Al-Qaffal al-Marwaziy Syaikh al-Khurasaniyin

Soal:

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuhu.

Dinyatakan di kitab asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyah juz I pada tema Terpuruknya Fikih Islami (Hubûth al-Fiqhi al-Islâmî) halaman 392 sebagai berikut: “semisal al-Qaffal yang mereka mengatakan penutupan pintu ijtihad”. Akan tetapi saya mencari al-‘Alim ini dan tidak saya temukan selain dua orang yang tidak saya lihat di dalam sejarah keduanya bahwa keduanya menyerukan penutupan pintu ijtihad. Keduanya adalah al-Qaffal asy-Syasyi dan al-Qaffal al-Marwazi dan keduanya di atas fikih syafi’iy. Lalu siapakah al-‘alim yang dimaksud di dalam kitab tersebut?

Dan semoga Allah SWT memberi Anda balasan yang lebih baik.

Mushthafa al-Maqdisi

Jawab:

Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuhu.

1- Pertanyaan Anda berkaitan dengan apa yang ada di asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyah juz I pada tema “Hubûthu al-Fiqhi al-Islâmiy” yaitu sebagai berikut: “… bahkan mereka berpendapat tentang penutupan pintu ijtihad bagi kaum Muslim. Mereka mengatakan tidak bolehnya ijtihad; sehingga banyak ulama yang mereka itu layak berijtihad dan pada diri mereka terdapat keahlian ijtihad, tidak berani berijtihad dan tidak berani mengatakan bahwa mereka adalah mujtahid. Kemunduran ini bermula pada akhir abad keempat hijriyah hingga akhir abad keenam hijriyah atau awal abad ketujuh, di saat ada sedikit kenaikan. Ada para mujtahid dan ada ulama pada saat di mana semisal al-Qaffâl mengatakan penutupan pintu ijtihad”.

2- Berkaitan dengan al-Qaffal maka dinyatakan di sebagian sumber ada tiga orang dengan julukan al-Qaffal dan bukan hanya dua orang seperti yang ada di dalam pertanyaan Anda. Mereka bertiga adalah:

  1. Di Siyar al-A’lâmi an-Nubalâ` (XVI/283).

Al-Qaffal asy-Syasyi al-imâm al-‘allâmah, seorang faqih ushuli dan bahasa, ulama Khurasan, Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ismail bin asy-Syasyi asy-Syafi’iy, al-Qaffal al-Kabir. Seorang imam di daerah Wara’a an-Nahri yang memiliki banyak karangan. Al-Hakim berkata: Beliau orang paling berilmu tentang ushul diantara penduduk Wara’a an-Nahri dan paling banyak melakukan perjalanan dalam mencari hadits. Asy-Syaikh Abu Ishaq mengatakan di ath-Thabaqât, “beliau wafat pada 36. Ini sangat rancu. Al-Hakim telah mencatat sejarah wafat beliau, pada akhir tahun 365 di asy-Syasy. Begitu pula Abu Sa’ad as-Sam’ani mencatat sejarahnya. Ia menambakan bahwa al-Qaffal asy-Syasyi dilahirkan pada tahun 291. As-Sam’ani mengatakan, “beliau memiliki banyak karya yang tidak ada seorang pun semisalnya. Beliau orang pertama yang mengarang perdebatan yang baik dari para fukaha (al-Jadal al-Hasan min al-Fuqahâ`). Beliau memiliki kitab ushul fiqh. Ia memiliki “Syarhu ar-Risâlah”. Dari beliau tersebar fikih syafi’iy di Wara’a an-Nahri. As-Sam’ani berkata: Abu Bakar mengarang kitab Dalâ`ilu an-Nubuwwah” dan kitab “Mahâsinu asy-Syarî’ati” …

Di Thabaqât asy-Syafi’iyah dinyatakan tentang beliau:

