بسم الله الرحمن الرحيم
Jawab Soal
Kemenangan Trump dalam Pemilu Amerika!
Pertanyaan:
Ada pertanyaan yang saya belum menemukan jawaban meyakinkan. Pertanyaan itu adalah, bagaimana Trump menang atas Clinton dengan selisih yang begitu besar? Perlu diketahui bahwa survey sebelum pemilu pada 8/11/2016 menunjukkan keunggulan Hillary atas Trump dengan selisih yang menyolok. Demikian juga, pernyataan-pernyataan Trump selama kampanye sangat panas terhadap semua pihak: terhadap Eropa, China, Saudi, kaum Muslim umumnya, hingga semua Eropa… Dalam pernyataannya ada pujian terhadap Rusia dan Bashar… Apakah itu berarti bahwa politik Amerika akan berubah, khususnya di Suriah? Terima kasih untuk Anda dan semoga Allah memberi Anda balasan yang lebih baik.
Jawab:
Supaya kita paham realita jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas maka harus dipaparkan perkara-perkara berikut:
- Undang-undang pemilu di Amerika menyalahi kondisi yang biasa berlaku, yang bergantung pada pendapat masyarakat dan standar jumlah suara. Akan tetapi setiap negara bagian memiliki sejumlah suara elektoral (electoral vote) di Electoral College yang totalnya mencapai 538 suara. Calon yang menang dengan mendapat suara mayoritas di suatu negara bagian, hingga meskipun hanya menang 1%, maka ia memperoleh semua suara elektoral (electoral vote) -prinsip ini disebut the winner take all– negara bagian itu. Misalnya, jika suatu negara bagian penduduknya 2 juta dan negara bagian itu memiliki 20 suara elektoral (electoral vote) di electoral college, maka jika seorang calon menang dengan meraih 51% suara pemilih dan calon lain mendapat 49% maka pemilik suara 51% mengambil semua suara elektoral (electoral vote) negara bagian itu, yakni dia mendapat 20 suara, dan bukan hanya nisbah suara yang dia raih (51% x 20 = 10,2) yakni sekitar 11 suara saja, dan calon lain mendapat 9 suara; sebaliknya calon yang menang itu mengambil 20 suara itu semuanya.
Begitulah, kadang seorang calon meraih mayoritas suara pemilih (popular vote) tetapi tidak berhasil meraih mayoritas suara elektoral di electoral college. Karena hal itu bergantung pada kepadatan penduduk suatu negara bagian dan jumlah suara yang diperuntukkan untuk negara bagian itu di electoral college, serta nisbah yang diperoleh oleh seorang calon dari calon lainnya.
Adapun survey maka yang dominan atasnya adalah suara masyarakat, bukan suara di electoral college. Karena itu, kadang tidak sesuai antara suara mayoritas masyarakat dengan suara mayoritas di electoral college seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya. Dan inilah yang terjadi secara riil: “Clinton meraih mayoritas suara masyarakat (popular vote) yakni 60.556.142 suara atau 47,6% dan pada saat yang sama ia mendapat 232 suara di electoral college.. Sedangkan Trump, ia mendapat suara masyarakat (popular vote) yang lebih kecil yaitu 60.116.240 suara atau 47,3%, akan tetapi ia berhasil mendapat suara mayoritas di electoral college sebanyak 306 suara…” (Pemilu Presiden Amerika 2016 – 8 November 2016).
Ini dari satu sisi. Dari sisi yang lain, pengaruh finansial, politik dan keamanan yang menyertai para calon, dan aksi-aksi yang tidak memperhatikan nilai apapun, bahkan setiap calon menghabiskan kekuatannya tanpa memandang itu menguntungkan dia atau sebaliknya… Semua ini berpengaruh dalam mendorong para pemilih ke orientasi tertentu.
Misalnya, mobilisasi kasus Clinton (James Comey direktur Biro Investigasi Federal FBI – the Federal Bureau of Investigation), sekitar 11 hari sebelum waktu pemilihan telah mengumumkan investigasi baru tentang penggunaan email oleh Clinton…) (BBC arabic, 13/11/2016). Mobilisasi ini memiliki pengaruh di pemilu sampai-sampai Clinton menyatakan, “pengumuman James Comey beberapa hari sebelum tanggal pemilu tentang investigasi ulang pada penggunaan email pribadinya ketika dia menjabat menteri luar negeri merupakan bahaya politik besar terhadap kampanye pemilihannya”. Ia menambahkan, “prasangka Comey tidak punya dasar kebenaran sama sekali. Dia telah mengumumkan bahwa ia tidak menemukan apapun untuk menuduh saya. Hanya saja pengumumannya itu memiliki pengaruh negatif terhadap hasil pemilu” (BBC arabic, 13/11/2016).
Kemudian, orang-orang partai Republik menyiapkan atmosfer bahwa Amerika butuh perubahan untuk menyelamatkan Amerika disebabkan apa yang mereka ungkit-ungkit berupa keterpurukan Amerika secara internasional di bawah pemerintahan demokrat. Misalnya, seorang Republikan, Dick Cheney, mantan wakil presiden, dalam buku yang ia tulis bersama saudara perempuannya, Liz Cheney, mantan pejabat di kementerian luar negeri dengan judul “Exceptional: Why the World Needs a Powerful Amerika -Pengecualian: Kenapa dunia membutuhkan Amerika yang kuat-” yang petikan-petikannya dilansir pada bulan April lalu (Reuters, 8/4/2016). Buku itu dikeluarkan pada bulan September dua bulan sebelum pemilu. Dick Cheney mengatakan dalam bukunya itu, “Sayang pada waktu kita menghadapi bahaya yang jelas dan riil ada, karena ancaman terorisme yang terus meningkat dengan cepat, presiden Obama justru memperlemah kekuatan kita secara besar dan meninggalkan sekutu-sekutu Amerika dan sebalikya menggandeng musuh-musuh kita”.
Ini di samping lingkungan finansial, pengaruh kebijakan intelijen dan kekuatan tersembunyi untuk masing-masing calon! Kemudian pemanfaatan lobi Yahudi untuk meraih suara mereka. Di dalam wawancara dengan situs Israel Today, yang dilansir pada 11/5/2016, Trump menyatakan bahwa “kecintaannya kepada Yahudi dan entitas mereka sudah ada sejak lama sekali”. Ia mengatakan, “Kami akan melindungi Israel dan kalian jangan sampai lupa bahwa Israel menggantungkan harapan besar kepada kita di kawasan. Karena itu Israel sangat penting”. Ia berjanji akan memindahkan kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke al-Quds (Jerusalem)….
- Kampanye pemilu di negara kapitalis khususnya Amerika adalah kampanye “menyebar cucian kotor” untuk tiap calon. Mereka tidak menahan diri dari membeberkan skandal, celaan, cacian, mencari-cari kesalahan dan dosa calon… Hanya saja kali ini lebih dari sebelumnya. Hal itu tampak dengan jelas dengan jatuhnya tingkat calon dan runtuhnya retorika pidato mereka. Berbagai tuduhan personal sampai pada kehormatan mendominasi. Tidak tampak bahwa mereka memiliki ide-ide solusi yang efektif untuk problem-problem Amerika yang makin kritis. Akhirnya tarjih bagi banyak orang dari warga Amerika adalah antara orang yang buruk dari orang yang lebih buruk. Ini mengisyaratkan Amerika meluncur jatuh seiring makin rumitnya problem-problem dan krisisnya di dalam negeri, krisis ekonomi, meningkatnya perpecahan di dalam masyarakat Amerika, dan mungkin diperdalam oleh kampanye Trump… Colin Powell, seorang anggota partai Republik dan mantan menteri luar negeri, mendeskripsikan calon partainya, Trump sebagai “aib nasional dan person yang dicampakkan secara internasional” (BBC arabic, 14/9/2016). Sedangkan Hillary Clinton, sebagian pihak menilainya sembrono dan tidak pantas untuk memimpin Republik Amerika Serikat. Bukti hal itu adalah penggunaan email pribadinya untuk mengirimkan informasi-informasi rahasia selama ia bekerja sebagai menteri luar negeri. Kantor FBI telah meminta keterangan calon presiden Amerika Hillary Clinton (tentang emailnya ketika ia menjabat menteri luar negeri… Departemen Kehakiman memeriksa apakah kelalaian itu menjadi suatu bentuk pidana… (BBC arabic, 2/7/2016). Semua itu menunjukkan kemunduran yang mulai menerpa Amerika. Ketika tidak ditemukan selain kedua calon itu, dan keduanya adalah yang terbaik dari yang dimiliki oleh Amerika, maka hal itu menunjukkan terpuruknya masa depan untuk Amerika… Ini dari sisi ciri pernyataan-pernyataan kampanye dalam bentuk “menyebar cucian kotor”…
Adapun dari isi kredibilitas implementasi pernyataan-pernyataan ini, maka itu hampir-hampir tak memiliki kredibilitas yang berbobot, kecuali dengan tingkat kesesuaiannya dengan kecongkakan uslub-uslub republik dan kelicikan uslub-uslub demokrat… Begitulah, pernyataan-pernyataan kampanye tidak diambil sebagai standar hakiki untuk kebijakan implementatif calon setelah terpilih nanti… Ini adalah fenomena yang nyata. Obama dahulu kampanyenya penuh dengan pernyataan bahwa dia akan menutup penjara Guantanamo. Namun penjara Guantanamo sekarang ini tetap ada pada waktu dua periode terpilihya Obama telah habis! Hingga Trump sendiri, dia mulai bermai-main dengan pernyataanya:
– Trump pada November 2015 menyerukan “pelarangan total dan menyeluruh atas masuknya kaum muslim ke Amerika dan penggunaan kartu khusus untuk kaum muslim untuk menyebut agama mereka, pengkhususan data untuk kaum muslim, dan ia juga menyerukan pengawasan masjid-masjid…” (BBC arabic, 7/12/2015). Akan tetapi, setelah itu Trump mengatakan tentang janjinya “bahwa itu hanya usulan tidak lebih…” (al-Jazeera, 11/11/2016). Akan tetapi, Trump akan tetap menggunakan uslub ancaman terhadap kaum Muslim dan mempersempit mereka meski dia tidak mengimplementasikan ucapannya itu.
– Dalam masalah nuklir Iran, Trump menyatakan bahwa dia akan menghapus kesepakatan, padahal tidak mungkin dia melakukan hal itu. Melainkan dia akan menampakkan sikap keras dan ketat terhadap Iran, untuk mengelabuhi masyarakat bahwa dia menentang Iran. Padahal dia paham bahwa Iran beredar di orbit Amerika dan menjalankan politik-politik Amerika. Hal yang menunjukkan bahwa ia bertentangan dengan dirinya sendiri dalam pernyataan-pernyataannya. Atau dia sengaja bertentangan untuk menakut-nakuti pihak yang berseberangan dan membisikkan kepada orang-orang Amerika serta menggugah emosi mereka bahwa dia akan melakukan untuk mereka sesuatu yang tidak dilakukan oleh para pendahulunya. Seolah-olah itu adalah uslub yang digunakannya untuk menyesatkan sehingga menutupi aib-aib Amerika dan ketidakmampuannya untuk mengimplementasikannya.
– “Presiden Amerika terpilih Donald Trump dalam wawancara dengan jaringan CBS mengatakan bahwa dia akan mendeportasi sekitar tiga juta imigran gelap dari Amerika… Trump menambahkan dalam wawancaranya itu: “apa yang akan kita lakukan adalah mendeportasi orang-orang yang memiliki catatan kejahatan, anggota-anggota geng, dan penyelundup narkoba, mungkin mereka ada dua atau tiga juta orang, kita akan mengeluarkan mereka dari negeri kita atau menempatkan mereka di penjara… Akan tetapi kita akan mengeluarkan mereka dari negeri kita. Mereka ada di sini secara ilegal…” Presiden dari partai Republikan itu melanjutkan ucapannya bahwa setelah “mengamankan” perbatasan, pejabat imigrasi akan mulai mengambil keputusan terkait imigran gelap di Amerika Serikat… Dan tentang pembangunan tembok antara Amerika Serikat dan Meksiko, Trump mengatakan bahwa tembok yang akan dibangun di perbatasan mungkin tidak semuanya dibangun berupa tembok dan mungkin mencakup bagian-bagian terbatas berupa pagar terali. Ia menjelaskan “mungkin mencakup beberapa pembuatan pagar terali… di beberapa daerah lebih cocok pembangunan tembok. Saya mahir dalam pekerjaan yang disebut pembangunan” (al-Hurrah, 13/11/2016). Jelas bahwa ia bermain-main dalam pernyataan-pernyataanya. Setelah ia mengatakan pendeportasian tiga juta, ia kembali menjelaskan dan mengecualikan. Dan hingga masalah pagar terali, ia kembali merinci di situ sebagiannya tembok batu dan sebagiannya pagar terali… Ini menegaskan bahwa uslub Trump adalah ancaman dan serangan terhadap pihak lain dan dia siap untuk menarik kembali.
– Sebelumya Trump menyatakan bahwa NATO “kehilangan kegunaannya”. Ia menunjuk bahwa intervensi Washington ke samping sekutu Eropanya jika mereka terkena agresi Rusia bergantung pada kontribusi keuangan Eropa di anggaran NATO” (AFP, surat kabar al-Khaleej, 11/11/2016).
Dalam masalah itu, presiden saat ini Barack Obama mengatakan: “Trump menyampaikan kepadanya bahwa dia akan terus “berkomitmen terhadap NATO yang kuat…” (BBC arabic, 14/11/2016).
- Adapun tentang perubahan politik Amerika dalam isu-isu mendasar yang beredar pada masa presiden sebelumnya maka garis-garis besar politik tidak diprediksi akan berubah. Melainkan yang mungkin berubah adalah uslub-uslubnya. Rezim Amerika dikendalikan oleh beragam institusi. Masing-masing memiliki wewenang yang kadang naik dan turun. Misalnya, presiden dan pemeritahannya, Pentagon, Kongres, Dewan Keamanan Nasional, dan berbagai direktorat keamanan… Ini berpengaruh pada terjaganya garis-garis besar politik Amerika, hampir-hampir tetap dengan perbedaan pada uslub-uslubnya. Dan untuk menjelaskan hal itu saya masuk ke masalah Suria yang ada di pertanyaan:
– Obama mendukung Bashar akan tetapi dia tidak mengumumkan hal itu terang-terangan, sebaliknya ia mengatakan Bashar tidak punya masa depan di Suria… Bashar tidak perlu bernegosiasi dengannya… Bashar tidak ada halangan bernegosiasi dengannya akan tetap tidak ada untuknya periode transisi… Tidak ada halangan untuk eksistensi dia di tahapan transisi akan tetapi tidak ada peran untuknya di pemerintahan Suria setelah itu… Dan akhirnya Obama mengatakan, tidak ada halangan Bashar ikut serta dalam pemilu presiden!! Adapun Trump, maka ia satu kali mengatakan, Bashar memerangi terorisme jadi dia adalah unsur efektif dan prioritas untuk menghancurkan terorisme dan bukan untuk (menghancurkan) Bashar. “Surat kabar The Guardian mengatakan bahwa Trump kembali menegaskan bahwa koalisi dengan Rusia dan Suria untuk mengalahkan ISIS adalah kebijakan yang dia kedepankan untuk menangani krisis Suria. The Guardian mengutip ucapan Trump kepada Wall Street Journal bahwa ia tidak menyukai Asad sama sekali. “Akan tetapi dukungan terhadap rezim Asad adalah jalan terbaik untuk menghancurkan ekstremisme yang berkembang pesat di tengah kekacauan perang sipil dan yang mengancam Amerika” (Al-Jazeera, 13/11/2016). Trump telah mengungkapkan pandangannya tentang krisis Suria dalam wawancara yang dilansir oleh New York Times lalu. Ia mengatakan, “saya yakin bahwa kita harus pertama-tama membebaskan diri dari ISIS sebelum membebaskan diri dari Asad”. Adapun apa yang dia janjikan dalam kampanyenya untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Suria dan Irak untuk memerangi ISIS dan ia menyebutkan bahwa bersama itu ia juga akan mengirimkan pasukan NATO… Berbagai kantor berita hari ini, 4/11/2016 mengutip pernyataan Trump yang mengatakan, “kita akan menggunakan kekuatan militer hanya dalam kondisi yang di situ ada masalah vital dari sudut pandang menjamin keamanan nasional Amerika Serikat…” Ini dikatakan oleh semua presiden Amerika, yang dulu dan berikutnya. Mereka tidak ragu melakukan agresi brutal terhadap suatu negeri dengan alasan keamanan nasional, meskipun diselimuti dengan kebohongan terang-terangan!
– Demikian juga, Obama menghalangi persenjataan yang efektif dari oposisi dengan alasan khawatir senjata itu jatuh di tangan teroris… Dan Trump juga mengatakan menghalangi senjata dari oposisi, sama persis, dan dia tidak peduli apakah oposisi setuju atau tidak setuju. “Surat kabar The Guardian mengatakan bahwa Trump mengungkapkan tekadnya menghentikan dukungan Amerika kepada oposisi bersenjata Suria meskipun mereka meminta bantuan…” (Al-Jazeera, 13/11/2016)…
– Juga, Obama mengesampingkan Eropa dari krisis Suria. Obama mengesampingkan Eropa dari Lausanne. Akan tetapi pada hari berikutnya, ia menyenangkan Eropa dengan pertemuan yang tidak ada gunanya… Dan Trump tidak peduli dengan menyenangkan Eropa, akan tetapi ia berteriak kepada Eropa seolah-olah Eropa tidak ada apa-apa! Trump tidak peduli dengan reaksi Eropa yang keras. “… Presiden Prancis Hollande mengatakan tentang Trump: “saya merasa muak dengannya”. Menteri luar negeri Inggris Boris Johnson menyifati Trump, “benar-benar gila”. Pedana Menteri Italia Renzi mengatakan tentang Trump bahwa “Trump menyebarkan politik ketakutan”. Ketua Parlemen Eropa Martin Schulz mengatakan bahwa “Trump merupakan masalah untuk dunia bukan hanya untuk Uni Eropa”… (surat kabar ash-Sharq al-Awsath, 11/11/2016). Menteri Pertahanan Jerman Ursula Von der Leyen menyeru Trump melalui televisi Jerman ZDF pada tanggal 11/11/2016 sebagai reaksi atas pernyataan Trump tentang campur tangan Washington ke sisi sekutu Eropanya jika mengalami agresi Rusia bergantung pada kontribusi keuangan Eropa di anggaran NATO, ia mengatakan: “Anda tidak bisa mengatakan bahwa masa lalu tidak penting dan bahwa nilai-ilai bersama tidak penting dan sebaliknya Anda berusaha mendapat uang dari sekutu semampu Anda… NATO bukan proyek bisnis, bukan korporasi…” (Reuters, 10/11/2016).
– Obama bergantung pada Rusia dalam serangan-serangan brutalnya terhadap Suria, akan tetapi Obama menyatakan menentang serangan-serangan brutal Rusia…! Hal itu dari sisi pengingkaran dan tipu daya untuk oposisi… Sedangkan Trump bergantung pada Rusia secara terang-terangan dan memuji Putin bahkan lebih mengedepankannya dari presidennya sendiri, Obama, dan dari pesaingnya, Hillary Clinton! Trump mengatakan tentang Putin “sungguh dia seorang komandan yang jauh melebihi presiden kita…” (BBC arabic, 14/11/2016). Trump menambahkan bahwa Putin jauh lebih cerdas dari Hillary Clinton dan Putin mengalahkan Clinton di Suria…” (Sky News arabic, 20/10/2016). Begitulah, Obama dan Trump sama-sama bertransaksi dengan Rusia untuk kepentingan Amerika dengan perbedaan uslub. Hal itu dipermudah oleh apa yang dimiliki Rusia berupa rasa rendah diri untuk menjadi negara Eropa atau negara barat dan mengembalikan negara adidaya dan keagungannya pada masa Uni Soviet. Parlemen Rusia riuh dengan tepuk tangan setelah diumumkan kemenangan Trump, sesuatu yang menegaskan betapa parah kebodohan orang-orang Rusia!
Dari semua itu jelas bahwa garis-garis besar dalam politik Amerika tidak berbeda antara partai Republik dan partai Demokrat. Yang berbeda hanyalah uslub.
- Adapun sebab perbedaaan uslub itu, maka sebabnya kembali pada latar belakang berdirinya kedua partai. Partai Republik tidak begitu peduli tampil dengan pakaian demokrasi yang didengungkan, akan tetapi lebih didominasi oleh perilaku cowboy yang penuh dengan kecongkakan. Dia telah tumbuh dari lingkungan ini dan terus didominasi oleh hal itu… Kultur cowboy cenderung kepada person yang menampakkan kekuatan, memukul yang ini dan membunuh yang itu, meledakkan disini dan disana, merampok yang ini dan mencuri yang itu. Dan tidak ada seorang pun yang (bisa) merintangi atau menghentikannya, jadi harus diam atau tunduk. Mereka tidak mempedulikan kejahatan-kejahatan dalam bentuk pembunuhan orang tak berdosa. Mereka memimpin di negeri mereka. Mereka suka membawa senjata dan menggunakannya sesukanya. Kongres Amerika pada Senin menolak usulan partai Demokrat yang mengijinkan perluasan penyidikan tentang sejarah kejahatan dan kejiwaan orang yang ingin membeli senjata secara individual … “Orang Republikan pada Senin 20/6/2016 memberi suara menentang langkah-langkah yang berusaha diloloskan oleh orang-orang Demokrat. Hasil pemungutan suara adalah 44 suara mendukung semetara sebaliknya 56 suara menolak… (Russia today, 21/6/2016). Begitulah, orang-orang Republikan tidak mementingkan pengaturan pemilikan senjata disebabkan hegemoni lobi produsen dan pedagang senjata terhadap orang-orang Republikan… Dari titik tolak ini datanglah uslub Trump. Itu adalah uslub orang yang tampil seolah-olah kuat dan bahwa negaranya kuat untuk mengembalikan prestisenya melalui ancaman-ancaman dan provokasi baik nantinya ia jalankan atau tidak dan malah menarik diri darinya dan mengambil uslub lain. Trump seperti yang dia katakan, “saya ingin menjadi person yang tidak mungkin diprediksi sikap-sikapnya” (Reuters, 10/11/2016). Maka dia akan sengaja menakut-nakuti pihak lain untuk membuat mereka menerima politik Amerika atau tunduk padanya atau takut menentangnya. Karena itu datanglah pernyataan-pernyataannya membentur ke empat arah! Tampak jelas kedengkiannya terhadap Islam dan kaum Muslim… Dan dia terjun ke medan pertarungan China… Para pengikutnya di Korea Selatan, Saudi dan Iran tidak selamat darinya …. Dia menyerang Eropa dengan kuat dalam bentuk yang provokatif dan seolah-olah ia menyengaja hal itu! Ini dari sisi uslub arogansi… Dan ia juga akan menggunakan uslub pedagang agresor dimana ia akan bekerja memeras negara-negara lain dan ingin mengambil keuntungan dan menjadikan pihak lain membayar biaya dan tambahannya kepada Amerika. Dan untuk itu ada di dalam pernyataannya:
– “Saudi adalah negara kaya dan Saudi harus membayar uang atas apa yang diperolehnya dari kita dalam bentuk politik dan keamanan. Ia mengatakan: “Saudi akan menjadi masalah besar dalam waktu dekat dan akan memerlukan bantuan kita. Seandainya tidak karena kita, niscaya Saudi tidak ada dan apa yang dimilikinya tidak bertahan…” (Televisi NBC Amerika, 19/8/2016). Hal itu dalam langkah untuk memerasnya dan mengambil semua simpanan Saudi yang ada di Amerika, apalagi Konggres menyetujui undang-undang yang disebut JASTA (The Justice Against Sponsors of Terrorism Act) yang mengharuskan Saudi membayar kompensasi kepada orang-orang Amerika atas insiden 9/11 tahun 2001 di World Trade Center New York.
– Trump dalam kampanyenya menyebutkan bahwa ia ingin menarik pasukan Amerika yang bermarkas di Korea Selatan selama Korea Selatan tidak membayar bagian lebih besar dari biaya penempatan pasukan ini yang jumlahya mencapai 28.500 personel tentara Amerika dalam kerangka pertahanan bersama melawan Korea Utara.
– Trump meminta Eropa membayar lebih banyak di anggaran NATO. Ia mengatakan bahwa NATO “kehilangan kegunaannya”. Ia menunjuk pada campur tangan Washington ke samping sekutu-sekutu Eropanya jika mengalami agresi Rusia, bergantung pada kontribusi keuangan Eropa di anggaran NATO.” (AFP… suarta kabar al-Khaleej, 11/11/2016).
