Partai Demokrat masih memimpin perolehan suara yang kini mencapai 21,06 persen. Meski begitu, suara yang masuk ke Pusat Tabulasi Nasional baru 581.540 dari 171 juta suara yang terdaftar di daftar pemilih tetap. Itu berarti, berbagai kemungkinan masih bisa terjadi.
Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berada di urutan kedua dengan perolehan 14 persen suara. Selanjutnya diikuti Partai Golkar yang menempati urutan ketiga. Demikian hasil perhitungan sementara Pusat Tabulasi Komisi Pemilihan Umum di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (10/4) siang, seperti dilaporkan reporter SCTV Indah Dian Novita.
Yang tak kalah menarik, sejumlah calon anggota legislatif dari kalangan artis ternyata mendapat suara cukup besar. Mandra, caleg Partai Amanat Nasional daerah pemilihan (dapil) I Jakarta memperoleh 121 suara. Perolehan ini cukup signifikan, meski Mandra belum bisa menandingi Ketua DPR Agung Laksono yang berada dalam satu dapil.
Tak ketinggalan Nurul Arifin yang menjadi caleg Partai Golkar Dapil VII Jawa Barat. Nurul memperoleh 870 suara. Angka ini tak mengherankan karena Nurul malang melintang di dunia politik sejak tahun 2004. Ketika itu, ia tak bisa meraih kursi DPR karena persoalan nomor urut.
Pun begitu dengan Primus Yustisio yang berada di Dapil IX Jawa Barat untuk PAN. Primus memperoleh 1.133 suara. Sebelumnya, ia sempat mencalonkan diri sebagai Bupati Subang, namun gagal lantaran kurang dukungan. Besarnya suara yang diperoleh para artis ini juga belum bisa memastikan mereka duduk di kursi DPR. (liputan6.com)
yaaahhhh….. siap-siaplah kita dipimpin oleh pemimpin yang hanya bisa bersolek.
itulah sistem DEMOKRASI, sistem yang bobrok dan rusak tapi dipoles luarnya hingga nampak bagus.
Klop lah: sistemnya rusak pemimpinnya bejat.
yaaahhhh….. siap-siaplah kita dipimpin oleh pemimpin yang hanya bisa bersolek.
itulah sistem DEMOKRASI, sistem yang bobrok dan rusak tapi dipoles luarnya hingga nampak bagus.
Klop lah: sistemnya rusak pemimpinnya pinter acting.
Beginilah Demokrasi, sudah sistemnya kufur, orang-orang yang terpilih juga pandainya cuma bersandiwara alias bersinetron, kalau begini tunggu saja kehancuran negeri ini.
Makanya kalau tak mau hancur kembali kesyariah dan khilafah sekaranglah waktunya.
Sudah sejak dulu Demokrasi hanya buang-buang uang saja. Yang banyak uang ya para artis. Demokrasi=Demo Artis. gak bakal deh ada perubahan kepada kebaikan.
sungguh
negeri ini membutuhkan seorang politisi sejati