Hizbut Tahrir Bekerja Untuk Menyatukan Umat, Baratlah Biang Kerok Perpecahan Dunia Islam

mapara makassarOleh: A.R. Zakarya (Tinggal di Jombang)

Sudah sejak lama barat berambisi untuk melawan dan mengalahkan umat Islam. Tidak sekedar itu, bahkan ambisi mereka hingga pada puncaknya untuk menghapus eksistensi umat islam dari kancah perpolitikan dunia. Sesungguhnya barat telah bersungguh-sungguh berupaya untuk menghilangkan eksistensi umat islam secara riil, atau setidaknya membuat perpecahan di dalam tubuh umat islam. Mereka melakukan semua itu dengan sangat serius dan penuh perhitungan dan strategi jitu untuk melumpuhkan seluruh bagian tubuh kaum muslimin.

Barat Biang Kerok Perpecahan Dunia Islam

Barat begitu memahami bahwa persatuan umat islam merupakan kunci kekuatan mereka untuk memimpin dan menguasai dunia. Bahkan melalui keberlangsungan peradaban islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah mampu menunjukkan posisinya sebagai kekuatan superpower dunia pada abad pertengahan. Meski dalam islam masih memiliki potensi terwujudnya perbedaan pendapat namun perbedaan itu mampu teratasi dengan baik melalui prinsip “perbedaan adalah Rahmat” dan “amrul imam yarfa’ul khilaf (perintah imam menghapus perbedaan)”. Prinsip ini menjadikan perbedaan dalam tubuh umat Islam dapat disatukan kembali dengan persatuan yang kokoh di dunia Islam.

Berbagai celah dalam tubuh umat islam senantiasa dicari oleh barat untuk memecah belah kaum muslimin. Ketika kekhilafahan Islam terakhir yang dipimpin oleh orang-orang turki (Turki Utsmani) berlangsung, saat itu barat melakukan upaya memecah umat islam melalui isu “pan arabisme” dan “pan islamisme”. Dunia islam dipaksa untuk menerima ide nasionalisme yang berkembang di eropa pasca perjanjian westphalia. Lalu meletusnya Perang Dunia Pertama dijadikan sebagai momentum untuk menghancurkan eksistensi Khilafah Islamiyah.

Pasca perang, Inggris dan Prancis sebagai representasi negara adidaya dunia saat itu melakukan perjanjian Sykes-Picot. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 16 Mei 1916 sedangkan nama perjanjian ini diambilkan dari nama masing-masing diplomat dari Inggris dan Prancis yakni François Georges-Picot dari Prancis dan Sir Mark Sykes dari Inggris. Keduanya merundingkan pemecahan wilayah Khilafah Turki Utsmani tersebut. Khilafah pun dapat diruntuhkan dan jadilah Dunia Islam terpecah menjadi lebih dari 50 negara.

Apakah barat berhenti dengan keberhasilan ini? Ternyata tidak. Barat sangat memahami bahwa meski khilafah islam telah dihancurkan, namun potensi persatuan umat islam masih sangat besar. Barat terus saja melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan perpecahan umat islam atau bahkan menjadikan pecahan-pecahan itu menjadi semakin kecil. Jika dulu aktor utamanya adalah Inggris sebagai negara penjajah nomor wahid dunia, saat ini AS lah yang memegang tampuk kekuasaan. Beberapa strategi kontemporer dapat dirujuk dari rekomendasi Rand Corporation, sebuah lembaga think-tank neo konservatif Amerika Serikat yang banyak mendukung berbagai kebijakan Gedung Putih. Dalam rekomendasi yang disampaikan oleh Cheryl Benard yang berjudul “Civil Democratic Islam, Partners, Resources and Strategies” secara detil diungkapkan upaya untuk memecah-belah umat Islam, “Ada beberapa ide yang harus terus-menerus diangkat untuk menjelekkan citra Islam, yaitu demokrasi dan HAM, poligami, sanksi kriminal, keadilan Islam, isu minoritas, pakaian wanita, dan kebolehan suami untuk memukul istri.

Tulisan dari Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan Direktur CIA yang berjudul “A Plan to Divide and Destroy the Theology”, pun menunjukkan bagaimana CIA sampai mengalokasikan dana sebesar 900 juta US dolar untuk memecah-belah umat Islam.

Begitulah barat melangsungkan strategi mereka untuk perpecahan umat islam bahkan untuk kehancuran dunia islam. Dalam kaitannya dengan Indonesia, muncullah istilah: Islam fundamentalis versus moderat, tradisionalis versus modernis, substantif versus formalis, dan lain-lain. Umat Islam yang tidak tahu realitas di balik kemunculan istilah ini akhirnya bingung dan tentu saja memilih apatis. Ini adalah strategi mereka untuk menimbulkan konflik di tengah umat islam. Mereka berupaya menyibukkan umat islam dengan isu perbedaan mazhab, organisasi, dll. Mereka menghendaki agar umat islam saling serang antara satu dengan yang lain melalui perbedaan-perbedaan furu’iyah (cabang) yang sebenarnya bukan menjadi pokok persoalan utama. Bahkan barat terus saja menebar opini kepada seluruh komponen umat islam untuk menstigma negatif kelompok islam ideologis yang bertujuan untuk mengembalikan persatuan umat. Bagi barat, kelompok ideologis ini menyimpan potensi yang sangat berbahaya, karena apabila tujuan kelompok ini untuk merekonstruksi persatuan umat terwujud artinya upaya mereka selama ini untuk memecah belah umat islam akan berakhir sia-sia. Tentu perkara ini tidak mungkin mereka inginkan untuk terwujud, bahkan memimpikannya adalah suatu hal yang mengerikan.

