Berita Duka Pengemban Dakwah Hizbut Tahrir Generasi Pertama

﴿مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً﴾

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).” ( TQS. Al-Ahzab [33] : 23 ).

Kantor Media Hizbut Tahrir di tanah yang diberkati, Palestina, menyampaikan berita duka, atas wafatnya salah satu tokoh, generasi pertama pengemban dakwah di Hizbut Tahrir, yang insya Allah dirahmati.

Al-Hajj Ibrahim Ahmad Musa Hid (Abu al-Mundir)

Yang telah pulang ke rahmatullah (wafat) pada tengah malam hari Sabtu, 12/2/2022, dalam usia 91 tahun. Al-Hajj rahimahullah telah tergabung dalam dakwah bersama Asy-Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullah, sejak awal aktivitasnya pada tahun 1952 M, dan bahkan sebelum Hizbut Tahrir dideklarasikan. Kemudian beliau menghabiskan hidupnya dengan berjuang mengemban dakwah Islam untuk menegakkan Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, dimanapun dan kemanapun beliau berada. Beliau rahimahullah adalah salah satu anak panah perjuangan untuk melanjutkan kehidupan Islam, yang taat, ikhlas, dan sabar—demi jalan dakwah—memikul semua ujian, dipenjara, kesulitan hidup, dan lelahnya perjalanan, sebagai seorang pengemban dakwah yang membimbing dan menasehati masyarakat di masjid, berbagai acara, forum-forum diskusi, dan juga melalui internet.

Meski usianya sudah lanjut, beliau tetap aktif, giat dan gigih, menghadiri seminar, mengikuti kegiatan dan membaca buletin. Beliau sangat mencintai para syabāb (para aktivis Hizbut Tahrir) dan sangat dekat dengan mereka. Sehingga dengan segala kebaikan, cinta dan ketulusan beliau mendoakan mereka dan mereka pun mendoakannya. Beliau telah menjalani hidup dengan menepati janjinya kepada Allah subhānahu wa ta’āla hingga saat-saat terakhir hidupnya, dan beliau wafat dalam keadaan demikian itu. Beliau meninggalkan keturunan yang saleh yang mengemban dakwah, mencintai Islam, dan berjuang untuk meninggikannya, serupa dengan beliau dalam aktivitas, tekad dan pemberian, sehingga menjadi aset ivestasi bagi beliau, yang insya Allah akan terus menambah timbangan kebaikannya di sisi Allah subhānahu wa ta’āla.

Semoga Allah subhānahu wa ta’āla merahmati almarhum dengan rahmat yang luas, dan menempatkannya di taman-taman surga-Nya yang luas. Innā Lillāhi wa Innā Ilaihi Raji’ūn, kita semua adalah milik Allah dan kepada-Nya kita semua akan kembali. Semoga Allah subhānahu wa ta’āla memberi pahala yang paling besar kepada keluarga dan kerabatnya, dan mengilhami mereka kesabaran dan keikhlasan. Dan kami tidak mengatakan sesuatu kecuali apa yang diridhai oleh Allah subhānahu wa ta’āla. Apa yang diberi oleh Allah subhānahu wa ta’āla dan kemudian diambil-Nya, semuanya adalah milik Allah. Dan di sisi-Nya, segala sesuatu telah ditentukan ajalnya.

Kantor Media Hizbut Tahrir
Di tanah yang diberkati – Palestina
(Penerjemah: M. Bajuri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*