Salah satu perkembangan politik terbesar bagi umat Islam di benua India setelah Perang Dunia I adalah Gerakan Khilafat. Gerakan ini terbentuk karena cukup jelas bahwa hilangnya kekuatan membuat para penguasa mereka digulingkan. Dalam kasus Negara Utsmaniyah hal itu berarti tergulingnya Sultan. Dalam kasusnya, juga berarti bahwa kekhalifahan juga dihapuskan. Daulah Islam itu sendiri yang juga harus dihapuskan, yang berarti bahwa negeri Arab harus dipecah-pecah dan diberi kemerdekaan, sementara tanah di negara-negara Eropa harus dikurangi, bersamaan dengan dihapuskannya Kerajaan Hungaria dan kemerdekaan negeri itu.
Orang-orang Muslim di anak benua ini tidak begitu peduli dengan Sultan Turki sebagaimana dengan Khalifah. Gerakan Khilafat memberi energi kepada kaum Muslimin dari anak benua ini, dan memaksa semua kekuatan politik Muslim yang ada untuk bergabung. Simbol gerakan tersebut adalah Ali Bersaudara, Maulana Muhammad Ali Jauhar dan Maulana Shaukat Ali, dimana Maulana Muhammad dipenjara setelah dia menggunakan Gerakan Khilafat sebagai alasan untuk menyuap pasukan Muslim yang sedang dikirim ke Irak untuk membantu menduduki wilayah Arab. Dia divonis karena membagikan pamflet di antara pasukan itu di Mumbai (Bombay).
Gerakan Khilafat, pada awalnya, mendapat dorongan dari keinginan kaum Muslim bahwa Khalifah harus tetap memegang kendali atas tempat-tempat Suci, dan juga negeri-negeri yang cukup yang memungkinkannya mendapat kemerdekaan. Mungkin pelajaran penting dari Gerakan Khilafat pada saat itu adalah kesia-siaan untuk mendapatkan masa depan yang sama dengan orang-orang Hindu, karena Maulana Muhammad Ali Jauhar mendapat dukungan dari Kongres Nasional India dengan menambahkan Pemerintahan Negeri jajahan oleh penduduk lokal India sesuai tuntutannya, juga sebagai sebuah perjanjian untuk menghentikan pembantaian sapi. Salah satu hasil dari usaha ini adalah memberikan India, suatu ikon Muslim dalam bentuk Maulana Abul Kalam Azad. Azad bersama dengan banyak Muslim, terlibat dalam politik melalui Gerakan Khilafat, dan setelah Khilafah dihapuskan, tetap memenangkan Pemerintahan Negeri jajahan oleh penduduk setempat, dengan memilih Kongres sebagai kendaraan untuk mewujudkan aspirasi politik mereka.
Dimensi penting lainnya adalah bahwa hal itu mewakili usaha pertama kaum Muslim India terjun ke arena politik sejak hancurnya pemerintahan Mughal pada tahun 1857. Setelah tahun 1857, kaum Muslimin disarankan untuk menghindari politik oleh Sir Syed Ahmed Khan, yang telah mereka lakukan, sehingga terpisah dari kongres saat didirikan. Pendirian AIML dapat dilihat sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan, terutama karena AIML mendekati Kongres hingga nyaris berhasil untuk bergabung pada tahun 1917. Gerakan Khilafat menunjukkan bahwa umat Islam tidak melihat Pemerintahan Negeri jajahan oleh penduduk lokal, atau slogan lainnya di era itu, sebagai motivator utama politik, kecuali slogan Khilafah.
Konsekuensi lain dari Gerakan Khilafat adalah bahwa gerakan itu menarik banyak orang ke dalam politik yang sebelumnya tidak terlibat di dalamnya. Ketika Gerakan Khilafat sampai pada akhir yang mengecewakan karena gagal untuk mencapai tujuannya, sejumlah Muslim ditinggalkan tanpa memeiliki panggung politik. Sebagian dari mereka bergabung dengan partai Kongres, tapi yang lainnya pergi bergabung ke AIML, karena mereka ingin mencapai Pemerintahan Negeri jajahan oleh penduduk lokal, dan sebuah negara Muslim.
