Banyak cara dilakukan partai politik maupun calon legislator untuk memperoleh hasil baik dalam Pemilu. Salah satu cara yang tak lazim adalah meminta bantuan orang pintar atau paranormal. Dengan alasan untuk menambah rasa percaya diri, orang pintar pun dijadikan penasihat politik untuk menghitung peluang di Pemilu.
Salah satu paranormal yang laris di masa Pemilu kali ini adalah Uni Ta, seorang ahli cenayang dari Kota Padang. Ditemui di tempat praktiknya di Jalan Seberang Padang, Uni Ta mengaku memiliki banyak klien yang terdaftar sebagai calon legislator.
“Ratusan caleg dari hampir seluruh partai mendatangi dan minta bantuan saya,” ujar perempuan berusia 50 tahun itu, Jumat 27 Maret 2009. Bahkan beberapa saat sebelum bertemu wartawan, Uni Ta mengaku baru saja menerima salah seorang calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Sumatera Barat I.
Menurut Uni Ta yang menolak menyebut nama aslinya itu, calon-calon legislator itu berdatangan ke tempat praktiknya sejak proses penyusunan Daftar Calon Sementara (DCS) hingga masa-masa saat kampanye. Rata-rata calon yang meminta bantuannya berasal dari kalangan tak berduit dan kurang berpengetahuan.
“Banyak yang saya bilang mereka tidak akan berhasil karena kemampuannya tidak ada,” ujarnya. Namun, sejumlah calon yang mendatanginya juga ada yang diprediksi bakal duduk sebagai anggota dewan karena memang memiliki kemampuan.
“Saya bicara jujur, jika dalam penerawangan menunjukkan dia akan terpilih saya akan bilang apa adanya,” ujar Uni Ta.
Ia menyayangkan sikap sejumlah calon yang bersedia habis-habisan untuk maju sebagi calon legislator dalam Pemilu mendatang meski tidak berkompeten. “Makanya saya sering bilang pada mereka banyak yang bakal gila karena terlalu memaksakan diri,” ujarnya.
Calon legislator yang menemuinya bukan terbatas dari lokal Sumatera Barat saja. Sejumlah calon legislator yang berdomisili di Jakarta juga ikut meminta nasihatnya.
Klien Pejabat BUMN
Sebelum memasuki tahapan Pemilu, klien Uni Ta biasanya pejabat dan pengusaha. Sejauh ini, karena alasan kemanusiaan, ia juga sering berkunjung ke Jakarta. Bahkan salah seorang terdakwa yang divonis 7 tahun penjara dalam dugaan kasus korupsi PT Asabri Hendri Leo sempat menjadi pasiennya.
“Saya sudah bilang ke Hendri, dia akan masuk penjara karena terlibat kasus Asabri,” ujarnya. (vivanews.com)
Ternyata selain identik dengan goyang dangdut, demokrasi juga identik dengan kemusyrikan! Wajar,lah,namanya juga negeri klenik. Pantas saja negeri ini tdk pernah barakah. Wah2, kalau semua partai pakai dukun, mungkin yang terjadi adalah perang kekuatan antardukun! Haha. Naudzubillahiminzalik. Bunuh demokrasi dan sekulerisme dgn islam!
Ternyata selain identik dengan goyang dangdut, demokrasi juga identik dengan kemusyrikan! Wajar,lah,namanya juga negeri klenik. Pantas saja negeri ini tdk pernah barakah. Wah2, kalau semua partai pakai dukun, mungkin yang terjadi adalah perang kekuatan antardukun! Haha. Naudzubillahiminzalik. Bunuh demokrasi dan sekulerisme dgn islam! Pemilu 2009, pesta demokrasi, pesta dangdut, pesta kemusyrikan.
Waduh! Kalau para legislatif yang duduk di parlemen nanti mentalnya gini semua, mau jadi apa bangsa ini? Astaghfirullah, negri yang mayoritas Islam ini seharusnya memberantas kemusyrikan seperti itu!