“Koalisi semakin mengubur parpol Islam!” ujar Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia Rohmat S. Labib kepada mediaumat.com menanggapi upaya koalisi yang dilakukan parpol Islam dengan parpol sekuler, Sabtu (18/4) di Jakarta. Lebih lanjut Rohmat menyatakan berkoalisinya parpol Islam dengan parpol sekuler seperti yang sedang diupayakan sekarang ini merupakan manuver yang diharamkan dalam Islam.
Karena secara sukarela ataupun tidak berarti parpol Islam saling tolong menolong dengan parpol sekuler dalam perjuangan menerapkan, mempertahankan, dan menyebarkan sistem sekuler.
Salah satu faktor yang mendorong parpol Islam berkoalisi dengan parpol sekuler adalah untuk mendapatkan kursi di pemerintahan, “apakah itu menteri atau yang lainnya,” ujar Rohmat. Karena seperti yang telah diketahui, berdasarkan quickcount, suara yang diperoleh parpol Islam pada pemilu legislatif 9 April lalu jauh di bawah parpol sekuler. Jadi disamping koalisi, keharaman lainnya adalah turut sertanya parpol Islam ini menjalankan roda pemerintahan yang sekuler ini. ”Jadi keharamannya double!” tandasnya.
Terkait dengan kecilnya suara yang diraih parpol Islam, di tempat terpisah, Ketua Umum Partai Bulan Bintang MS Kaban mengakui hal itu terjadi karena parpol Islam belum bisa meyakinkan masyarakat, bahwa aspirasi umat dapat tersalurkan. ”Ya, termasuk PBB. Buktinya perolehan suaranya kecil sekali,” akunya kepada mediaumat.com Ahad, (5/4) di Jakarta. Padahal, menurut Kaban, keinginan umat untuk menegakkan syariah itu memang tinggi. ”Hasil survey pun menunjukkan hal itu,” tandasnya.
Bagaimana bisa meyakinkan masyarakat kalau prilaku elite parpolnya tidak menunjukkan teladan yang islami. Jangankan dibandingkan dengan parpol Islam yang ideal, dibandingkan dengan parpol Islam di tahun 1950-an saja sudah sangat jauh. Saat itu, menurut Pakar Ilmu-Ilmu Sosial dari Unpad Djadja Saifullah, betul-betul azas partainya terlihat dalam prilaku sehari-hari elite-elite parpolnya. ”Kalau sekarang, mohon maaf, hampir tidak ada yang seperti itu,” simpul Djadja kepada mediaumat.com, Sabtu (4/4) di Bandung.
Djadja pun menyebutkan seharusnya parpol Islam memegang idealismenya dengan kuat. Tidak tergoda dengan uang dan kursi. Yang diperjuangkan adalah ideologi yang diembannya bukan malah mencari dan mempertahankan kursi untuk kepentingan pragmatis seperti yang sedang dipertontonkan elite-elite parpol Islam saat ini. Hal itu, menurut Rohmat menunjukkan parpol yang mendeklarasikan sebagai parpol Islam itu tidak berbeda dengan parpol lain. Terlebih lagi dengan diadakannya koalisi.
”Ketika berkampanye, seolah mengatakan, pilihlah saya karena saya parpol Islam. Kemudian pasca pemilu berkoalisi dengan parpol sekuler! Konsekuensi dari koalisi tersebut akan mengubur syariah Islam,” ujarnya. Bahaya lain dengan keterlibatan parpol Islam di dalam pemerintahan yang sekuler ini adalah parpol Islam dijadikan ornamen untuk memperindah sekularisme. “Dengan enteng rezim sekuler akan mengatakan, bagaimana Anda akan mengatakan pemerintahan kami salah, pemerintahan kami tidak islami. Toh pemerintahan kami juga didukung oleh parpol Islam,” tandas Rohmat.
