Pada hari Ahad (29/3) Ketua Mahkamah Islam dan sekaligus Khatib Masjid Al-Aqsa, Syeikh DR. Ikrimah Shabri mengutuk aksi-aksi anarkis pihak berwenang pendudukan Israel dalam menduduki kota Yerusalem, serta rencana-rencananya yang bertujuan untuk pemusnahan ratusan rumah Palestina dalam rangka meng-Yahudi-kan Kota Suci.
Kantor berita Kuwait mengutip dari Syeikh Shabri yang mengatakan: “Sesungguhnya terus berlangusngnya aksi-aksi anarkis oleh pihak berwenang pendudukan Israel, dan bahkan dengan terang-terangan terus melakukan pembongkaran terhadap rumah-rumah penduduk, maka hal ini menegaskan bahwa Yahudi laknatullah ini sudah tidak lagi tertarik dengan opini umum dunia, atau khususnya dunia Arab, apalagi mendengarkannya. Sungguh Israel telah mengabaikan masyarakat internasional. Untuk itu, sudah cukup dengan kondisi ini bagi bangsa Arab dan umat Islam tergerak untuk turut dalam menyelamatkan Kota Suci dan para penduduknya”.
Syeikh Shabri meminta kepada warga Palestina yang berada di kota Yerusalem (al-Quds) untuk tetap bersabar, bersiaga dan tetap teguh berada di rumah-rumah dan di pemukiman mereka. Syeikh Shabri juga meminta agar mereka menyatukan barisan (kekuatan) untuk melawan rencana-rencana busuk pendudukan (Yahudi) di Kota Suci.
Komentar:
Terdapat bisyarah nabawiyah (kabar gembira dari Nabi) bahwa kaum Muslim akan mengalahkan entitas Yahudi. Hal itu tergambar jelas dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa kaum Muslim akan memerangi Yahudi hingga mereka tersungkur dan tunduk terhadap kekuasaan kaum Muslim. Ketika salah seorang dari mereka bersembunyi di belakang pohon dan batu, maka pohon dan batu itu pun berkata: “Wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada dibelakangku, kemari dan bunuh dia!” Semua yang ada di bumi sudah muak melihat orang Yahudi, termasuk bebatuan dan pepohonan, kecuali pohon gharqad, karena ia termasuk jenis pohon Yahudi. (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, hadits nomor 2977 dan 7427).
Hadits ini shahih tidak ada perselisihan dalam hal ini. Ini termasuk mu’jizat Rasulullah Saw.. Sebab hadits tersebut menerangkan sesuatu yang selama tiga belas abad dibaca namun tidak terbayangkan akan terjadinya hal itu—yaitu peperangan dramatis antara kaum Muslim dengan kaum Yahudi, yang berakhir dengan kekalahan kaum Yahudi. Sebab, dalam kurun waktu itu kaum Yahudi hidup dalam jaminan dan lindungan kaum Muslim. Bagaiamana mungkin terjadi peperangan antara mereka dengan kaum Muslim? Bagaimana mungkin manusia akan memerangi orang yang ada dalam lindungannya? Dan dari mana mereka memiliki kekuatan hingga mereka mampu memerangi kaum Muslim?!
Peperangan antara kaum Yahudi dengan kaum Muslim terjadi sejak kaum Yahudi merampas tanah Palestina, mengusir pendudukanya, merampas kehormatannya, dan merebut Masjidil Aqsha. Bahkan mereka berusaha menghancurkannya dan kemudian membangun kuil (heikal) mereka di atas puing-puing reruntuhannya. Sementara kaum Muslim terpaku, diam tidak dapat berbuat banyak selain mengutuk kekejamannya, dan membantu sekedarnya guna meringankan penderitaan mereka yang menjadi korban kejahatannya.
Kehinaan yang menyelimuti kehidupan kaum Muslim—yang tidak hanya menimpa kaum Muslim di Palestina saja, tetapi juga dialami kaum Muslim di neger-negeri yang lain—dimana semua ini baru terjadi setelah kaum Muslim tidak lagi memiliki penjaga yang melindunginya. Ingat! Lebih dari tiga belas abad kaum Yahudi tunduk dalam kekuasaan kaum Muslim. Selama kurun waktu itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa terhadap kaum Muslim karena kaum Muslim memiliki penjaga yang siaga melindunginya. Untuk itu kewajiban kaum Muslim terbesar saat ini adalah mengembalikan sang penjaga, yaitu menegakkan Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah.
Dengan tegakknya Khilafah dan diangkatnya seorang Khalifah, kehancuran dan takluknya kaum Yahudi seperti yang tergambar dalam bisyarah nabawiyah akan dapat terwujudkan. Tidak hanya itu, semua ideologi kufur yang tidak memberikan manfaat apa-apa selain kerusakan demi kerusakan, seperti kapitalisme, sosialisme, demokrasi, dan pemikiran turunannya juga akan dapat dimusnahkan. Sehingga dengan demikian kaum Muslim kembali memiliki status yang tidak dimiliki oleh umat nabi-nabi yang lain selain umat Nabi Muhammad Saw, yaitu status sebagai umat terbaik (khairul ummah), dan semua yang ada di dunia ini pun akan turut merasakan manfaatnya, yaitu hidup damai, aman, tentram, sejahtera dan bahagia. (Muhammad bajuri/moheet.com)