Hizbut Tahrir Bekerja Untuk Menyatukan Umat

Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologi islam. Islam adalah asasnya dan politik adalah aktivitasnya. Tujuan Hizbut Tahrir adalah untuk melanjutkan kembali kehidupan islam melalui tegaknya Khilafah Islamiyah. Khilafah Islamiyah merupakan institusi politik yang mampu mewujudkan persatuan umat islam dengan persatuan yang kokoh.

Karena politik merupakan aktivitas yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir, maka aktivitas yang menonjol di Hizbut Tahrir adalah aktivitas pemikiran. Hizbut Tahrir memandang bahwa untuk mengubah kondisi umat islam saat ini menuju kebangkitannya harus diawali dengan adanya perubahan pemikiran. Termasuk perpecahan umat islam yang berlangsung hingga detik ini tidak terlepas dari ide-ide pemikiran barat untuk menghancurkan kaum muslimin. Maka untuk melawan dan mengenyahkan ide-ide jahat ini diperlukan perlawanan berupa pemikiran. Pemikiran-pemikiran barat kini telah tertanam di dalam benak generasi islam baik di kalangan cendekiawan, politisi, pelajar, bahkan kepada ulama. Tentu akan menjadi bencana besar apabila pemikiran barat ini dibiarkan terus berkembang di dalam jiwa-jiwa kaum muslimin.

Keberadaan Hizbut Tahrir di tengah umat adalah untuk melakukan detoksifikasi racun pemikiran barat yang telah menyebar dalam benak umat islam lalu memberikan obat mujarab berupa pemikiran baru yang diadopsi dari nilai-nilai islam. Konsekuensi dari aktivitas ini adalah Hizbut Tahrir akan berhadapan secara langsung dengan generasi umat islam yang telah terlanjur menjadikan pemikiran barat sebagai rujukan pemikiran mereka. Bahkan sangat besar potensi adanya perlawanan dari sesama muslim untuk menyerang pemikiran yang dibawa oleh Hizbut Tahrir. Ini dikarenakan pemikiran yang dibawa oleh sebagian besar umat islam saat ini bersumber dari doktrin-doktrin barat, sedangkan pemikiran Hizbut Tahrir diadopsi dari ajaran-ajaran islam. Tentu dua ide ini tidak akan mencapai kesepakatan, bahkan keduanya akan terus cenderung untuk saling mempengaruhi dan mendominasi.

Namun Hizbut Tahrir akan terus menerus menyebarkan ide-idenya kepada seluruh lapisan umat hingga umat islam benar-benar sadar bahwa pemikiran barat yang selama ini mereka emban adalah racun yang mematikan. Hizbut Tahrir sangat menyadari bahwa perpecahan umat islam saat ini karena umat islam mengadopsi pemikiran barat dan menjauhi pemikiran islam. Maka Hizbut Tahrir akan selalu istiqomah dan bersabar penuh keikhlasan untuk membina umat untuk mewujudkan persatuan umat islam kembali sebagaimana dahulu.

Hizbut Tahrir juga akan terus menyuarakan bahwa perpecahan umat islam saat ini dikarenakan umat islam sudah tidak memiliki institusi pemersatunya, yakni Khilafah Islamiyah. Untuk mewujudkan persatuan yang nyata Hizbut Tahrir tak akan pernah lelah untuk mendakwahkan ide khilafah ini ke seluruh komponen umat islam. Serta akan selalu mengajak umat islam untuk bersama-sama berjuang untuk membangun kembali kekhilafahan islam.

Hizbut Tahrir pun akan selalu berupaya mengungkap dan membongkar rencana-rencana jahat barat dan para antek-anteknya di dunia islam. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses penyadaran umat akan bahaya konspirasi barat dan para antek-anteknya atas kaum muslimin. Hizbut Tahrir akan terus meyakinkan kepada umat bahwa barat dan para antek-anteknya tidak patut untuk memimpin dan  berkuasa atas mereka. Serta menyerukan untuk meninggalkan dan mencampakkan sistem kapitalisme demokrasi yang digagas oleh para pemikir barat.

Hizbut Tahrir juga akan senantiasa menggelar berbagai agenda untuk membuka mata umat akan kejahatan sistemik yang ada dan menunjukkan solusi-solusi islam sebagai solusi terbaik atas problematika umat saat ini. Selain itu juga untuk terus memperkenalkan dan mengkampanyekan ide-ide islam yang cemerlang di tengah-tengah umat. Inilah kerja Hizbut Tahrir yang telah dilakukan di masa lampau, kini, nanti, dan seterusnya. Maka sudah sepatutnya bagi umat islam untuk menyambut dengan hangat seruan Hizbut Tahrir serta mendukung bahkan bergabung dengannya. Semakin banyak komponen umat islam yang turut berjuang maka akan semakin cepat untuk menghancurkan dominasi pemikiran barat untuk memecah belah umat islam dan akan semakin pesat pula perkembangan pemikiran islam yang akan mewujudkan persatuan dan kebangkitan umat Islam.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*