Menyusul sebuah wawancara di mana Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan pada pekan ini untuk memperkuat Eropayang bersekutu dengan Rusia guna melawan kemungkinan dunia bipolar baru yang didominasi oleh Amerika dan Cina, maka Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membela kepemimpinan NATO dari serangan Macron.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada hari Jum’at bahwa NATO akan tumbuh, berubah atau berisiko hendaknya diabaikan. Pernyataan iu dikeluarkan sehari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa NATO itu tengah sekarat.
Kanselir Jerman Angela Merkel menolak komentar Macron dalam sebuah wawancara dengan Majalah Mingguan Inggris, The Economist, di mana Merkel menyebutnya sebagai “hal yang keras dan kejam”. Pompeo mengatakan pada hari Kamis bahwa NATO itu mungkin yang paling penting “sepanjang sejarah”.
Tetapi dia mengakui perlunya NATO untuk berkembang, dalam sesi tanya jawab setelah memberikan pidato di Berlin pada hari Jum’at, sehari sebelum peringatan 30 tahun jatuhnya Tembok Berlin.
“Setelah 70 tahun, NATO perlu berkembang dan berubah,” katanya. “NATO harus mampu menghadapi kenyataan dan tantangan zaman”.
“Jika negara-negara berpikir bahwa mereka dapat memperoleh manfaat keamanan tanpa membekali NATO dengan bahan-bahan yang dibutuhkannya, dan jika mereka tidak memenuhi kewajibannya, maka ada risiko, bahwa NATO akan menjadi tidak efektif atau bahkan ketinggalan zaman,” katanya.
Konflik antara pemerintah Barat adalah hasil dari pembagian Barat menjadi negara-negara bangsa yang terpisah, yang bercokol di Westphalia pada abad ke-17, tetapi pada kenyataannya melekat dalam perlakuan agama Kristen untuk Gereja dan negara sebagai entitas yang terpisah. Ketika Paus Kristen kuat, Eropa mampu mempertahankan kebijakan luar negeri yang lebih bersatu, tetapi dengan melemahnya Gereja Katolik, raja-raja Eropa secara individualis memulai petualangan luar negerinya sendiri-sendiri, di mana masing-masing membangun kepentingan nasional kolonialnya sendiri yang secara alami saling bertentangan, dan kolonialisme Barat berlanjut di bawah nama-nama yang berlainan. Sehingga konflik antara kekuatan Barat berlanjut hingga hari ini.
Allah subhānahu wa ta’āla berfirman Al-Qur’an Al-Karim: “Dan diantara orang-orang yang mengatakan: ‘Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani’, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan.” (TQS Al-Maidah [5] : 14) (kantor berita HT, 14/11/2019).