(Muhammad bin Ali bin Ismail Abu Bakar asy-Syasyi al-Qaffal al-Kabir, salah seorang ulama madzhab yang paling ‘alim dan salah seorang imam kaum Muslim. Dilahirkan tahun 291 H… Syaikh Abu Ishaq mengatakan, beliau seorang imam. Beliau memiliki banyak karya tulis yang tidak ada seorang pun semisalnya. Beliau orang pertama yang mengarang al-Jadal al-Hasan min al-Fuqahâ` (perdebatan yang baik dari para fukaha’). Beliau memiliki kitab Hasan fî Ushûl al-Fiqhi dan Syarhu ar-Risâlah. Darinya tersebar fikih syafi’iy di wilayah Wara’a an-Nahri. Al-Hakim berkata: beliau orang paling ‘alim diantara penduduk Wara’a an-Nahri –yakni pada masanya- tentang ushul. Dan beliau orang yang paling banyak dari mereka melakukan perjalanan untuk mencari hadits. Al-Hulaimi mengatakan: syaikhuna al-Qaffal adalah orang paling ‘alim di antara orang yang saya jumpai dari ulama pada masanya. An-Nawawi berkata di Tahdzîb-nya: jika disebutkan al-Qaffal asy-Syasyi maka yang dimaksudkan adalah ini. Dan jika disebutkan al-Qaffal al-Marwazi maka ia al-Qaffal ash-Shaghir… Dan diantara karya asy-Syasyi: Dalâ’il an-Nubuwwah, Mahâsinu asy-Syarî’ati, Adab al-Qadhâ’ dalam bentuk juz yang besar dan tafsir yang besar. Beliau meninggal pada Dzul Hijjah tahun 365 H…).

b- Dinyatakan di Siyar al-A’lâm an-Nubalâ` (XVII/405):

(Al-Qaffal al-mam al-’allamah al-kabir, syaikh syafi’iyyah, Abu Bakar, Abdullah bin Ahmad bin Abdullah, al-Marwazi al-Khurasani. Terampil dalam membuat gembok hingga bisa membuat gembok dengan alatnya dan kunci gembok itu, beratnya empat biji. Ketika berusia 30 tahun, ia merasakan dirinya cerdas dan ia menyukai fikih, maka ia mulai membaca (mempelajari)-nya sampai pakar tentangnya dan menjadi contoh, dan dia adalah pemilik tarekat al-khurasniyin dalam fikih. Al-Faqih Nashir al-‘Umari berkata: tidak ada pada zamannya yang lebih faqih dari dia, dan tidak ada sesudahnya yang semisal dia. Kami dahulu mengatakan: bahwa dia (seperti) malaikat dalam bentuk manusia… Abu Bakar as-Sam’ani berkata di Amâlî-nya: ia tiada duanya pada zamannya secara fikih, hafalan, kewara’an dan kezuhudan. Ia memiliki atsar (peninggalan) dalam madzhab yang tidak dimiliki oleh yang lain dari penduduk eranya. Thariqahnya tumbuh berkembang dalam madzhab syafi’iy yang diemban oleh sahabat-sahabatnya sebagai thariqah yang paling berisi dan paling banyak perealisasian. Para fukaha dari berbagai negeri melakukan perjalanan kepadanya dan meluluskan para imam. Beliau meninggal pada tahun 417 H pada bulan Jumadul Akhir dalam usia 90 tahun dan pendengarannya sudah sangat berkurang sebab ia mendengar pada usia paruh baya dan sebelumnya).

