Lembaga survei Cirus melansir angka golongan putih (golput) mencapai 25 persen. Salah satu penyebabnya akibat buruknya pendataan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
“Banyaknya pemilih yang tidak terdaftar karena buruknya pendataan DPT,” kata Project Manajer Cirus Surveyor Group Hasan Nabih saat jumpa pers di Hotel Atlet Century Park, Sudirman, Jakarta, Kamis (9/4/2009) malam.
Jika dihitung secara riil, maka jumlah penduduk yang golput sebesar 40 juta orang dari 170 juta data pemilih. Hal ini tidak hanya terjadi di daerah-daerah yang sulit dijangkau transportasinya, namun juga di DKI Jakarta dan sekitarnya.
“Selain itu ada juga sebagian orang yang tidak ingin datang ke TPS,” kata Hasan.
Penelitian ini dilakukan Cirus di 2.000 sampel TPS yang tersebar di 77 dapil. Sedangkan teknik samplingnya dipilih secara acak.
“Di setiap desa atau kelurahan, relawan akan menggunakan instrumen mengacak untuk menentukan TPS terpilih,” pungkasnya.
Angka Golput tinggi memang sudah diprediksikan oleh berbagai pihak. Lembagai survei lain seperti LSI juga menghitung para penganut Golput mencapai 28 persen.
( www.detik.com; Jumat, 10/04/2009 00:38 WIB )
Umat semakin jenuh dengan demokrasi…
Golput is the best,mending golput dari pada syrik,dunia tanpa demokrasi tdk akan kiamat
Kpu ga becus ni..
Umat tak mau lagi dibohongi…
Tak akan ada perubahan dengan demokrasi..
Pemilu hanya buang-buang uang, mubadzir. Hanya untuk memastikan negeri ini masih mau membebek pada Amerika dan sekutu. Lucu! Politikus Amerika saja bilang demokrasi itu sistem buruk! Sudah tahu buruk kenapa terus menerus ditiru???
MIMPI DI SIANG BOLONG…
hari gineee.. masih berharap sejahtera dengan DEMOKRASI !!!!
inilah bukti amburadulnya demokrasi!!!!
saatnya kubur demokrasi dalem-dalem!!!!
harusnya di surat suara itu ada satu kolom khusus untuk yang milih golput. yakin dah kolom itu yang bakal banyak dicontreng
emang pemerintah seolah-olah tdk mau tahu padahal rakyat tidak membutuhkan demokrasi,tapi klo ini terus terjadi tungguh aja kehancurannya