Jerman dan Perancis Memperingatkan bahwa Tata Dunia Pasca PD II Tidak Ada Lagi dan Nasionalisme Ekonomi Trump Bisa Menyebabkan Perang

Oleh: Dr. Abdullah Robin

Presiden AS, Trump, memukul baja dan aluminium Uni Eropa dengan mengenakan tarif impor pada awal Juni. Dan negara-negara Uni Eropa dengan suara bulat

mendukung rencana, pada 14 Juni, untuk mengenakan tarif impor terhadap produk-produk AS senilai 3,3 miliar dolar AS. Hari berikutnya, Trump menelepon Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mendorong Uni Eropa guna merundingkan pengurangan hambatan perdagangan, tetapi Uni Eropa telah ‘menutup pintu’ pada negosiasi. Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk mengatakan pada bulan lalu bahwa Uni Eropa “siap untuk berbicara tentang liberalisasi perdagangan dengan teman-teman Amerika kami tetapi hanya jika AS memutuskan pengecualian tak terbatas dari tarif baja dan aluminium”, yang membuat Uni Eropa dan AS berada di ambang siklus saling balas perdagangan yang “kemungkinan akan menggerakkan dunia lebih jauh dari sistem perdagangan yang terbuka, adil, dan berbasis aturan, dengan dampak buruk bagi ekonomi AS dan bagi mitra dagangnya”, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).

Uni Eropa dan AS memiliki skala perdagangan lebih dari $ 1 triliun per tahun, yang merupakan hubungan perdagangan bilateral terbesar di dunia. Namun pengenaan tarif baru-baru ini oleh Trump telah membuat perdagangan dan hubungan diplomatik ini terancam. Pertemuan G7 awal bulan ini berlangsung begitu tegang sehingga Presiden Prancis meninggalkan tanda yang terlihat di tangan Trump setelah kompetisi jabat tangan yang ganas oleh kedua presiden. Ada kata-kata kasar dari Trump kepada Macron, dan juga kepada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang digambarkan sebagai “tidak jujur dan lemah”. Sementara itu, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan bahwa ada “tempat khusus di neraka” bagi Trudeau.

Trump berjanji untuk mengurangi defisit perdagangan AS dan mengembalikan pekerjaan dan kekayaan ke AS dengan memberlakukan tarif impor dari negara-negara yang mengekspor lebih banyak ke AS daripada yang mereka impor dari AS. Dan pesan ini membantu membuatnya terpilih pada 2016. Sekarang AS memasuki separo mas ke arah pemilu berikutnya, Trump menegaskan kembali janjinya untuk membuat Amerika hebat kembali dengan mengurangi defisit perdagangan. Sementara itu, teman-teman dan musuh AS berbaris bersama untuk menanggapi tekanan AS menggunakan tarif terhadap barang mereka. Tarif Uni Eropa yang disetujui senilai US $ 3,3 miliar untuk impor dari AS akan berlaku bulan depan. Uni Eropa juga telah mengajukan komplain kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). AS, yang arogansinya tidak mengenal batas, mengatakan akan mundur dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) jika WTO mengagkat komplain Uni Eropa. Sementara itu, Uni Eropa telah merencanakan paket tarif kedua senilai $ 4,3 miliar jika AS tidak mundur (dari kebijkan tarifnya).

AS dengan cepat mengisolasi diri di panggung dunia dengan ancaman terbuka dan bullying, seperti yang terlihat pada pertemuan pahit G7 pekan lalu, di mana para pemimpin bekerja keras untuk menyetujui pernyataan bersama, yang Trump berubah pikiran tentangnya dan menolak untuk menandatanganinya. Presiden Prancis Macron memperingatkan bahwa “nasionalisme ekonomi menyebabkan perang, dan itulah yang terjadi pada tahun 1930-an”. Sementara, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas memperingatkan bahwa tata dunia pasca-Perang Dunia II “tidak ada lagi.” Maas menyerukan untuk mendefinisikan ulang hubungan dengan AS: “Kebijakan isolasionis Trump telah membuka kekosongan besar di seluruh dunia. Oleh karena itu, tanggapan kita hari ini untuk ‘America First’ harus berupa ‘Europe United’.

Namun, direktur pelaksana Federasi Grosir Jerman, Perdagangan Luar Negeri dan Jasa (BGA), Gerhard Handke, mengatakan kepada Reuters bahwa tidak semua negara anggota Uni Eropa terpengaruh oleh tarif yang lebih tinggi dengan tingkat yang sama seperti Jerman, yang mengalami pukulan paling keras: “dengan latar belakang ini, menjaga jajaran Uni Eropa tetap tertutup meskipun ada kepentingan nasional yang berbeda di antara 27 anggota akan menjadi tatanan yang tinggi”.

Lima belas ekonom AS yang telah menjabat sebagai mantan anggota Dewan Penasihat Ekonomi Presiden di bawah pemerintahan Republik dan Demokrat menulis surat bersama menentang tarif setelah pertama kali diusulkan: “Amerika Serikat masih memiliki lebih dari 150 tugas pengorbanan dan antidumping pada import baja…. Tarif tambahan kemungkinan akan membahayakan hubungan kita dengan … negara sahabat; Pengalaman sebelumnya dengan tarif baja darurat di bawah Presiden Bush mencuatka perhatian ini” dan “tarif tambahan akan benar-benar merusak ekonomi AS”. Salah satu penandatangan surat itu adalah mantan Kepala Federal Reserve Alan Greenspan yang mempertanyakan logika nasionalisme ekonomi Trump: “Kami berada di tepi. Saya pikir kita harus sangat sedih jika kita begitu, dikarenakan anggapan bahwa orang asing merampas kita. Ini tidak masuk akal”.

 

http://hizb-ut-tahrir.info/en/index.php/al-raya-newspaper/15605.html

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*