Ketua MUI Bidang Luar Negeri Muhyiddin Junaidi menegaskan bahwa pernyataan Israel yang menyebut Israel tidak sedang berperang dengan Islam adalah sebuah kebohongan.
“Mereka tidak hanya memerangi, mereka membunuh, dan membumi hanguskan Islam, itu yang benar,” tegas Muhyiddin saat dihubungi mediaumat.com, Sabtu (21/1/2017).
Dalam sejarahnya Israel telah terbukti secara gamblang telah banyak membantai umat Islam, termasuk apa yang mereka lakukan di Gaza, Palestina. “Kalau ada seorang guru besar, memuji-muji bangga karena bertemu presiden Israel, apa mereka gak baca literatur siapa itu Yahudi?” tanyanya retoris.
Zionis Israel tetaplah Zionis Israel, sudah menjadi sifat mereka tidak mau mengalah, bahkan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB dianggapnya angin lalu. “Nah sekarang kan kita sudah tahu bahwa Israel memang wataknya seperti itu, mau menang sendiri, kenapa kita mau berbaik-baik dengan mereka,” kata Muhyiddin.
Muhyiddin menyayangkan adanya kunjungan salah satu petinggi MUI ke Israel, meskipun tidak membawa nama organisasi MUI. “Itu yang kita sedihkan, ya betul dia ke sana tidak mewakili MUI tapi dia itu adalah salah satu pimpinan MUI, jabatan itu melekat. Apalagi MUI sedang diperhatikan gerak-geriknya, dan kejadian kemarin membuat MUI menjadi sasaran tembak oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan MUI, ” ujarnya.
Menurutnya itu adalah salah satu cara Israel yang mempunyai agenda terselubung tehadap hubungan diplomatik Indonesia dan negara Zionis tersebut. “Mereka melakukan berbagai cara, salah satunya melalui AIJAC (Australian Israel Jewish Community), anggota merekalah yang bulak balik ke Indonesia, dan mengadakan pertemuan tersebut,” ungkapnya.
Israel terus membidik Indonesia agar mengubah sikapnya terhadap hubungan diplomasi antar kedua negara. “Kejadian kemarin adalah kemenangan diplomasi negara Yahudi tersebut,” jelas Muhyiddin.
Seharusnya sikap Indonesia tidak boleh melemah terhadap Israel dalam bentuk tawaran apapun. “Kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari mereka, lihatlah beberapa negara OKI yang sudah membuka hubungan diplomatik dengan Israel, apa lebih maju? Apakah Israel sekarang lebih benar dari sebelumnya? Nggak, sama saja,” katanya.
Kalau ditanya sikap MUI terhadap Israel, Muhyiddin mengatakan MUI tidak akan mengubah sikapnya terhadap negara yang telah menjajah Palestina tersebut. “Sudah jelas MUI sejak berdirinya itu terang benderang tidak mengakui keberadaan Israel sebagai negara yang independen kecuali setelah Israel mengakui kemerdekaan Palestina, dan itu sikap kita sejak 1945 sesuai dengan UUD 1945 yang masih mengangap Israel itu penjajah hingga saat ini,” pungkas Muhyiddin. (mediaumat.com, 21/1/2017)