Rohmat pun mengingatkan kepada parpol Islam bahwa baik dan buruk, benar dan salah itu tidak boleh diukur oleh azas manfaat tetapi tolak ukurnya adalah hukum syara’. “Sebagai parpol Islam sudah seharusnya merujuk kepada ketetapan Islam, itu pun kalau masih menjadikan Islam sebagai azas. Artinya, seluruh kebijakan itu berdasarkan pada Islam saja. Kalau tidak, berarti menjadikan azas Islam sebagai simbul saja,” ungkapnya. Dalam hukum syara’ sudah jelas menerapkan hukum selain yang diturunkan oleh Allah walaupun hanya satu hukum saja, adalah haram. “Orang yang seperti itu dikategorikan oleh Allah SWT dalam Alquran Surat Al-Maidah ayat 44 sebagai orang kafir; atau sebagai orang zalim ayat 45; atau, seperti yang disebutkan pada ayat 47 sebagai orang yang fasik,” pungkasnya. Nauzubillah.[] joko prasetyo
Buat parta-partai islam yang ikut pemilu: niat awal ikut pemilu apaan sih? utk dapet suara besar biar bisa “ngatur” indonesia dengan syariah? tapi kok pake koalisi segala, emangnya partai yang diajak koalisi setuju ama syariah? yang bener aja! Udah lah.. tinggalin aja jalan itu, kita pake jalan yang udah kebukti hasilnya..jalan Tauladan kita, Rasulullah SAW. Jalur yang non-kompromi, non-kekerasan, tapi tetap politis. OK? ditunggu
Benar dalam kenyataan dan sejarah tidak pernah Parpol islam menang dan berkuasa dalam arti sesungguhnya dan fair..lihat saja FIS dialjazair, PAS di Malaysia, Refah di turki.
Sekalipun menang dalam perolehan suara, rezim berkuasa pasti tidak akan rela islam memerintah.
Maka dari itu perjuangan parpol islam tidak akan pernah berhasil lewat pemilu dan parlemen. Alih-alih parpol islam di Indonesia kalah dengan parpol sekuler, karena ketidakjelasan visi dan misi parpol islam tersebut. Umat sudah semakin cerdas dan tidak mau dibodohui dengan janji-janji parpol islam yang sesungguhnya tidak pernah memperjuangkan islam.
Dengan kecilnya perolehan parpol islam kenapa mereka (parpol islam) tidak saling berkoalisi dengan sesama parpol islam? tapi malah parpol islam berkoalisi dengan parpol sekuler?
Itulah karena kekuasaan dan kepentingan sesaat yang mereka kejar, bukan kesamaan visi dan ideologi..
Allahu Akbar, dengarkanlah wahai petinggi parpol Islam…dan renungkanlah… suatu hari dimana kalian tertunduk dihadapan Allah Zat yang kalian sembah.
Pertanggungjawabannya adalah berat.
Bergabung dengan sistem sekuler aja haram, apalagi bergabung dengan partai sekuler untuk mengokohkan sistem sekuler..
Ass.wr.wb.
Kami mohonkan kembali kepada pengelola website ini, paragraf-paragraf terakhir setiap artikel yg dibaca selalu muncul-timbul – muncul-timbul. Jadinya mengganggu dan susah untuk dibaca. Mohon disempurnakan.
Emang mesti dikubur dari pada jadi sumber kebiadaban!
Wahai saudaraku masuklah islam secara kaffah,takut kepada Alloh jangan kepada manusia,takut dengan apineraka bahan bakunya dari manusia dan batu.
KOALISI …..semakin menunjukkan pada kita bahwa partai2 yang saat ini bertaruh dalam pemilu 2009 tak lebih hanya MENGINGINKAN KEKUASAAN.
Siapkan pasukan, rapatkan barisan
Kita perjuangkan syariah dan Khilafah
Allahuakbar…
hmm… begitulah musim pemilu, sebelum pemilu caleg dan partai sibuk untuk memenangakan pemilu begitu juga dengan KPU sibuk untuk menyukseskannya, dan setelah pemilu pun masih juga sibuk untuk mengurusi pelanggaran2 oleh parpol atau caleg dan partai2 pun sibuk untuk berkoalisi tidak partai islam ataupun partai sekuler, bahkan partai islam pun rela … Baca Selengkapnyamelacurkan diri untuk berkoalisi dengan partai sekuler untuk meraih kekuasaan. ini sama saja melanggengkan sistem kufur demokrasi bahkan mererka mendukung partai2 sekuler itu..
Mana IDENTITAS PARTAI ISLAMNYA? DIBUANG KETEMPAT SAMPAH.. APAKAH PANTAS ISLAM DIBUANG KETEMPAT SAMPAH?
Berpikirlah wahai parpol islam….
