Sekretaris Jenderal PBB menekan pemimpin Sudan untuk menerima tentara non Afrika dalam pasukan penjaga perdamaian yang akan tiba di Darfur dalam beberapa pekan mendatang. Bn Ki-moon mengirimkan dua utusan paling seniornya ke pertemuan puncak Lisabon. Dalam waktu 25 hari, pasukan gabungan Uni Afrika dan PBB akan digelar di Darfur, namun Khartoum menegaskan hanya tentara Afrika yang harus dikirimkan.
Duta Besar Sudan mengatakan kepada BBC, PBB berusaha mencari dalih atas kegagalannya dengan menyalahkan penundaan pengiriman tentara kepada pemerintahnya. Khartoum mengatakan tidak ingin kontingen dari Thailand, Nepal, Swedia dan Norwegia dalam pasukan berkekuatan 26.000 orang yang akan mengambil alih tentara Afrika yang kewalahan di Darfur.
Namun Duta Besar Sudan di PBB, Abdalmahmood Abdalhaleem Mohamad mengatakan, pasukan penjaga perdamaian idealnya harus terdiri dari seluruh negara Afrika. “Ketika PBB gagal, seperti dalam menyediakan keuangan, gagal menemukan helikopetr, hal paling cepat adalah menyalahkan Sudan, dikatakan Sudan memperlambat geraknya,” katanya kepada BBC. “Saya menjamin kami komit terhadap pengiriman operasi bersama ini. Kami menerima hampir 97 persen komposisi pasukan,” lanjutnya. (BBC: 06 Desember, 2007 – Published 12:07 GMT)
Komentar : Upaya disintegrasi terhadap negeri muslim terus dilakukan AS dan sekutunya. Dengan memanfaatkan PBB, AS berupaya untuk memecahbelah Sudan dan menanamkan pengaruhnya di negeri muslim yang dikenal kaya itu. Umat Islam harus waspada, karena PBB adalah alat AS untuk kepentingannya.