Inggris Gagal Mengamandemen Undang-Undang: Mofaz Terancam Diseret ke Pengadilan

HTI-Press. Para pejabat senior Israel menyerang pejabat pemerintahan Inggris, Gordon Brown yang menolak untuk mengamandemen undang-undang, yang mengizinkan warga Inggris melaporkan ke pengadilan para pejabat Israel yang sedang mengunjungi Inggris dengan tuduhan telah melakukan kejahatan perang, serta meminta penangkapannya dan menyeretnya ke pengadilan untuk diadili.

Surat kabar Palestina “al-Quds” memberitakan bahwa para pejabat Israel menyatakan kemarahannya dan kekecewaannya yang amat sangat setelah mengetahui bahwa Inggris tidak menepati janjinya, yaitu mengamandemen undang-undang tersebut. Akibatnya, para senior militer Israel tidak lagi bebas mengunjungi Inggris, sebab mereka dihantui oleh perasaan takut akan penangkapan terhadap diri mereka.

Para diplomat tinggi Israel menyampaikan kepada koran Yahudi “The Jewish Chronicle” bahwa Brown dan sebelumnya Tony Blair, keduanya telah menjanjikan kepada pemerintahan Israel bahwa mereka akan mengajukan kepada Parlemen Inggris perundang-undangan yang diperlukan untuk mengamandemen undang-undang tersebut.

Kementerian Luar Negeri Inggris melalui surat tidak resmi yang dikirim baru-baru ini kepada Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Livni mengatakan bahwa pemerintahan Inggris tidak akan mengamandemen undang-undang yang berlaku selama parlemen periode sekarang. Kementerian Luar Negeri Inggris menegaskan sangat sulit memenuhi mayoritas di parlemen yang akan menyetujui dimasukannya amandemen tersebut.

Pejabat senior di Angkatan Bersenjata Israel menyerang pemerintahan Inggris dan mengangggapnya sebagai “kemunafikan yang menjijikkan”. Bahkan ia menjelaskan bahwa para perwira Inggris juga banyak melakukan kejahatan yang sama, yaitu melakukan kejahatan perang di Afganistan dan Irak.

Amandemen yang diusulkan membolehkan Jaksa Agung Inggris menyatakan keberatan (menolak) terhadap tuduhan-tuduhan apapun yang dilaporkan (didakwakan) oleh setiap warga negara Inggris terhadap para pejabat dan pegawai yang berhubungan dengan pemerintahan asing.

Para pejabat Israel segera memanggil orang Yahudi di lobi organisasi pembelaan terhadap posisi Israel. Mereka berkata bahwa akan menjadi kesalahan besar yang menyolok jika terjadi penangkapan terhadap warga Israel yang manapun pada saat kedatangannya di bandara internasionan “Heathrow” di London. Para pejabat tersebut meminta kepada Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband agar secepatnya melaksanakan janji yang telah dibuat untuk Livni.

Akibatnya, mantan Menteri Pertahanan Israel, Shaul Mofaz harus mempersingkat kunjungannya di Inggris dan segera kembali ke Israel ketika ada peringatan darurat bahwa sejumlah gerakan penegak hukum menuntut penangkapannya, karena setiap hari ia memerintahkan untuk membunuh sejumlah tertentu di natara kelompok perlawanan Palestina pada tahun 2000, yaitu pada saat ia menjabat sebagai Kepala Staf tentara Israel.

Ada sejumlah nama senior militer dan keamanan Israel yang sudah masuk dalam daftar organisasi untuk pembelaan terhadap hak asasi manusia dan badan hukum Inggris, karena adanya kecurigaan yang cukup kuat bahwa mereka telah melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dari jumlah nama tersebut terdapat nama Menteri Keamanan Dalam Neger, Avi Dichter, dan juga mantan Jenderal, Doron Almog, yang baru-baru ini dia berhasil menghindari (lolos dari) penangkapan di Inggris.

Almog diangap bertanggung jawab atas kematian 21 warga sipil di kota Gaza, di sebuah bangunan yang didalmnya ada ketua kelompok militer gerakan Hamas, Salah Shehadeh. Beliau syahid bersama warga sipil dalam sebuah serangan udara yang menggunakan pesawat “F-16” yang menjatuhkan bom seberat satu ton di gedung tersebut. (moheet.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*