Dan dinyatakan tentangnya di Thabaqât asy-Syâfi’iyah sebagai berikut:

(Abdullah bin Ahmad bin Abdullah al-Marwazi, al-imam al-jalil Abu Bakar al-Qaffal ash-Shaghir, syaikh thariqah Khurasan. Tidak lain ia disebut al-Qaffal karena dahulu dia pada awalnya mengerjakan gembok dan mahir dalam membuatnya sampai dapat membuat gembok dengan alatnya dan kuncinya beratnya empat biji. Ketika berusia 30 tahun, ia merasakan dirinya cerdas maka ia mulai menekuni fikih dan menyibukkan diri dengannya pada syaikh Abu Zaid dan lainnya dan akhirnya menjadi seorang imam yang dicontoh. Kepadanya banyak orang dari penduduk Khurasan belajar fikih. Ia mendengar hadits dan menyampaikan hadits serta mendektekan… Al-Hafizh Abu Bakar as-Sam’ani berkata di Amâlî-nya, Abu Bakar al-Qaffal tiada duanya pada zamannya secara fkkih, hafalan, kewaraan dan kezuhudan. Ia memiliki pegaruh dalam madzhab yang tidak dimiliki oleh yang lainnya dari penduduk pada eranya. Thariqahnya tumbuh berkembang dalam madzhab asy-syafi’iy yang diemban darinya oleh para sahabatnya sebagai thariqah paling berisi dan paling banyak realisasi… Ia wafat pada Jumadul Akhir tahun 417 H pada umur 90 tahun. Di antara karyanya adalah Syarhu at-Talkhîsh sebanyak dua jilid, Syarhu al-Furû’ dalam satu jilid, Kitâb al-Fatâwâ miliknya dalam satu jilid yang banyak faedahnya).

c- Dinyatakan di al-A’lâm karya az-Zarkali:

(Muhammad bin Ahmad bin al-Husain bin Umar, Abu Bakar asy-Syasyi al-Qaffal al-Faruqi, digelari Fakhru al-Islâm, al-Mustazhhiri, penghulu asy-syafi’iyah di Irak pada eranya… Dilahirkan di Miya Fariqin. Ia berpindah ke Baghdad dan mengajar di sana di Madrasah an-Nizhamiyah (tahun 504 H) dan terus berlanjut sampai wafat… Di antara bukunya “Hilatu al-‘Ulamâ` fî Ma’rifati Madzâhib al-Fuqahâ`. Dia dikenal dengan al-Mustazhhiriy karena buku itu dia tulis untuk Imam al-Mustazhhir Billah. Dan buku al-Mu’tamad, itu seperti syarah untuknya, dan asy-Syâfî Syarhu Mukhtashar al-Muzani dan al-Fatâwâ dikenal dengan Fatâwâ asy-Syâsyi, dan al-‘Umdah fî Furû’ asy-Syâfi’iyah … dan lainnya).

Dinyatakan tentangnya di Thabaqât asy-Syâfi’iyah sebagai berikut:

(Muhammad bin Ahmad bin al-Husain bin Umar, Fakhru al-Islâm Abu Bakar asy-Syasyi, dilahirkan di Miya Fariqin pada al-Muharram tahun 329 H. Ia belajar fikih kepada qadhi Miya Fariqin Abu Manshur ath-Thusiy murid asy-Syaikh Abu Muhammad dan Ali al-Kazaruni pengarang al-Ibânah. Ketika ath-Thusi diberhentikan dan kembali ke negerinya, ia masuk ke Baghdad dan menyibukkan diri kepada asy-Syaikh Abu Ishaq asy-Syayrazi dan mulazamah kepadanya sampai ia mengenalnya dan dia adalah yang menyiapkan pelajarannya. Ia membaca asy-Syâmil kepada Ibnu ash-Shabagh. Dia seorang yang bermartabat (mengesankan), berwibawa, tawadhu’ dan wara’. Dia pada permulaannya digelari al-Junaid karena sangat wara’nya. Setelah kematian gurunya, kepemimpinan madzhab berhenti padanya. Dia mengajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad satu setengah tahun. Ad-Dzahabi berkata: dia seorang asy’ariyah dan sufi… Dia wafat pada Syawal tahun 507 dan dimakamkan bersama gurunya di satu kubur yang sama, dan dikaakan disamping gurunya… Dia memiliki kitab al-Hilyah dalam dua jilid, di dalamnya dia menyebutkan perbedaan pendapat yang banyak untuk para ulama, ia tulis untuk khalifah al-Mustazhhiri Billah dan oleh karenanya ia digelari al-Mustazhhiri; dan kitab at-Targhîb fî al-‘Ilmi satu jilid yang mencakup masalah furu dengan dalil-dalil dan kitab al-‘Umdah dalam bentuk mukhtashar…).