– Seputar iklim ia mengatakan, “batasan-batasan lingkungan terhadap korporasi-korporasi membuatnya kurang mapu bersaing di pasar global. Dan Trump mendeskripsikan perubahan iklim bahwa itu adalah tipuan”. Begitulah tampak jelas sejauh mana pemerasan finansial yang ditempuh oleh Trump sampai-sampai terhadap antek-antek dan para pengikutnya!
- Adapun partai Demokrat maka dia didominasi oleh tipudaya dan penampilan dengan pakaian demokrasi palsu dan mengikuti uslub-uslub orang Inggris. Jadi dia memberi racun yang dibalut dengan gula. Dia membunuh Anda sementara dia tersenyum. Sementara pada sisi sebaliknya partai Republik memberikan racun murni dan dia membunuh Anda, sementara dia menggigit geraham tanda kemarahan… Karena itu, para presiden dari Demokrat lebih mampu mengelabuhi dan meraih rasa cinta orang-orang bodoh. Sementara para presiden dari partai Republik tidak mengelabuhi seorang pun sebab permusuhan mereka terang dan jelas. Hal itu bisa diperhatikan pada saat menarik pandangan masyarakat kepada contoh-contoh sejarah panjang para presiden dari kedua pihak. Reagen, Nikson, Bush Sr. dan Bush Jr. dari partai Republik dan arogansi mereka terhadap Islam dan kaum Muslim secara provokatif agresif terbuka tampak jelas dan taringnya mencuat… Sementara Kenedy, Carter, Clinton dan Obama dari partai Demokrat, tipu muslihat, tipu daya dan konspirasi mereka terhadap Islam dan kaum Muslim dan senyum mereka menonjol… Bush mengatakan perang salib (crusade) sementara Obama menyitir ayat-ayat al-Quran di Kairo… Padahal keduanya sama-sama melakukan konspirasi terhadap Islam…! Oleh karenanya seperti yang kami katakan sebelumnya: dan oleh karena itu, para presiden Demokrat lebih mampu menipu dan meraih cinta orang-orang bodoh, sementara para presiden Republikan tidak mengelabuhi seorang pun sebab permusuhan mereka terang dan jelas”.
- Hingga dalam hal slogan-slogan kedua partai, ada perbedaan dalam konotasi yang sesuai dengan apa yang kami katakan. Sejak seorang karikaturis Amerika –asal Jerman- Thomas Nast pada 1870 dan 1874 menyebarkan gambar karikatur di majalah Harper’s Weekly yang memperlihatkan gambar keledai berpenampilan singa untuk menakut-nakuti sejumlah hewan, termasuk di dalamnya gajah yang bertubuh besar menghancurkan apa yang ada di sekitarnya… Kemudian keledai menjadi slogan partai Demokrat sementara gajah menjadi slogan partai Republik. Kedua slogan ini mencerminkan potret kedua partai. Selama kampanye tahun 2008 tersebar kedua gambar yang menampilkan, pertama keledai yang mempersonifikasikan slogan partai Demokrat dinaiki oleh seorang perempuan dengan gaun hijau simbol Hillary Clinton dan di belakangnya pemuda berkulit coklat simbol Barack Obama, dan masing-masing memberi keledai itu wortel yang diikatkan ke tongkat panjang. Gambar tersebut pada waktu itu menjadi ekspresi pemilu tentang strategi partai Demokrat yang terfokus pada “targhib wa tarhib”. Di sisi sebaliknya, muncul gambar lain pada kampanye yang sama yang juga memunculkan dua calon, sebagai isyarat ke John McCain dan Mitt Romney –dari partai Republik- yang keduanya menunggangi gajah (mencerminkan slogan partai) dan masing-masing memukulnya dengan tongkat besar sebagai simbol politik konservatif orang-orang Republikan yang mengadopsi “tekad dan kekuatan”.
Begitulah, tindakan-tindakan Trump bukan hal baru dari tindakan-tindakan partai Republik kecuali dengan kadar karakter personal yang membedakan satu person dari person lain. Akan tetapi karakter umum partai Republik hampir-hampir tetap berlaku terhadap semua calon partai dengan pengecualian karakter personal seperti yang disebutkan barusan.