Saya kira partai Islam telah dipecundangi dan telah masuk perangkap demokrasi, semestinya belajar dari Hamas di Palestina, sekalipun dia menang tapi tetap tak berkuasa karena ada dalam sistem kufur…
kompas 20 april 2009 says, SBY yang merupakan kandidat tunggal capres terkuat dari hasil perolehan suara partai demokrat, akan berkoalisi dengan cawapres yang berplatfor loyal pada pemerintah dan standar patokannya adalah yang menjunjung tinggi demokrasi.
mana mungkin syariah tersuarakan di parlemen jika saat memesukinya pun kita telah dibentuk dengan platform peneguh demokrasi dan pro-pemerintahan zalim…??? waallohua’lam.
Menurut saya, saat ini tidak satupun parpol Islam yang benar-benar memperjuangkan Islam dan tegaknya hukum Islam. Orientasinya hanya mencari kekuasaan sesaat saja dan Islam dijadikan alat saja.
Idealnya partai yang mengaku berazaskan Islam dan berkoar-koar memperjuangkan islam, tetap konsisten dalam perjuangannya. Bila kalah tidak perlu berkoalisi dengan partai sekuler,lebih baik jadi oposisi saja.
Sepengetahuan saya(ma’af kalau saya tahu)selama ini tidak satupun partai yang melebel dirinya partai Islam dengan tegas dan lugas menyatakan bila berhasil dalam pemilu akan menerapkan syariat Islam, semua aturan yang bertentangan dengan Islam akan dihapus.
pastilah semua mata partai melirik untuk berkoalisi,namanya juga mempunyai keiginan yang sama yaitu asas manfaat jd jangan heran bahkan ada partai yang sampai melacurkan idealismenya sendiri….kenapa mata partai belum melek sih…??? sudah saatnya mata partai melirik SYARIAH DAN KHILAFAH.
Koalisi itu ujung-ujungnya kekuasaan & dengan kekuasaan ujung-ujungnya duit jadi ??????????????????
KoALISi ???
Koalisi dengan Partai SEkuleR menunjukkan ketidakpahaman dan ketidakjelasan parpol Islam akan perjuangaN dan TujUaN PaRpoL
semakin tidak jelas apa yang mau diperjuangkan partai2 sekarang? dalam kampanye banyak hanya program seputar perut (keuangan dan kesejahteraan materi) yang di gembar gemborkan, tidak adakah partai yang mengajak rakyat berfikir yang lebih tinggi dari sekedar ngurusi perut?
sekulerisme menggerus idealisme perjuangan partai islam yang di parlemen, saatnya mengambil opososi di luar
kenapa kok ada pertai islam yang mengaku islam
tapoi mau berkoalisi dengan partai sekuler
Semoga mereka mau mereview pemahaman2 mereka dan mau dengan ikhlas untuk mengambil pendapat yang lebih shohih….
Kalo partai-partai Islam semua bersatu (berkoalisi) saya jamin pasti partai sekuler akan keok. Tapi anehnya partai-partai Islam kok malah mengejar-ngejar partai sekuler, berharap ada “keberkahan” kursi empuk di sana kali ye. Gue makin yakin, partai-partai Islam kini bukan buat perjuangkan Islam but hanya buat cari posisi. Di mana angin paling kencang berhembus ke sanalah kapas berhamburan. So, buat apa milih di pilpres nanti!?
Demokrasi bikin ustadz jadi oppurtunis..
Hati-hatilah dengan perangkap demokrasi !! Segeralah tinggalkan ide sampah busuk yang tak bernilai itu! Ide terburuk yang seharusnya dibuang umat Islam. Coba cari asal-usul demokrasi, fakta empiris penerapannya, seluruh pikiran dan ide-ide yang dibangun di atas asasnya. Katakan, dimana letak ketinggian pemikiran -sampah- demokrasi ini?
Kompromi/Koalisi dan si si yang lainnya adalah resiko yang harus dimakan bagi penyanjung/pengemban Demokrasi. Kenapa demikian, karena mereka tak pernah menggunakan ukuran Halal HAram lagi, yang ada Laba dan Rugi!kalau saya joint dengan partai ini dapat apa ya? dan seterusnya. Bukan lagi Apakah Allah meridhoi atau memurkai. jika Allah tidak Ridho pantaskah partai Islam mendapat kemengan? atau kemenangan model apa yang ingin mereka raih? Semoga mereka yang masih terjebak didalam lubang biawak Demokrasi segera tersadar dan bertaubat. Wallahu A’lam.
Demokrasi telah membutakan para muslimin yang tadinya teguh menjadi kehilangan identitas keIslaman dan menjual aqidah mereka untuk kekuasaan yang ujung-ujungnya mereka menerapkan hukum kufr. Karena demokrasi adalah bentuk kesyirikan!