Iran mengingatkan Sekjen PBB, Ban Ki-moon tak menerapkan standar ganda. Menyusul komentar keras Ban terhadap pidato Presiden Mahmoud Ahmadinejad dalam Durban Review Conference di Jenewa, Swiss, pada Senin lalu.
Saat itu, dalam pidatonya Ahmadinejad menyatakan Israel merupakan sebuah pemerintahan rasis yang kejam dan represif. Ban kemudian berkomentar bahwa Ahmadinejad menyalahgunakan forum itu dan melakukan tuduhan, memecah belah, bahkan menghasut.
Dubes Iran untuk PBB, Mohammad Khazaee, dalam suratnya kepada Ban, Kamis (23/4) mengatakan reaksi keras dilakukan terhadap pidato Ahmadinejad namun pada saat yang sama para pejabat PBB termasuk Sekjen PBB diam saja terhadap perlakuan Israel terhadap rakyat Palestina.
Menurut Khazaee, komentar Ban terhadap pidato Ahmadinejad bertentangan dengan sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh seorang Sekjen untuk bersikap adil dan tak memihak. Iran menilai sikap Ban menunjukkan adanya keberpihakan.
”Kehati-hatian harus dilakukan untuk mencegah lahirnya situasi di mana PBB dan para pejabatnya terlihat menerapkan pendekatan-pendekatan yang berbeda, mempraktikan standar ganda, atau posisi yang bias,” kata Khazaee dalam suratnya.
Standar ganda, kata Khazaee, telah dilakukan dalam merespons pidato Ahmadinejad. ”Reaksi yang tak komprehensif terjadi terhadap pidato Ahmadinejad. Di sisi lain, PBB dan para pejabatnya tetap diam atas kejahatan yang dilakukan Israel pada warga Palestina tak berdosa.”
Terkait tuduhan, distorsi informasi, dan ancaman Israel melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, ungkap Khazaee, PBB dan para pejabatnya juga tak melakukan apa-apa. Padahal Iran meminta PBB untuk merespons ancaman itu.
Ini terkait pernyataan Israel bahwa program nuklir Iran mengancam kebaradaan Israel dan ancaman serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Israel pernah juga menyatakan agar AS bisa menghentikan program nuklir Iran, jika tidak Israel akan menyerang Iran.
Di sisi lain, Khazaee mengecam langkah delegasi Uni Eropa yang meninggalkan ruangan konferensi ketika Ahmadinejad menyampaikan pandangannya mengenai Israel. ”Itu merupakan manifesto intoleransi dan menentang prinsip PBB tentang kebebasan berekspresi,” katanya.
Ahmadinejad, kata Khazaee, didera kritik berlebihan dan tak adil hanya karena mencoba menyampaikan posisi negara yang ia wakili.
”Presiden hanya menyampaikan pandangan dan rasa prihatin karena sebagian besar anggota PBB membiarkan saja kebijakan dan praktik rezim Israel yang menyengsarakan rakyat Palestina,” kata Khazaee.” (Republika online, 24/04/2009-10:40)