Mashun Sofyan mempertanyakan data dan informasi yang disampaikan oleh para pembicara pada acara dialog kebangsaan “Menolak Khilafah, Meneguhkan Pancasila dan Keutuhan NKRI” di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Sabtu (8/7/2017) yang menghadirkan Muhammad Sofi Mubarak, S.H.I., M.Si (Kandidat Doktor UIN Jakarta) dan Muradi (Pengamat Politik UNPAD) sebagai pembicara.
“Saya mempertanyakan apa yang disampaikan pembicara yang kurang memberikan data akurat, apakah mereka sudah bertanya langsung kepada pihak HTI akan kaderisasi di dalamnya, karena dalam forum disampaikan bahwa kaderisasi HTI mengarah kepada bibit radikalisme dan pejuang jihadis. Input data yang keliru akan berdampak kepada penyampaian informasi yang salah, maka jatuhnya fitnah dan dosa. Oleh karena itu, saya menilai bahwa cara berpikir seperti ini gagal” ungkapnya.
Selain itu, Mashun juga menyanggah opini yang diarahkan seakan-akan problem konflik itu adalah ide Khilafah.
“Dalam presentasi Pak Gatot, beliau menyampaikan bahwa 70% akar konflik di dunia adalah perebutan sumber energi. Jadi, ini akibat perebutan negara-negara besar akan sumber energi”. Jelasnya.
Sementara itu, Ipank Fatin A selaku Koordinator Kepemudaan di Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam (FPMI) menyesalkan framing menyudutkan terhadap perjuangan Khilafah yang ada dalam diskusi kebangsaan tersebut.
“Saya menyayangkan mengapa agenda dialog tersebut tidak menghadirkan dari pihak HTI, padahal sepanjang acara HTI disebut-sebut, terkesan ada framing menyudutkan terhadap perjuangan Khilafah yang diusung oleh HTI” tandasnya. (bdg.news, 8/7/2017)