Menlu Israel: Proses Perdamaian dengan Palestina Sekarat

Lagi-lagi Avigdor Lieberman,Menteri Luar Negeri Israel berulah. Menlu yang sangat anti perdamaian di Timteng ini, menyatakan bahwa upaya mewujudkan perdamaian dengan Palestina sekarat dan berada di ambang kematian, Selasa (7/4). Saat yang sama, di hari terakhir kunjungannya ke Turki, Presiden AS, Barack Obama menyatakan pentingnya pembentukan negara Palestina.

Obama menyatakan kedua belah pihak, Palestina dan Israel, perlu melakukan kompromi demi terwujudnya solusi dua negara. Menurut dia, pembentukan negara Palestina merupakan kerangka pembicaraan damai antara kedua belah pihak di konferensi Annapolis, Maryland, AS pada November 2007 silam.

Namun Lieberman menyatakan bahwa telah terjadi kemunduran dan tak mungkin itu terwujud. ”Ada kemunduran yang sudah jelas terlihat dan kita harus memahamai serta mengakui bahwa kita berada di ambang kematian,” katanya dalam pidato di hadapan para anggota Partai Yisrael Beitenu.

Lieberman sejak semula telah mengabaikan seruan internasional soal pembentukan negara Palestina. Ia juga menyatakan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membutuhkan dua bulan untuk menyusun kebijakan baru.”Kami tak pernah mencampuri urusan orang kami juga berharap orang lain berbuat hal yang sama,” katanya.

Pemerintah Israel, kata Lieberman, berharap semua pihak memberikan waktu untuk menyusun program yang serius, nyata, dan bertanggung jawab. ”Israel akan datang dengan ide-ide baru,” katanya tanpa menyebutkan ide baru apa yang akan dibuat Israel dalam proses perdamaian dengan Israel.

Sebelumnya, Lieberman menyatakan bahwa Israel tak terikat dengan kesepakatan yang dicapai di Annapolis. Bahkan Netanyahu juga tak pernah menyinggung pembentukan negara Palestina yang berdampingan dengan Israel ketika di hadapan publik soal proses perdamaian antara Palestina dan Israel.

Deputi Menlu, danny Ayalon, mengatakan Israel tak akan memenuhi peta jalan damai tahun 2003 yang didukung AS, untuk menghentikan perluasan pembangunan permukiman Yahudi sebelum Palestina memenuhi kewajibannya menghentikan dan memberangus kelompok militan.”Ini sangat jelas bahwa peta jalan itu diterima secara universal termasuk oleh Israel.”

Di sisi lain, Netanyahu mengizinkan transfer dana sebesar 12 juta dolar AS ke Jalur Gaza. Transfer dana ini akan digunakan pemerintah Palestina untuk membayar gaji para pegawai. Jumlah ini hanya seperempat dari jumlah dana yang diinginkan Palestina agar bisa ditransfer untuk membayar gaji pegawai.

Mantan Perdana Menteri Inggris dan kini menjadi mediator perdamaian Timur Tengah, Tony Blair, menyatakan meski ia menyambut langkah itu namun itu belum cukup. ”Kami menyambut langkah itu namun Israel harus mengizinkan transfer lebih besar untuk membayar gaji pegawai dan membantu warga Gaza memenuhi kebutuhannya,” katanya.

Pejabat otoritas keuangan Palestina, Jihad Wazi, mengungkapkan bahwa jumlah uang yang ditransfer ke Gaza hampir tak mencukupi untuk membayar gaji pegawai. ”Paling tidak ini merupakan sebuah awal. Namun jumlahnya tak mencukupi,” katanya. Ia berharap dana yang diizinkan untuk ditransfer bisa lebih besar.  (republika online)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*