Penguasa Mesir, Sisi bertemu dengan Presiden Amerika Trump pada tanggal 3/4/2017, yang kemudian membuat pernyataan bersama di mana mereka sepakat bahwa “kekalahan Islam radikal tidak dapat dicapai oleh kekuatan militer saja … dan keduanya sepakat tentang pentingnya menetapkan karakter damai bagi Islam dan kaum Muslim di seluruh dunia.” Sisi berkata bahwa “dirinya melihat Trump tengah menghadapi dengan kuat pemikiran setan yang busuk.”
Situs Gedung Putih mempublikasikan teks pernyataan Trump selama pertemuannya dengan Sisi. Dia mengatakan: “Ini bagus dan luar biasa. Aku berada di sini bersama dengan Presiden Mesir. Aku akan memberitahu kalian bahwa presiden Sisi adalah seseorang yang sangat dekat dengan saya sejak pertama kali aku bertemu dengannya … Aku hanya ingin memberitahu semua orang, jika ada keraguan apapun bahwa kita berada di belakang presiden Sisi. Sungguh, ia telah melakukan pekerjaan yang besar sepanjang situasi yang sangat sulit … Aku hanya ingin berkata kepada Anda, Bapak Presiden, sungguh Anda memiliki teman dan sekutu di Amerika Serikat.”
Yang jelas, kedua penguasa ini, yaitu Sisi dan Trump sama-sama takut akan kembalinya Islam—agama yang membawa rahmat, kedamaian dan kasih sayang—ke panggung pemerintahan untuk menerapkan keadilan dan menghapus kezaliman. Sehingga keduanya berada di balik pencitraan buruk terhadap Islam, di mana keduanya menyebut dakwah kepada Islam dengan kezaliman, kebohongan, ekstrem, pemikiran busuk. Allah melaknat mereka, bagaimana mereka sampai berpaling dan buta dari kebenaran? (kantor berita HT, 9/4/2017).