Artinya ada tiga orang fukaha asy-syafi’iyah yang digelari al-Qaffal:

  • Pertama, dan yang paling depan, al-Qaffal asy-Syasyi al-Kabir (291-365 H) dia adalah Muhammad bin Ali asy-Syasyi al-Qaffal Abu Bakar. Penisbatannya kepada asy-Syasyi yaitu kota di negeri Wara’a an-Nahri…
  • Kedua, al-Qaffal al-Marwazi (327-417 H), dia adalah Abdullah bin Ahmad bin Abdullah, Abu Bakar, dikenal sebagai al-Qaffal al-Marwazi, nisbatnya ke Marwa asy-Syahajan. Digelari al-Qaffal karena profesinya dahulu membuat gembok (qaffal), dan boleh jadi disebut al-Qaffal ash-Shaghir untuk membedakan dia dari al-Qaffal asy-Syasyi al-Kabir yang wafat pada 365 H… Dan dia adalah seorang fakih syafi’iy, syaikh al-Khurasaniyin dari kalangan asy-Syafi’iyah. Pada awalnya ia membuat gembok. Ketika berusia 30 tahun ia menyibukkan diri dengan ilmu dan para murid dari berbagai penjuru pergi kepadanya untuk lulus dengannya dan mereka menjadi para imam. Ia wafat di Sijistan. Di antara karyanya Syarhu Furû’ Ibni al-Hadad dalam hal fikih.
  • Ketiga, al-Qaffal al-Mustazhhiri (429-507 H), dia adalah Muhammad bin Ahmad bin al-Husain bin Umar, Abu Bakar, Fakhru al-Islâm asy-Syasyi al-Qaffal al-Faruqi, dikenal dengan al-Mustazhhiri. Dilahirkan di Miya Fariqin kota paling terkenal di Diyar Bakar, seorang faqih syafi’iy… Mulaamah kepada Abu Ishaq asy-Syayrazi. Di antara karyanya: Hilyatu al-‘Ulamâ’ fî Madzâhib al-Fuqahâ`, ia gubah untuk khalifah al-Mustazhhir Billah dan oleh karenanya ia digelari al-Mustazhhiri… Al-Qaffal yang ketiga ini tidak disebutkan di semua sumber bahwa ia digelari al-Qaffal, tetap hal itu disebutkan oleh az-Zarkali di al-A’lâm.

3- Adapun yang kepadanya dinisbatkan bahwa ia menutup pintu ijtihad adalah al-Qaffal al-Marwazi syaikh al-Khurasiniyin. Di antara buktinya sebagai berikut:

a- Hâsyiyah al-‘Athâr (II/423) ‘alâ Syarhi al-Jalâl al-Mahali ‘alâ Jam’i al-Jawâmi’ karya Abdul Wahab bi Ali Tajuddin as-Subki (W. 771 H): (pengarang mengklaim bapaknya mencapai tingkatan ijtihad mutlak. Ia berkata di Tarsyîh at-Tawsyîh, “jika engkau berkata, “apa yang engkau klaim sampainya syaikh al-Imam derajat ijtihad mutlak adalah tertolak dengan ucapan al-Ghazali di al-Wasîth, “sungguh telah kosong era ini dari mujtahid yang independen. Dan ini al-Ghazali tidak sendirian, akan tetapi telah didahului oleh al-Qaffal Syaikh al-Khurasiniyin. Ar-Rafi’iy dan an-Nawawi menyebutkan dari al-Wasîth, mereka diam terhadapnya. Aku katakan, aku telah menelaah ucapan ini dan aku telah pikirkan, tampak untukku bahwa al-Ghazali dan orang yang mendahuluinya tidak lain mereka maksudkan adalah kosong dari mujtahid yang menjalankan tugas al-qadha’…).