Tampaknya ada sebagian orang yang merasa bingung tentang apa sebenarnya yang diinginkan oleh kaum Muslimin dari anak benua ini. Apakah mereka menginginkan apa yang diinginkan oleh INC, yang merupakan semacam replika dari Raj Inggris? Atau apakah mereka ingin menjadi bagian dari Khilafah? Karena kekhalifahan telah dihapuskan, hal yang terakhir itu tidak mungkin dilakukan. Jangan dilupakan bahwa ketika Gerakan Khilafat berlangsung, Irlandia mendapatkan kemerdekaannya, dimana semua pemimpin India mengambil contoh darinya , bukan hanya Muslim, dan mengambil pelajaran, atas bentuk pemerintahan seperti apa di India pasca-kemerdekaannya.
Bahwa dihapuskannya kekhalifahan menciptakan kegelisahan di kalangan umat Islam India ditunjukkan tidak hanya oleh Gerakan Khilafat, namun juga oleh Reshmi Rumaal Tehrik, serta berdirinya Jamaah Tabligh. Setelah Gerakan Khilafat, AIML mengalami kebangkitan. Lalu mengalami perpecahan pada tahun 1920-an mengenai pertanyaan untuk bertemu dengan Komisi Simon, dan pada sesi tahunan fraksi anti-Komisi yang diusulkan oleh Allama Sir Muhammad Iqbal, dalam pidato kepresidenannya, muncul sebuah negara yang terpisah bagi umat Islam. AIML kemudian bersatu kembali, namun tidak mengadopsi gagasan ini sebagai kebijakan resmi sampai tahun 1940.
Bahwa Gerakan Khilafat mempengaruhi Gerakan Pakistan terjadi karena dua alasan utama; Pertama, orang yang membawanya, dan kedua, dampak luar biasa dari yang pertama tadi. Jangan dilupakan bahwa sejumlah besar dari mereka yang terlibat dalam politik untuk pertama kalinya dalam Gerakan Khilafat tetap berada di jalur politik melalui AIML. Meskipun mereka tidak menentang kebijakan partai, mereka menafsirkannya dengan cara yang sesuai dengan pengalaman politik mereka sebelumnya. Karena kedua alasan inilah, Gerakan Khilafah memiliki efek penting bagi Gerakan Pakistan, dan bagi Ideologi Pakistan yang mendukungnya.
Jadi, Pakistan bukanlah hasil dari reaksi kolonialisme, seperti halnya kaum Muslim bereaksi atas dihapuskannya kekhalifahan. Ada dua hal yang terlihat di Pakistan. Salah satunya adalah kekaguman Mustafa Kemal dan Kemalisme, terhadap eksperimen kaum nasionalis Turki pasca Uthmani. Hal ini mungkin berutang pada keinginan untuk menciptakan identitas nasional, atau identitas yang agak nasionalis bagi negara baru Pakistan. Lalu ada untaian pan-Islam, yang melihat Pakistan sebagai laboratorium Islam. Hal ini mengasumsikan bahwa Islam membutuhkan modernisasi. Kita lupa bahwa kebutuhan ini dirasakan bukan hanya karena pengalaman kolonialisme, tapi juga karena dihapuskannya kekhalifahan, dan masalah dalam praktik Islam yang muncul setelah kehancurannya. Inilah sebagian alasan mengapa gerakan Pan-Islam dapat diterima, termasuk popularitas, di Pakistan, juga baik di Liga Dunia Islam, atau bahkan di OKI.
Masalah bagi negara baru adalah bahwa hal itu telah dialihkan dari tujuannya oleh para penguasa untuk mendukung bekas tuan kolonial mereka. Pakistan hanya akan menemukan takdirnya jika mereka menjadi bagian dari kekhalifahan. Khilafah tidak terbatas pada negara Utsmaniyah, tapi pastilah sebuah negara yang sepenuhnya menerapkan Islam dengan contoh kenabian. Setiap pihak yang tidak bekerja menuju tujuan ini hanyalah menjadi pengalih perhatian.
Juga, sebagaimana yang Allah (swt) firmankan:
﴿وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُم أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُمْ مِّنْهَا كَذلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايَـتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ﴾
” Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”[QS Imran 3: 103].
Gerakan Khilafat didasarkan pada keinginan untuk mematuhi perintah Allah (swt). Pakistan muncul karena ada keinginan ini, tapi tidak bisa memuaskannya. Sampai keinginan itu terpenuhi, kerinduan itu akan terus berlanjut.
Ditulis untuk Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir oleh
Afzal Qamar – Pakistan