Israel sedang melakukan proyek rahasia untuk mengembangkan vaksin Antrax dan keampuhan vaksin tersebut diam-diam diujicobakan ke para tentaranya. Tak ada satu pun tentara Zionis itu yang menyadari bahwa mereka sudah menjadi kelinci percobaan proyek pemerintahnya sendiri.
Kementerian Pertahanan Israel seperti dilansir Ynet, mengungkapkan adanya proyek yang diberi nama proyek “Omer 2” ini. Menurut kementerian ini, sejak pertama kali proyek ini diluncurkan tahun 1990-an, uji coba vaksi Antrax tersebut sudah dilakukan pada 716 tentara Israel tanpa pemberitahuan terlebih dulu.
Setelah tahu adanya proyek tersebut, para tentara Israel yang menjadi korban kelinci percobaan itu mengajukan gugatan hukum terhadap militer Israel. Gugatan yang sama juga diajukan organisasi Physicians for Human Rights. Pada surat kabar Haaretz, mereka mengaku bahwa percobaan vaksin Antrax ke tubuh mereka telah menimbulkan efek samping yang mengancam nyawa mereka. Sejauh ini, sudah ada 11 tentara Israel yang harus mendapatkan perawatan medis khusus karena mengalami efek samping dari uji coba vaksin tersebut.
Israel disebut-sebut melakukan proyek rahasia pengembangan vaksin Antrax sebagai strategi untuk mengantisipasi ancaman serangan senjata biologis terhadap Israel. Namun laporan yang dibuat oleh sebuah komite khusus yang beranggotakan sejumlah dokter, penasehat hukum dan para ilmuwan dari Weizmann Institute of Science meragukan motif pemerintah Israel mengembangkan percobaan itu.
Dari laporan itu juga terungkap bahwa Israel sebenarnya sudah memiliki banyak persediaan vaksin Antrax sebelum mengembangkan percobaan vaksin tersebut. “Israel sudah mengupayakan akselerasi untuk memproduksi lebih banyak lagi vaksi Antrax setahun sebelum percobaan dilakukan. Dan ketika percobaan dilakukan, Israel sudah memiliki vaksin Antrax yang jumlahnya lebih dari cukup,” demikian laporan komite khusus.
Komite itu mengkritik Israel yang telah merahasiakan proyek pengembangan vaksi Antrax. Namun mereka belum yakin apakah kebutuhan akan vaksin tersebut sudah dipertimbangkan oleh para pengambil keputusan dan siapa pengambil keputusan di Israel yang memutuskan kebijakan tersebut. Satu-satunya dokumen yang ditemukan oleh Komite Khusus tentang eksperimen vaksi itu adalah dokumen yang ditulis oleh deputi kementerian pertahananan Israel. (eramuslim.com)