b- Imam az-Zarkasyi (W. 794 H) berkata di Bahru al-Muhîth: ( adapun ucapan al-Ghazali: sungguh era ini telah kosong dari mujtahid yang independen dan dia telah didahului oleh al-Qaffal Syaikh al-Khurasaniyin. Dikatakan: yang dimaksudkan adalah mujtahid yang melakukan al-qadha’. Para muhaqiq dari para ulama mereka tidak menyukainya dan pada zaman mereka pada galibnya tidak ada yang melakukan tugas al-qadha’ kecuali orang yang bukan mujtahid, dan bagaimana mungkin al-qadha’ terhadap berbagai penjuru dengan kosongnya dari mujtahid. Dan al-Qaffal sendiri mengatakan kepada penanya dalam masalah ash-shubrah (onggokan): engkau bertanya tentang madzhab asy-Syafi’iy atau apa yang aku punya (pendapatku)? Al-Qaffal, syaikh Abu ‘Ali dan al-Qadhi al-Husain berkata: kami bukan muqallid untuk asy-Syafi’iy akan tetapi pendapat kami sesuai dengan pendapat asy-Syafi’iy…).

4- Dari paparan sebelumnya jelas bahwa ada orang yang menisbatkan kepada al-Qaffal syaikh al-Khurasaniyin yaitu al-Qaffal al-Marwai (327-417 H) penutupan pintu ijtihad atau minimal bahwa era itu kosong dari mujtahid independen, yakni mujtahid yang tidak mengikuti mujtahid sebelumnya… meski bukan gamblang (sharih) dalam melarang ijtihad!

Akan tetapi yang menarik perhatian bahwa al-Qaffal al-Khurasaniyin yang kepadanya dinisbatkan penggembokan pintu ijtihad, dahulu pekerjaannya dalam hal gembok dan dia mahir di situ… Mungkin termasuk hal yang aneh secara kebetulan bahwa pekerjaannya ini dalam membuat gembok sesuai apa yang dinisbatkan kepadanya berupa penggembokan (penutupan) pintu ijtihad! Saya tidak tahu jika penisbatan penutupan pintu ijtihad kepadanya adalah karena pengaruh profesinya membuat gembok atau hal itu semata kebetulan! Saya katakan ini sebab seperti yang ada di Bahru al-Muhîth karya az-Zarkasyi di atas, al-Qaffal sendiri berijtihad padahal dia bermadzhab asy-syafi’iy. Dinyatakan di sumber yang sama: Dan al-Qaffal sendiri mengatakan kepada penanya dalam masalah ash-shubrah (onggokan): “engkau bertanya tentang madzhab asy-Syafi’iy atau apa yang aku punya (pendapatku)?” Al-Qaffal, syaikh Abu ‘Ali dan al-Qadhi al-Husain berkata: kami bukan muqallid untuk asy-Syafi’iy akan tetapi pendapat kami sesuai dengan pendapat asy-Syafi’iy…).

Di atas semua itu, saya berharap di dalam hal ini ada kecukupan jawaban atas pertanyaan Anda.

 

Saudaramu

 

Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah

 

26 Sya’ban 1439 H

12 Mei 2018 M

 

http://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer-hizb/ameer-cmo-site/52059.html

https://web.facebook.com/AmeerhtAtabinKhalil/photos/pb.122848424578904.-2207520000.1526160079./811843495679390/?type=3&theater

https://plus.google.com/u/0/b/100431756357007517653/100431756357007517653/posts/V72mJDoSR4Y

https://twitter.com/ataabualrashtah/status/995412736925421569

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*