Tudingan Kapolri Tito Karnavian bahwa aksi 4 Nopember terpicu oleh agenda kelompok yang ingin mendirikan khilafah dibantah tegas Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhamamd Ismail Yusanto.
“Tudingan ini sungguh aneh, yang menuding ini terbukti gagal memahami substansi dari aksi. Sudah berulangkali ditegaskan, aksi itu adalah aksi umat yang mengekspresikan kemarahan umat terhadap penistaan Al-Qur’an yang dilakukan Ahok. Termasuk kemarahan umat terhadap lambatnya, kalau tidak boleh disebut keengganan aparat untuk segera memproses pelaku penistaan Al-Qur’an itu. Itulah sebenarnya esensi dari aksi besok. Sesederhana itu? Iya sesederhana itu!” tegasnya kepada mediaumat.com, Kamis (03/11/2016).
Menurut Ismail, kalau pemerintah bijak, aparat bijak menanggapi aksi itu, fokuslah terhadap esensi dari aksi itu. “Dan lakukan segera, apa yang menjadi tuntutan umat Islam yaitu, pelaku penistaan agama itu segera ditangakap, masukan ke dalam penjara diproses hukum. Itu!” tuntutnya.
Nah, sungguh sangat tidak ada manfaatnya bahkan itu akan memancing suasana lebih keruh bila aparat atau pemerintah justru mengembangkan opini-opini yang tidak punya dasar sama sekali seperti tudingan bahwa aksi ini ditunggangi oleh kelompok radikal segala macam.
“Percayalah kalau pemerintah masih begini caranya dalam bersikap. masalah ini bukan selesai tetapi malah semakin besar, kalau sudah semakin membesar dan tak terkendali maka yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah yang tidak segera merespon tetapi malah menuding yang macam-macam,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo