkan pengunjung dengan keberadaan Ponari sebagai tabib cilik.
Selain banyak muncul atribut caleg dan parpol, juga muncul spanduk-spanduk dari Pemkab Jombang bekerja sama dengan NU serta MUI. Berbeda dengan atribut parpol dan caleg yang mendoakan pengunjung lekas sembuh dan minta dukungan, spanduk pemkab, NU dan MUI itu berisi pesan agar pengunjung tidak menjadi syirik, setelah sembuh dari pengobatan Ponari yang menggunakan media batu.
Bunyi pesan dari MUI, pemkab dan NU itu, di antaranya Batu, Air, Ponari, adalah perantara. Bahwa yang menyembuhkan sesungguhnya Allah SWT, Allah Maha Besar dan Maha Pemberi Kesembuhan, dan sebagainya. (warnaislam.com)
ass.lagi-lagi mistis ponari sembari promosi poarpol lagi faktanya masyarakat di kita apatis sekali dengan yang namanya mistis,selain itu kebanyakan masyarakat kita kurang memahami memilih seorang pemimpin karena mereka jauh dengan petunjuk allah dan rosulnya melalui al.quran dan sunnahnya. oleh karena itu mari kita sebarkan kebenaran allah dan rosulnya ini dengan menegakan syariah dan khilafah allah huakbar…!!
lho lho kok perantara….. kacau suracau…