Pihaknya menilai justru mengingatkan pihak KKR bahwa jadwal peribadatan yang telah dilakukan oleh mereka sudah habis masa izinnya.
Ketua Pembela Ahlu Sunnah (PAS) Muhammad Roin mengaku, pihaknya menolak meminta maaf atas penolakan kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang dilangsungkan pada Selasa (6/12) lalu. Massa saat itu melakukan aksi unjuk rasa di area luar Gedung Sabuga tempat kegiatan berlangsung.
“Kami tidak akan meminta maaf kepada pihak KKR hingga saat ini. Kami tidak merasa ada kesalahan apa. Justru yang kami pertanyakan adalah panitia KKR yang harusnya mengklarifikasi dengan kami dan pemkot,” ujar Roin dalam gelaran jumpa wartawan di Masjid Istiqomah, Jalan Citarum, Minggu (11/12).
Tim Kuasa Hukum PAS, Farchat menjelaskan bahwa tidak benar jika PAS melakukan pembubaran atas kejadian KKR Natal Bandung 2016. Yang pihaknya lakukan justru mengingatkan pihak KKR bahwa jadwal peribadatan yang telah dilakukan oleh mereka yang sudah habis masa waktu izinnya yaitu pukul 16.00 WIB.
“Kegiatan KKR tidak insidentil karena masih banyak gereja di tempat lainnya yang dapat menampung jumlah jemaat KKR untuk menjalankan peribadatannya. Sangat berbeda dengan kasus pada 2 Desember 2016 lalu di mana belum ada masjid yang dapat menampung jutaan jemaah untuk melaksanakan shalat jumat,” jelas Farchat.
Sementara itu, menanggapi kisruhnya KKR Natal Bandung 2016 pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung mengaku belum ada obrolan lebih lanjut dengan pihak Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil untuk melakukan mediasi kesepahaman atas kejadian tersebut.
Ketua MUI Kota Bandung Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama, Cecep Sudirman menjelaskan, hingga saat ini tidak ada pembahasan lebih lanjut perihal aksi yang dilakukan oleh PAS atas penolakan yang dilakukan atas kegiatan KKR Natal Bandung 2016 yang diduga menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Pada saat itu, kami pihak MUI walkout pada pukul 15.30 WIB dari kegiatan tersebut. Hingga saat ini tidak ada koordinasi dengan Pemkot Bandung untuk melakukan diskusi ataupun bicara lebih jauh perihal kejadian waktu itu,” turup Cecep.
“Sebagai sesama anak bangsa, kami terketuk hati untuk ikut membantu meringankan beban mereka,” ujarnya. (merdeka.com, 11/12/2016)