Sebuah waralaba supermarket di
Film itu memicu kecaman keras dari seluruh dunia Muslim, dan juga dikecam oleh organisasi internasional seperti PBB.
Toko-toko itu akan memasang papan dan poster pemberitahuan untuk menjelaskan bentuk protes itu hanya berlaku di Malaysia. Jaringan supermarket itu membeli hampir barang-barang buatan Belanda senilai hampir 20 juta dollar, mulai dari susu, mentega dan keju hingga kosmetika serta barang elektronik.
Mantan Perdana Menteri Mahatir Mohammad yang masih kuat pengaruhnya di negara itu, menyerukan pemboikotan produk Belanda beberapa saat setelah film Geert Wilders dirilis di internet. Demikian juga beberapa organisasi
Melarang penayangan
Majelis yang mengatur urusan keagamaan di
Pada hari Sabtu, beberapa perusahaan Belanda mengancam akan menggugat Wilders jika filmnya menyebabkan boikot barang komersial.
Kepala asosiasi perusahaan Belanda mengatakan kepada sebuah koran lokal bahwa aksi boikot akan mengancam ekspor karena perusahaan seperti Shell, Philips dan Unilever dikenali sebagai perusahaan Belanda.
Sementara itu, aksi protes menentang film karya politisi Belanda, Geert Wilders, yang dikatakan menghujat agama Islam, kembali berlangsung di luar kedutaan besar Kerajaan Belanda di Jakarta.
Film berjudul Fitna, yang diedarkan internet, menuduh agama Islam memicu kekerasan.
Unjuk rasa menentang film tersebut oleh beberapa puluh orang berlanjut setelah semalam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pemerintah melarang penayangan film itu.
Di Singapura, Majelis Agama Islam Singapura (MUIS) mengutuk, diproduksi dan dirilisnya video Geert Wilders.
Sumber: BBCIndonesia.com