Aljazeera Net edisi (02/09/2016) mengutip pengumuman resmi pemerintah Uzbekistan tentang meninggalnya Presiden Islam Karimov—pada hari Jum’at—dalam usia 78 tahun. Pemerintah mengatakan bahwa Presiden akan dimakamkan pada hari Sabtu di Samarkand, setelah kesimpangsiuran berita tentang kematiannya.
Pihak berwenang mengatakan—dalam sebuah pernyataan singkat pada pagi hari Jum’at: “Para warga yang terhormat, diiringi duka yang mendalam, kami menginformasikan kepada kalian bahwa kesehatan presiden kita telah memburuk secara signifikan, dan dokter mengatakan kondisinya sangat kritis.” Pernyataan singkat itu dipublikasikan di halaman depan surat kabar resmi dan dibaca oleh presenter di televisi.
Pemerintah mengumumkan pada akhir minggu tentang pemindahan Presiden ke rumah sakit. Sementara putri bungsunya Lola Karimova-Tillyaeva menjelaskan bahwa ayahnya menderita pendarahan otak. Sedang situs oposisi “Fergana” mengatakan pada hari Kamis malam tentang persiapan intensif untuk pemakamannya di Samarkand tempat kelahiran Presiden. Sementara itu juru bicara Badan Keamanan Udara Uzbekistan menegaskan kepada kantor berita RIA Novosti bahwa Samarkand akan ditutup pada hari Sabtu.
*** *** ***
Alhamdulillāh, terima kasih banyak Ya Allah Tuhan semesta alam atas tewasnya tiran terkutuk musuh Islam dan kaum Muslim, serta pembantai para aktivis dakwah, yaitu Islam Karimov, setelah stroke menimpanya. Semoga Allah membinasakannya, sehingga tidak ada belas kasih Allah sedikitpun kepadanya. Sang tiran penjagal ini telah tewas, dimana dalam lembaran hidupnya berlumuran ribuan kejahatan terhadap Islam dan kaum Muslim, seperti pembunuhan, pemerkosaan, pemenjaraan, penyiksaan, penggusuran dan pengusiran, penyerangan terhadap agama Islam, serta penindasan atas negara dan rakyat. Ya Allah, kini ia telah tewas, maka perlakukan ia sesuai kejahatan yang dilakukannya, dan kutuklah sebab ia telah menghalang-halangi (manusia) dari jalan-Mu dan menyakiti para wali (kekasih)-Mu. “Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok.” (TQS. Al-A’rāf [7] : 44-45).
Dan Karimov untuk orang yang tidak tahu. Islam Abduganiyevich Karimov atau Yitzhak Mirzakandov dilahirkan pada bulan Januari 1938 di Samarkand … Ia diadopsi oleh panti asuhan pemerintah di kota Samarkand. Dikatakan bahwa asal-usulnya kembali kepada seorang Yahudi. Utsman Haq Nazerov, salah seorang penulis Uzbekistan mengatakan: Islam Karimov dilahirkan ketika Abdulgani menghabiskan tahun ketiga di penjara. Ia menambahkan bahwa semua penduduk Yahudi pinggiran kota Samarkand tahu bahwa anak terakhir dalam keluarga Karimov adalah putra Yitzhak Mirzakandov, salah satu intelektual Yahudi terbesar di Samarkand pada saat itu. Sedang nama aslinya (informal) adalah Yitzhak, bukan Islam. Hubungannya dengan Yahudi tidak berhenti pada asal usulnya saja, bahkan istri keduanya, Tatyana Akbarovna Karimova yang dinikahinya pada tahun 1966, ayahnya adalah seorang Tajik dan ibunya Yahudi Tajikistan. Tatyana telah membantu Karimov melalui keluarga Yahudinya di Komite Sentral Partai Komunis di Uni Soviet pada tahun 1989 hingga ia diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis di Republik Uzbekistan, yang berafiliasi dengan Uni Soviet pada saat itu. Pada tahun-tahun awal ia memerintah Uzbekistan, semua kader di sekelilingnya murni orang-orang Yahudi (sumber laporan yang dibuat oleh Jaringan dan Forum Kritikus Media, 10/05/ 2015).
Tentang kejahatannya, Human Rights Watch mengatakan pada saat pengumuman meninggalnya: “Presiden otoriter Uzbekistan, Islam Karimov, yang dilaporkan meninggal pada 2 September 2016, meninggalkan warisan penindasan (represif) politik dan agama … Selama pemerintahan Karimov, yang berlangsung lebih dari 26 tahun, pihak berwenang telah menangkap ribuan orang atas tuduhan yang bermotif politik, menyiksa mereka secara rutin di penjara dan kantor polisi, dan memaksa jutaan warga, termasuk anak-anak memetik kapas dalam kondisi yang kejam. Pasukan pemerintah Uzbekistan membunuh ratusan demonstran damai di kota Andijan pada 13 Mei 2005, dimana tidak seorang pun yang diberikan keadilan … Steve Swerdlow, seorang peneliti di Departemen Asia Tengah pada Human Rights Watch mengatakan: “Islam Karimov meninggalka warisan penindasan brutal dari seperempat abad berkuasa. Karimov memerintah dengan teror dan mendirikan sistem yang identik dengan pelanggaran terburuk terhadap Hak Asasi Manusia: penyiksaan, penghilangan, kerja paksa, dan menghancurkan secara sistematis adanya oposisi (perbedaan pendapat). Dengan satu insiden saja dalam 27 tahun terakhir, Karimov disebut penjagal Andijan.”
