Pemerintah yang berkuasa di Tunisia memperingati tanggal 15 Oktober 2016 sebagai hari jadi ke-53 dari evakuasi terakhir tentara Perancis dari Tunisia yang terjadi pada tanggal 15 Oktober 1963.
Mereka menghubungkan evakuasi tentara Perancis dari Tunisia itu dengan Pertempuran Bizerte padahal jelas dari sejarah bahwa tentara Perancis meninggalkan Tunisia dua tahun penuh setelah “Pertempuran” Bizerte.
1 – Memang penduduk Tunisia adalah para pahlawan dan mereka berhadapan dengan teroris Perancis bersama gudang persenjataan militernya dengan dada telanjang dan keberanian yang tak tertandingi.
Lalu mereka mengajak bergabung ribuan warga sipil tak bersenjata dari semua provinsi Tunisia untuk pergi ke Bizerte untuk dibantai.
2. – Kemerdekaan yang dinyatakan pada tahun 1956 adalah palsu. Hal itu karena Perancis tetap berada di Bizerte (yang dikatakan Galle Ferry bahwa itu lebih penting dari Tunisia secara keseluruhan) selama 8 tahun penuh dan meluncurkan pesawat untuk menyerang Mujahidin di Aljazair. Itu berarti bahwa Bourguiba dan kelompoknya adalah mitra dari kolonialisme Perancis karena membantai Mujahidin. Kemudian ketika bau pengkhianatan Bourguiba mulai tersebar dan tercium dan celaan dari Mujahidin di Aljazair menjadi kuat selain Tunisia dengan menolak perjanjian kemerdekaan yang diklaim itu dari Mesir, saat hal ini terjadi Pertempuran Bizerte dikarang tanpa persiapan atau perencanaan.
Bourguiba kemudian terus melanjutkan hubungan yang hangat dengan Perancis yang telah membantai penduduk Tunisia dan Aljazair sementara dia selalu mengatakan bahwa kita ingin membangun hubungan baru dengan Perancis tanpa malu atau rasa malu.
Mereka yang merayakan ‘hari evakuasi’ ingin memisahkan Tunisia dari entitas alami negeri-negeri Islam sementara Tunisia telah menjadi Wilayah diantara provinsi-provinsi dari sebuah negara besar.
Perancis tidak meninggalkan Tunisia dan Aljazair, tidak juga Inggris meninggalkan Mesir dan Palestina kecuali setelah mereka merasa yakin bahwa kelompok baru yang berkuasa secara intelektual dan politik tunduk kepada barat sekuler dan bahwa para pemimpin baru itu akan melawan Islam dan para penyerunya, dan melawan dengan segenap kekuatan mereka untuk mencegah kembalinya entitas politik: Khilafah yang mendapat petunjuk yang akan menggabungkan semua Muslim untuk bersama-sama berada dalam satu negara yang satu.
Jadi apakah ‘evakuasi’ itu benar-benar terjadi ?? Ataukah apakah yang disebut sebagai pembebasan nasional yang berlangsung di tahun 1940 dan setelah itu di abad ke-20 tidak lain adalah penipuan besar bagi umat Islam dalam hal evakuasi penjajahan? Sementara yang benar adalah bahwa kolonisasi hanya hilang dalam hal nama sementara yang tersisa dalam kenyataannya adalah kasus seperti ini di mana kaum kolonialis meninggalkan pasukan agen politik, syekh dan partai politik di belakang mereka.
Apakah ‘evakuasi’ benar-benar terjadi dari negeri-negeri Muslim? Ada masalah apa dengan pangkalan militer Amerika dan Inggris yang mengepung dunia Islam? Dan apa yang telah dilakukan tentara Amerika di Irak sejak tahun 1990 dan apakah kita telah lupa Afghanistan yang benar-benar hancur? Dan apa yang telah dilakukan tentara Perancis di Mali dan Libya, dan pasukan Inggris di Libya, Yaman dan Tunisia ??? Selain juga para tuan rumah dari agen intelijen yang telah bersarang di seluruh negeri muslim.
Mantan Menteri Luar Negeri Inggris Hague menyatakan bahwa negaranya telah menambah jumlah karyawan di kedutaan besar Inggris di Tunisia dua kali lipat.
Adapun kedutaan Amerika di Tunisia menyerupai sebuah pangkalan militer yang menjadi tuan rumah hampir 5000 staf. Jadi apa yang mereka semua sedang lakukan ???
Evakuasi sesungguhnya yang kita cari adalah pembebasan menyeluruh dari penjajahan, tidak hanya di Tunisia melainkan juga di semua wilayah Islam. (rz/khilafah.com, 15/10/2016)