Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui angka kemiskinan bisa terus naik jika harga yang diatur pemerintah seperti tarif dasar listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM) terus mengalami kenaikan.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, M. Sairi Hasbullah mengatakan, tarif listrik, harga BBM, hingga harga gas memiliki pengaruh yang kuat sekali terhadap kenaikan garis kemiskinan.
“Sebetulnya, TDL (Tarif Dasar Listrik) itu memang pengaruhnya kuat sekali. Artinya, kenaikan listrik, harga BBM, Gas. Itu akan berdampak pada garis kemiskinan,” kata Sairi di kantor pusat BPS, Kamis 15 Juni 2017.
Ia menjelaskan, definisi penduduk miskin adalah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Artinya, dengan naiknya garis kemiskinan, maka secara otomatis, jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia dapat bertambah.
“Jadi kalau garis kemiskinan naik, maka dia (masyarakat miskin) akan sulit sekali dia melampaui,” ujarnya.
Berdasarkan data terakhir BPS, angka kemiskinan Indonesia per September 2016 tercatat sebesar 10,7 persen dati total penduduk Indonesia atau sekitar 27,76 juta jiwa. Angka ini turun tipis dibandingkan dengan Maret 2016 sebesar 10,86 persen.
Sairi mengakui, jika tarif listrik dan BBM terus naik, target pemerintah menurunkan angka kemiskinan di bawah 10 persen pada tahun ini bakal sulit tercapai.
“Target pemerintah kan menurunkan angka kemiskinan di bawah 10 persen. Nanti bulan Juli akan kita umumkan lagi angka kemiskinan. Jadi setiap setahun, ada 2 kali pengumuman,” tutur dia. (viva.co.id, 15/6/2017)