Putri Anwar Ibrahim Menang
KUALA LUMPUR, KOMPAS. Hasil penghitungan suara sementara pemilu parlemen Malaysia, Sabtu (8/3) pukul 22.30 WIB, oleh Komisi Pemilu menunjukkan Barisan Nasional unggul dengan 51 kursi dari tujuh negara bagian yang telah melakukan penghitungan. Kelompok oposisi mendapat lima kursi. Meski demikian, hasil pemilu parlemen kali ini tampaknya memberikan nuansa kelabu bagi koalisi Barisan Nasional yang berkuasa karena hasilnya tak segemilang saat kemenangan mutlak dalam pemilu 2004 lalu.
Pemimpin Kongres India Malaysia (MIC) yang menjadi sekutu Barisan Nasional bahkan harus kehilangan kursi yang sudah lebih dari tiga dekade digenggamnya. S Samy Vellu, pemimpin MIC, harus kehilangan kursi parlemennya selama tiga dekade ini.
Vellu juga sudah lebih dari 30 tahun menjabat menteri kabinet. Vellu dipastikan menjadi korban dari aksi protes etnis India atas perlakuan diskriminasi yang diterapkan Pemerintah Malaysia yang lebih pro etnis Melayu.
Lebih dari 10.000 etnis India turun ke jalan-jalan di Kuala Lumpur, November lalu, dalam suatu protes terbesar di Malaysia mengecam praktik diskriminasi yang diterapkan Barisan Nasional. Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang mendominasi Barisan Nasional lebih mengutamakan etnis Melayu.
Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi memberikan suara di sekolah kebangsaan Permatang Bertam, Kepala Batas, Penang. Badawi tiba di tempat pemungutan suara pukul 09.30 bersama istrinya, Jeanne Abdullah.
Badawi hanya beberapa menit berada di dekat kediaman orangtuanya. Kepada wartawan seusai memberikan suara, Badawi mengatakan, sejauh ini proses pemilu berjalan dengan baik. “Semua berjalan baik bagi kita semua,” katanya.
Saat ditanya mengenai tudingan oposisi bahwa pemilu akan diwarnai kecurangan, Badawi mengatakan, oposisi tidak akan ada habisnya mengatakan kecurangan. “Itu tidak akan ada habis- habisnya,” ujar Badawi.
Barisan Nasional mengharapkan bisa meraih mayoritas dua pertiga parlemen kali ini. Pemilu parlemen Malaysia tahun 2008 memperebutkan 222 kursi parlemen dan 505 kursi Dewan Undangan Negeri (setara DPRD).
Pihak oposisi berharap bisa mencuri lebih banyak kursi dalam pemilu tahun ini. Dukungan rakyat terhadap oposisi meningkat karena beragam persoalan yang melanda Malaysia akhirakhir ini, seperti ketegangan rasial, kenaikan harga kebutuhan pokok, dan korupsi. Sekitar 10,9 juta pemilih terdaftar Malaysia berhak memberikan suara untuk memilih wakil mereka di parlemen. Pemungutan suara dibuka pada pukul 08.00 dan ditutup pukul 17.00.
Putri Anwar menang
Pemimpin kelompok oposisi, mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim, menyatakan optimistis bisa menggagalkan Barisan Nasional meraih mayoritas kursi di parlemen pada pemilu ini. “Kami optimistis bisa memenangi lebih banyak kursi,
” kata Anwar seusai memberikan suara di Permatang Pauh, Penang.
Di daerah pemilihan ini, istri Anwar, Wan Azizah Wan Ismail, yang juga Ketua Partai Keadilan Rakyat, mencalonkan diri sebagai anggota parlemen. Anwar tak bisa ikut pemilihan karena pernah terkena kasus kriminal Putri Anwar, Nurul Izzah, dinyatakan menang di daerah pemilihan Lembah Pantai, mengalahkan kandidat Barisan Nasional, Syahrizat Abdul Jalil.
Wan Azizah juga menang di daerah pemilihan Permatang Pauh. Kandidat Barisan Nasional, Khairy Jamaluddin, dikabarkan kalah di Rembau, Negeri Sembilan. Tian Chua dari Partai Keadilan juga memenangi kursi di Batu, Kuala Lumpur.
Pengamat politik Malaysia, Karim Raslan, mengatakan, Barisan Nasional kalah beberapa ribu suara dan beberapa kursi penting. Kehilangan besar pada pemilu kali ini merupakan tamparan yang keras bagi Barisan Nasional.
“Hasil ini benar-benar tak diperkirakan. Hal ini menunjukkan rakyat Malaysia tidak takut berubah,” ujarnya. Karim mengatakan, kehilangan kursi Barisan Nasional ini didukung pemilih mengambang yang dalam pemilu kali ini jumlahnya meningkat.
“Ini adalah pemilih mengambang yang diam diam. Mereka tampaknya bersimpati terhadap Anwar. Rakyat Malaysia benar-benar telah membuat keputusan,” ujarnya. Kini Barisan Nasional, kata Karim, harus berpikir ulang. “Kita akan melihat perbedaan besar di Malaysia. Badawi mungkin masih bisa memerintah, tetapi ini tamparan besar,” kata Karim. Seperti diperkirakan analis, Barisan Nasional tetap bisa berkuasa, tetapi jumlah mayoritas kursi yang mereka peroleh berkurang.
Pemilih yang masih setia terhadap Barisan Nasional juga tetap banyak. Salah satu pemilih, Maziyah (50), guru di Permatang Bertam, mengatakan, dia memilih Barisan Nasional karena pemerintah telah memenuhi janji mereka untuk membangun daerahnya.
Syeikh Johan (49), warga etnis India, mengatakan mendukung Barisan Nasional karena dia menyukai (mantan PM) Mahathir Mohamad. Dia mengakui, kinerja Badawi tidak begitu bagus, tetapi lebih baik memberikan suara bagi Barisan Nasional daripada untuk oposisi yang disebutnya tidak jelas.
Diwarnai bentrokan
Pemilu Malaysia kali diwarnai bentrokan pendukung partaipartai oposisi bentrok dengan dengan polisi di sejumlah tempat. Bentrokan yang diwarnai lemparan batu dan benda keras serta balasan tembakan gas air mata dan semprotan air dari polisi ini berkenaan dengan kecurigaan adanya kecurangan yang memengaruhi hasil pemilu.
Polisi di negara bagian Terengganu di timur laut harus melepaskan gas air mata dan meriam air guna menghalau massa yang menyerang mereka dengan tongkat dan lemparan batu. Televisi lokal memperlihatkan massa menghancurkan tiga mobil polisi di sana. Polisi menahan 22 orang, sebagian besar pendukung Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Bentrokan
merebak setelah pendukung PAS menyita kartu identitas seorang penumpang bus yang mereka curigai sebagai pemilih gelap yang dituduh akan menjadi hantu pencoblosan.
Di Penang, Malaysia utara, masa berkekuatan sekitar 300 orang sebagian besar pendukung oposisi bentrok dengan polisi antihuru hara. Massa berteriak-teriak menuntut reformasi. Polisi Malaysia mengemukakan, mereka menggunakan gas air mata guna membubarkan 300 pendukung PAS dan menahan 22 orang, Sabtu, setelah mereka melempar batu ke mobil polisi. Kepala polisi Musa Hassan mengemukakan, pendukung PAS di Terengganu menghentikan sejumlah bus dan mobil yang mereka curiga membawa para pemilih gelap. (REUTERS/AFP/ PPG)