Gereja-gereja di Sumut mendoakan perwujudan Propinsi Tapanuli (Protap) demi percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sidang PGI Wilayah Sumut mendoakan pejuang-pejuang Protap yang sedang menghadapi proses hukum agar tabah dan sabar serta mengharapkan agar proses hukum dapat berjalan dengan jujur dan adil berdasarkan hukum di Negara Pancasila dan UUD 1945.
Keinginan segera terbentuknya Protap ini disampaikan anggota mejelis pusat HKI (Huria Kristen Indonesia) Pdt Marhasil Hutasoit MTh di Pulau Siantar, dalam pesan sidang majelis pekerja lengkap PGI (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia) Wilayah Sumut yang berlangsung 23-26 Maret di Sopo Toba Hotel, Samosir beberapa waktu lalu.
Keinginan yang sama disampaikan Gembala Jemaat GPdI Maranatha Medan yang dipimpin Pdt Dr MD Wakkary saat membezuk Ir GM Chandra Panggabean di tahanan Polda Sumut, Jumat (3/4) kemarin.
Pada kesempatan itu Pdt MD Wakkary didampingi Pdt Djoni Salu dan Pdp Desby Seran, melaksanakan ibadah perjamuan kudus untuk menyambut perayaan Paskah terhadap seluruh ‘pejuang Protap’ di tahanan tersebut.
Pdt Dr MD Wakkary yang juga sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat PGPI (Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia) dalam khotbahnya mengatakan, iman orang Kristen akan diuji oleh berbagai situasi dan kondisi. Tetapi iman orang Kristen adalah iman kebenaran. Kemudian, iman itu menjadi suatu kebenaran. Maksudnya, kebenaran bukan suatu yang palsu.
Di dunia ini kebenaran itu sering hanya sebatas teori. Tetapi kebenaran yang datang dari Tuhan adalah pasti dan tidak bermacam-macam. Firman Tuhan dalam hidup orang percaya ialah kebenaran yang pasti.
“Iman jadi milik orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan dengan iman percaya kepada Yesus Kristus kita dapat bertahan,” tegas Pdt Wakkary.
Seluruh ‘pejuang’ Protap diberikan makan roti dan anggur dan didoakan satu per satu. Bukan hanya yang ditahan di Poldasu yang didoakan Pak Wakkary, namun juga mereka yang ditahan di Poltabes Medan.
Para pejuang Protap tersebut terlihat semakin tegar. Datumira Simanjuntak selama kebaktian menggunakan harmonikanya mengiringi lagu pujian. Chandra Panggabean, Djumongkas Hutagaol, Burhanuddin Rajagukguk, Hasudungan Butarbutar, dan kawan-kawan lainnya tampak saling berpelukan usai kebaktian.
Mereka juga menitip salam kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Tapanuli dan juga menitip salam kepada rekan-rekannya yang ditahan.
Isu SARA
Gagasan pembentukan Propinsi Tapanuli (Protap) sudah digulirkan sejak 1989. Awalnya, tujuan pembentukan Protap untuk mengatasi rentang jarak birokrasi yang berpusat di Medan. Tetapi seiring dengan perjalanan waktu, hadir oknum-oknum tertentu memanfaatkan (politisasi) perjuangan pembentukan provinsi baru ini.
Konflik atas isu ini tak bisa dihindari. Tahun 2003, misalnya, perpecahan di Pansus Prop.Tapanuli tidak bisa terbendung. Tahun 2006, DPRD Kota Sibolga menarik kembali SK dan berbalik menolak Prop.Tapanuli. Yang terakhir, tahun 2009, aksi ini telah “merenggut” nyawa Ketua DPRD Abdul Aziz Angkat.
Sejak kasus itu, menurut Wakil Ketua DPRD Hasbullah Hadi, DPRD sudah sepakat tak akan membahas lagi pembentukan Provinsi Tapanuli (Protap). (hidayatullah.com)
Masalah PROTAP,,, kemarin itu saya bertemu dengan salah seorang syabah dari medan, beliau menyatakan bahwa ketika pembentukan PROTAP ini terus berlanjut bisa-bisa Medan itu seperti nasib nya Ambon. Pasti akan terjadi yang namanya kerusuhan disana. Dari situ sebenarnya kita bisa menyimpulkan bahwa tidak benar ketika dikatakan bahwa dengan diterapkannya sistem demokrasi ini akan membuat indonesia bisa damai dan terus bersatu tanpa ada perpecahan. Malah sebaliknya, dengan diterapkannya sistem tersebut maka akan terus dan terus terjadi perpecahan… Dan solusi satu-satunya adalah TERAPKAN SYARIAT ISLAM di bumi tercinta ini,TEGAKKAN DAULAH KHILAFAH ISLAMIYAH ala MINHAJIN NUBUWWAH…. karena itulah jalan satu-satunya.. ALLAHUAKBAR