HTI-Press. Lajnah Makaatib wal Masaajid Hizbut Tahrir Indonesia telah mengadakan Training Khotib Angkatan I pada tanggal 28 Februari 2009. Training ini diikuti oleh 73 orang dari berbagai utusan, ada dari kalangan mahasiswa, utusan Masjid umum dan Perkantoran, dan perorangan dari perkantoran di Jabodetabek. Training ini juga diikuti perserta khusus dari mahasiswa Papua.
Acara ini berjalan dengan baik. Pemateri I, KH. Abu Hanifah menyampaikan materi tentang kewajiban Dakwah dan Karakter seorang Da’i. Beliau menjelaskan bagaimana karakter seorang khatib yang memiliki kesadaran dakwah untuk mengajak manusia ke jalan Allah, mengubah pemahaman manusia untuk taat kepada Allah. Dengan demikian, seorang pengemban dakwah senantiasa memegang teguh kebenaran, berkembang dengan kebenaran, berpijak di atas kebenaran, inilah jalan yang lurus, methode yang telah ditempuh oleh para Rasul Allah.
Pemateri II, KH. Hafizd Abdurrahman menyampaikan materi Hukum-hukum seputar Khutbah Jum’at, meliputi Rukun Khutbah, Syarat dan adab Khutbah didasarkan pada pendapat 4 imam Madzhab. Beliau menegaskan bahwa salah satu adab khutbah adalah dalam penyampaikan Khutbah harus menggunakan gaya Khitobah (seruan), bukan gaya mengajar, presentasi, atau bersyair. Sehingga suara harus lantang dan keras seperti orang yang sedang marah, inilah seharusnya yang tampak pada seorang khatib. Dalam sesi ini banyak sekali pertanyaan dari para peserta seputar masalah Sholat Jum’at dan Khutbah jumat.
Sesi ketiga disampaikan materi tentang Retorika Dakwah oleh Ust. M. Rahmat Kurnia. Peserta diajarkan bagaimana seni berkhutbah yang baik dan benar, juga cara menyusun outline materi khutbah. Beliau menegaskan bahwa retorika khutbah yang baik itu perlu, tapi isi khutbah yang baik adalah sesuatu yang sangat perlu diperhatikan. Beliau berpesan agar setiap khatib sebelum berkhutbah harus mempersiapkan dirinya dan materi yang akan disampaikan. Materi khutbah harus aktual, pilihan dalil Alqur’an dan Hadits sesuai dengan tema, dan ada kesimpulan dari materi khutbah yang disampaikan.
Setelah tanya jawab sesi ini langsung dilanjutkan dengan praktek khutbah dari peserta yang diwakili oleh 5 orang dari berbagai kalangan. Setelah itu peserta lainnya diminta untuk memberikan masukan/penilaian pada Khatib.
Acara kemudian ditutup dengan sepatah kata dari Ust. Haris Abu Ulya, dilanjutkan kesan dan pesan dari perwakilan peserta. Pesan dari peserta, menginginkan untuk adanya pembekalan secara berkala dari lajnah Makaatib wal masaajid HTI, dalam bentuk pembinaan intensif untuk bekal dakwah.
Lajnah Makaatib wal Masaajid
Hizbut Tahrir Indonesia
(Hasyim Musthafa)
Galeri Foto:
apakah boleh mengikuti program ini,sedangkan latar belakang pendidikan bukan dari sekolah2 santri ?