Human Rights Watch juga mengatakan: “Pada tanggal 13 Mei 2005, pasukan keamanan pemerintah menembak dan membunuh ratusan demonstran yang sebagian besar damai di Andijan, untuk menekan demonstrasi yang mencapai 10.000 orang di alun-alun utama kota. Pihak berwenang menempatkan berbagai insiden dalam konteks terorisme untuk membenarkan reaksi kekerasan terhadap sejumlah protes, dan mengklaim bahwa orang-orang bersenjata menyusup di antara para demonstran, sehingga merekalah yang bertanggung jawab atas korban meninggal dan luka-luka. Pemerintah mengopinikan bahwa mereka yang melakukan protes adalah para militan Islam yang berusaha untuk menggulingkan pemerintah.” Human Rights Watch melalui penyelidikan yang intensif menemukan bahwa “ada sedikit sekali di antara demonstran yang membawa senjata api, dan tidak ada bukti yang mengaitkan mereka atau para demonstran lainnya dengan agenda Islamis.”
Di tahun-tahun berikutnya setelah pembantaian Andijan pihak berwenang Uzbekistan terus melakukan penganiayaan untuk menekan kelompok-kelompok advokasi Hak Asasi Manusia, wartawan, pengacara independen dan kaum Muslim independen, serta pembongkaran masyarakat sipil di Uzbekistan dan menciptakan iklim ketakutan bagi beberapa aktivis pemberani yang terus berusaha untuk beeaktivitas di negara ini. Steve Swerdlow mengatakan: “Alih-alih menggunakan runtuhnya Uni Soviet untuk membangun negara yang menghormati Hak Asasi Manusia dan demokrasi, justru Islam Karimov menciptakan sebuah negara yang semakin otoriter dan korup. Artinya, dengan kematian Karimov bahwa sejumlah korban yang tak terhitung jumlahnya dan rakyat Uzbekistan tidak akan melihatnya akan memberikan keadilan bagi kejahatannya … pewarisnya akan menyelimuti Uzbekistan dengan kegelapan dalam bertahun-tahun berikutnya, selama para pelanggaran tetap bebas dari hukuman (sumber: situs Human Rights Watch, 02/09/2016). Jadi, apa yang dapat dikatakan terkait tiran yang begitu besar teror dan permusuhannya terhadap Islam!
Tiran Karimov telah tewas, sementara di penjaranya ada lebih dari enam ribu tahanan aktivis Hizbut Tahrir dan ribuan kaum Muslim lainnya. Karimov telah tewas sementara ia telah membunuh banyak kaum Muslim dan aktivis Hizbut Tahrir yang tak terhitung jumlahnya. Sang tiran telah tewas sementara dalam lembaran kejahatannya ada pembantaian Andijan. Sang tiran telah tewas sedang dalam lembaran perbutannya ada syuhadā’ (mereka yang syahid) dari aktivis Hizbut Tahrir: Umrzakov Kodirzhon Teshaboevich, Siddikov Zhuraboy, Anne Yevgeny, Mahmoud Jan Nu’manovich Hasanov, Holmatov Ikrom Dovutovich, Tulagianav Abdul Ghafoor Abdul Matlovich, dan Sultan Murad Musayev, saudari Nilofar Rahim Janav, Thasinov Abdul Rahim Abdul Faqarevich, Rozyev Farhad, Salahu-Dinov Samar ad-Din Siraj ad-Dinovic, Sa’eed Kholmakhat Ishmanov, Ni’manov Kareem John Rustamovitch, Abdul Rahimov Mirgalem, Yasharov Poteer Mahmodovich, Aighamberdeoff Abdul Salam Saatovich, Amanov Hamidullah, Abdul Rahimov Mirgalem, ahli hukum Otakhanov Adel, Gyassov Nadir Zyadowitsh, Karimov Shawwkat, dan masih banyak lainnya yang tidak saya sebutkan, tetapi Allah mengetahuinya.
Ya Allah, terimalah saudara-saudara kami yang telah syahid, rahmatilah saudara-saudara kami yang tidak berdaya dalam penjara, dan berilah mereka karunia dengan kelapangan dari-Mu, sebaliknya binasakan para tiran yang lainnya dengan tangan kami dan tangan mereka, sembuhkan hati kami dan hati mereka, sebab mereka para tiran ini telah merusak janji-janji-Mu, memerangi para kekasih-Mu, sebaliknya mereka setia dengan musuh-musuh-Mu, dan bahkan mereka tidak peduli dengan ancaman-Mu. Ya Allah, beratkan tekanan-Mu pada mereka, dan segerakan untuk kami tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, yang akan menjadi penolong bagi para kekasih-Mu dalam memerangi musuh-musuh-Mu. Sembuhkan hati kami, wahai Allah Tuhan semesta alam. Allāhumma āmīn, Allāhumma āmīn. [Abdullah Mahmud]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 4/9/2016.