Namun Partai Dakwah ini tetap mengajak semua komponen bangsa untuk bersinergi.
JAKARTA — Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tiffatul Sembiring, menegaskan, istilah atau slogan ‘partai terbuka’ tidak pernah menjadi keputusan sidang-sidang baik Majelis Syuro, Dewan Pimpinan Tinggi Partai (DPTP), maupun Khitob Qiyadi (arahan pimpinan). PKS tetap sebagai partai dakwah yang berasaskan dan bermoralkan Islam. Maka, sesuai keputusan, pimpinan PKS meminta seluruh jajaran pengurus dan kader supaya tidak lagi mewacanakan isu ‘partai terbuka’. ”Hal ini untuk menghindari madharat yang lebih besar daripada kemaslahatan yang diharapkan. PKS konsisten menjadi Partai Dakwah yang merupakan rahmatan lil’alamien,” tegas Tiffatul dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (7/2).
Istilah ‘partai terbuka’, menurut Tiffatul, sebagai usulan dan wacana yang disampaikan para kader PKS dari daerah minoritas Muslim. ”Hal ini sedang dikaji dan dalami. Kelak akan dibahas dalam sidang-sidang Majelis Syuro,” ujarnya.
Caleg non-Muslim
Mengenai calon legislatif (caleg) dan pengurus non-Muslim, Tifatul menjelaskan, setiap warga negara berhak atas itu asalkan memenuhi persyaratan dan prosedur PKS. Hal ini telah termuat dalam AD/ART PKS. ”
Untuk daerah-daerah basis non-Muslim, mendapat kekhususan, seperti Papua, NTT atau
”Mengupayakan dukungan dari kalangan non-Muslim adalah dimungkinkan, selama tidak melanggar ketentuan-ketentuan. PKS sebagai partai dakwah, sangat menghormati keberagaman, berbagai macam ras, suku, dan agama, mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama bersinergi membangunan bangsa ini,” jelas Tiffatul.
Istilah ‘partai terbuka’ muncul pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS di Bali, beberapa waktu lalu. Hal ini seolah memunculkan semangat baru bagi PKS untuk menjadi ‘milik’ dan ‘dimasuki’ sembarang komponen bangsa. Rakernas itu juga ditandai dengan slaturahim tokoh dan kader PKS ke pemuka agama Hindu di Bali.
Namun, pasca Rakernas, tampaknya muncul kegelisahan internal terhadap istilah ‘partai terbuka’. ”Padahal itu tidak pernah menjadi slogan. Slogan PKS tetap `Bersih, Peduli, Profesional’,” ujar Tiffatul.
(dwo )
Sumber: http://www.republika.co.id
Subhanallah..
salam ukhwah….
Semoga dengan bersatunya partai2 ISLAM akan cepat tegak berdirinya DAUlah isLam ALLAHUAKBAR….
kalo memang berasas Islam,hrs konsisten dong, anggotanya harus muslim & menerapkan aturan Islam, jangan cuman retorika doang
Sebagai gerakan dakwah yang mengklaim telah melakukan kajian berdasarkan pemikiran yang cemerlang, sudah sepatutnya Hizb berikut syabab dan syabah nya mampu menyikapi dinamika dan perbedaan yang terjadi antar gerakan-gerakan dakwah… Jangan mengkritik secara emosional, bukan kebangkitan yang akan diperoleh namun bantah-membantah yang tidak berujung…
Aslm. Saya Yakin PKS dan HTI akan terus bersinergi
dalam perjuangan membela umat dan bangsa.
Allahuakbar!!
lain dimulut, lain diperbuatan, jgn cuma takut kehilangan suara aja, tp buktikan anda sejalan dengan syariat !!
Saatnya qta dewasa berharokah. saatnya tiap harokah bersinergi. qta hanya berbeda cara namun tujuan qta sama, ALLAH SWT. jangan merasa paling benar justru itu menjadi sumber pemecah umat. sampaikan semua kritik dengan kasih sayang bukan emosional. saat bersatu, satukan langkah menghinakan kaum musyrikin
Berjuanglah sesuai metode dakwah Rasulullah SAW. Insya Allah kan tercapai cita-cita yang di inginkan yaitu tegakknya SYARI’AT ISLAM.
innalillahi
katanya berasaskan islam tapi kok???//
Nabi Muhammad SAW mengajarkan dalam menilai seseorang memang hanya bisa dinilai dari ucapan dan perilakunya (penampakan luar), sementara di dalam hatinya Allah SWT sajalah yang akan menilai. Apa yang dilakukan Pemimpin PKS saat hendak berkoalisi dengan PDIP kemarin, adalah tindakan yang wajar bila mendapat reaksi keras dari konstituennya sendiri karena sudah mengecewakan mereka.