Maraknya penghinaan ulama di media sosial dan aksi persekusi dinilai sebagai akibat dari diamnya pemerintah terhadap kasus penghinaan-penghinaan terhadap ulama dan agama. Menurut Ketua Alumni Presidium 212 Idrus Sambo, awal dari maraknya penghinaan tersebut dimulai saat pemerintah terkesan membiarkan kasus Ahok saat menista agama Islam.
“Ya, penghinaan-penghinaan di medsos itu bisa dampak dari penghinaan yang dilakukan oleh Ahok, dan dibiarkan dulu awalnya,” ungkapnya kepada mediaumat.com beberapa waktu lalu.
Negara dinilai abai, dan malah membuat keruh situasi bangsa yang tidak stabil karena dinilai melakukan kriminalisasi terhadap tokoh dan ulama yang terkait dengan aksi damai seperti 212 dan 411 saat itu.
“Yang kita permasalahkan adalah penghinaan secara institusi negara terhadap para ulama dengan kriminalisasi. Kriminalisasi itu adalah bentuk penistaan terhada ulama, dan penista ulama harus diturunkan secara konstitusional,” ujar Sambo.
Maka dari itu umat Islam diminta fokus terhadap akar masalah yang terjadi, yaitu mengecam dan menuntut sikap pemerintah yang secara sistematis melakukan kriminalisasi terhadap ulama dan tokoh-tokoh.
“Pusat masalahnya itu adalah pemerintah, yang membiarkan penghinaan-penghinaan itu banyak terjadi, jadi kami fokus terhadap masalah yang dipusatnya saja. Kalau ini sudah kita bereskan insyaAllah tenggelam semua kasus tersebut,” jelas Sambo.
Mengenai penghinaan yang bersifat pribadi, Sambo menyerahkan hal tersebut terhadap masing-masing lembaga yang merasa terhina. “Saya kira begini ya itu masalah personal, kalau Anda punya keluarga lalu dihina marah tidak? Ngapain kami bermain di hal yang receh-receh seperti itu? Cari muka saja mereka itu yang menghina hina. Ini awalnya dari masalah negara yang membiarkan penghinaan, jadi banyak yang menista ulama juga,” pungkasnya. (mediaumat.com, 3/6/2017)