Umi Kalsum – detikcom
Jakarta – Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) sejak awal sudah menyatakan sikap tegas bahwa Idul Adha jatuh 19 Desember 2007. DDII beralasan wukuf Arafah cuma ada satu dan jatuh 18 Desember, sehingga otomatis Idul Adha 1428 H jatuh satu hari setelahnya. Untuk salat Id, DDII memusatkannya di Masjid Al Furqon, Jalan Kramat Raya Nomor 45, Jakarta Pusat pukul 06.45 WIB dengan khatib KH Khalil Ridwan.
Selain di kantor pusatnya, DDII juga menggelar salat Id di Masjid Al Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, dengan khatib Ustad Sobahus Surur.
Salat Id juga digelar di Pesantren Husnayain, Jalan Lapan, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pukul 06.45 WIB. Bertindak sebagai khatib Ustad Effendy Umar, dan Pesantren Akmaliyah di Jalan PKP, Kelapa Dua Wetan, Jakarta Timur.
Ketua Umum DDII KH Khalil Ridwan kepada detikcom, Selasa (18/12/2007), menegaskan, keputusan DDII dilakukan sesuai wukuf di Arafah.
“Wukuf Arafah itu kan cuma ada satu, sementara Idul Adha jatuh hari berikutnya setelah wukuf. Wukuf terjadi Selasa, otomatis syar’i Rabu, lebarannya. Kalau ketentuan lebaran Kamis, ikut wukuf yang mana?” tanya salah satu ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, imbuh Khalil, ketentuan Idul Adha sudah seperti itu, jatuh setelah wukuf. “Arafah kan nggak ada di tempat lain, hanya di Saudi. Kalau Arafah ada di Jepang ya kita ikut Arafah Jepang,” selorohnya. ( umi / nrl )
Sumber: http://www.detiknews.com