Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2016 tumbuh 6,7% (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan September 2016 yang sebesar 7,8% (yoy).
Perlambatan pertumbuhan ini didorong oleh perlambatan ULN sektor publik dan penurunan ULN sektor swasta. ULN berjangka panjang tumbuh 6,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan September 2016 yang sebesar 8,7% (yoy).
Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 8,6% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan September 2016 sebesar 1,8% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN Indonesia pada akhir Oktober 2016 tercatat sebesar US$ 323,2 miliar.
Demikian disampaikan Bank Indonesia (BI) dalam situsnya seperti dikutip detikFinance, Senin (19/12/2016).
Berdasarkan kelompok peminjam, perlambatan pertumbuhan ULN pada Oktober 2016 terjadi pada ULN sektor publik, sementara ULN sektor swasta masih menurun.
ULN sektor publik tumbuh melambat menjadi 17,0% (yoy) dari 20,8% (yoy) pada bulan September 2016 dan ULN sektor swasta masih mengalami penurunan 1,7% (yoy) setelah pada September 2016 turun sebesar 2,7% (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN sektor publik dan swasta masing-masing tercatat sebesar US$ 159,8 miliar (49,4% dari total ULN) dan US$ 163,5 miliar (50,6% dari total ULN).
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (87,0% dari total ULN). ULN berjangka panjang pada Oktober 2016 mencapai US$ 281,1 miliar, terdiri dari ULN sektor publik sebesar US$ 158,4 miliar (56,3% dari total ULN jangka panjang) dan ULN sektor swasta sebesar US$ 122,7 miliar (43,7% dari total ULN jangka panjang).
Sementara itu, ULN berjangka pendek sebesar US$ 42,1 miliar (13,0% dari total ULN), terdiri dari ULN sektor swasta sebesar US$ 40,7 miliar (96,6% dari total ULN jangka pendek) dan ULN sektor publik sebesar US$ 1,4 miliar (3,4% dari total ULN jangka pendek).
Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Oktober 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.
Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,7%. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ULN sektor keuangan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih pada Oktober 2016 mencatat pertumbuhan tahunan yang negatif, sementara ULN sektor industri pengolahan tumbuh meningkat.
Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada Oktober 2016 masih cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi. (finance.detik.com, 19/12/2016)