Ringkasnya:
- Garis-garis besar politik Amerika yang diputuskan pada masa presiden sebelumnya tidak berubah secara signifikan, khususnya terhadap Islam dan kaum Muslim. Dengan potret yang lebih khusus terhadap krisis Suria, baik presidennya Republikan atau Demokrat. Hal itu karena politik Amerika diputuskan oleh banyak lembaga yang masing-masing memiliki suatu pengaruh yang kadang naik kadang turun…
- Pernyataan-pernyataan kampanye bukan standar untuk implementasi praktis hubungan internasional atau untuk solusi-solusi problem luar negeri…
- Amerika akan terus menggunakan Rusia dalam perangnya terhadap kaum Muslim yang melakukan revolusi menentang rezim dan sistemnya. Demikian juga menggunakan Rusia untuk berkonfrontasi dengan Eropa. Sebab Amerika ingin membatasi pembangkangan orang-orang Eropa terhadap Amerika, dan orang-orang Eropa adalah saudara muda seperti anggapan orang-orang Amerika, sementara Amerika saudara tua. Hal itu juga untuk menghentikan Eropa merecoki proyek-proyek dan politik-politik Amerika di wilayah-wilayah pengaruhnya. Juga untuk menghalangi aksi independen Eropa di luar kehendak dan payung Amerika dan menghalangi upaya Eropa membentuk kekuatan politik, ekonomi dan militer yang independen.
- Dan diantara uslub-uslub dari administrasi baru adalah ancaman, ejekan dan serangan terhadap orang-orang yang dianggap musuh. Demikian juga penggunaan kecongkakan dan arogansi. Karena itu, uslub terbaik bagi negara lain yang menghormati dirinya sendiri adalah tidak patuh dan tidak tunduk kepada tekanan-tekanan Amerika dan tidak takut terhadap ancaman-ancamannya. Semuanya adalah angin ribut di dalam cangkir. Bahkan negara-negara lain itu harus terus menantang dan memerangi Amerika serta berusaha mengeluarkan Amerika dari kawasan. Sebab ketika Amerika sedang berada di puncak pada masa Bush Jr. saja, waktu itu Prancis membentuk poros bersama negara-negara lain untuk menentang Amerika dan mampu berpengaruh terhadap Amerika, lalu bagaimana sekarang sementara Amerika sedang meluncur jatuh?!
- Tampaknya, pemerintah Amerika di bawah Trump akan menggunakan uslub-uslub pemerasan seperti yang tampak darinya untuk memaksa negara-negara lain membayar, tidak tersisa untuknya selain trik ini. Pada kondisi ini negara-negara lain wajib tidak tunduk kepada pemerasan Amerika dan memicu opini publik menentang Amerika.
- Adapun bangsa-bangsa umat Islam yang sedang berrevolusi, yang mereka menjadi duri terbesar dan kuat di kerongkongan Amerika, yang menggetarkan peraduan Amerika dan tidak membiarkannya bisa tidur nyenyak, mereka harus terus melanjutkan perjuangannya. Dengan izin Allah, mereka akan menang terhadap Amerika dan semua kekuatan imperialis. Hidung Amerika telah tersungkur di pasir Irak dan debu-debu Afganistan… dan hendaknya diketahui bahwa Amerika lebih lemah dari rumah laba-laba. Amerika telah keropos dan berkarat serta hampir jatuh. Akan tetapi umat harus mewaspadai antek-antek Amerika, para pengikut dan komplotannya, mereka adalah penyusup untuk Amerika di negeri-negeri kaum Muslim… Umat harus bergerak ke arah orang-orang mukhlis dan memiliki kesadaran yang akan memimpin umat dengan izin Allah ke arah keselamatan, pembebasan dan kemuliaan, sehingga umat akan kembali seperti dahulu memegang kemuliaan seutuhnya.
﴿كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ﴾
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (TQS Ali Imran [3]: 110)
بسم الله الرحمن الرحيمو«… ثُمَّ تَكُونُ جَبْرِيَّةً، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ» أخرجه أبو داود الطيالسي
“… kemudian ada kekuasaan diktator, dia akan tetap ada sesuai kehendak Allah, kemudian Dia mengangkatnya jika berkehendak mengangkatnya, kemudian ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian” (HR Abu Dawud dan ath-Thayalisi)
Dan Allah Maha Perkasa atas hal itu.
18 Shafar 1438 H
18 November 2016 M
http://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/40573.html#sthash.1X1AjKFE.dpuf