Rencana Pemerintah untuk Menurunkan Anggaran Pendidikan Ditolak

Rencana pemerintah untuk menurunkan anggaran pendidikan dalam RAPBN 2010 mendapat penolakan dari sejumlah anggota DPR. Anggaran pendidikan justru seharusnya naik karena banyak persoalan pendidikan yang mesti dibenahi.

Seperti diwartakan sebelumnya, anggaran pendidikan tahun 2010 ditargetkan senilai Rp 195,63 triliun atau berkurang Rp 11,7 triliun dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 207,41 triliun. Dengan anggaran Rp 195,63 triliun, anggaran pendidikan 2010 setara dengan 20,6 persen dari total RAPBN 2010. Anggaran pendidikan tahun 2009 sebesar 21 persen dari APBN. Penurunan ini karena anggaran 2010 difokuskan untuk pemulihan perekonomian nasional dan pemeliharaan kesejahteraan rakyat.

Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDI-P, Wayan Koster, mengatakan, anggaran pendidikan tidak boleh turun, baik nominal maupun persentasenya.

Hal senada diungkapkan anggota Komisi X dari Fraksi PKS, Aan Rohana. ”Baru pertama kalinya masyarakat menikmati persentase anggaran pendidikan meningkat, itu pun termasuk gaji guru, kok sudah diturunkan lagi. Padahal, pemerintah dan DPR telah sepakat menaikkan besaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS),” ujarnya pekan lalu.

Aan mengatakan akan terus memperjuangkan agar anggaran pendidikan meningkat. Pendidikan dan kesehatan merupakan dua sektor yang harus diprioritaskan negara karena menyentuh langsung hak masyarakat.

Pendidikan juga terkait erat dengan pembangunan manusia masa depan dan pembangunan ekonomi. Bahkan, beberapa program yang menjadi prioritas belakangan ini terkait langsung dengan peningkatan keterampilan bekerja dan pengurangan pengangguran, seperti penguatan sekolah menengah kejuruan dan peningkatan program keahlian di perguruan tinggi.

Minimal dipertahankan

Anggota Komisi X dari Fraksi Golkar, Ferdiansyah, berpendapat, apabila pendidikan masih dianggap prioritas, seharusnya besaran anggaran minimal dipertahankankan. Ferdiansyah mengatakan, pengelolaan anggaran di Depdiknas perlu lebih efisien dan tepat sasaran. Program yang dijalankan harus menyentuh permasalahan mendasar pembangunan pendidikan.

Koster mengatakan, beberapa program di Departemen Pendidikan Nasional malah harus ditambah alokasi anggarannya. Program wajib belajar sembilan tahun tanpa pungutan harus tetap dijalankan. Program lainnya ialah pembayaran tunjangan profesi guru dan peningkatan kualifikasi guru agar minimal berpendidikan strata satu atau diploma empat.

”Kami di DPR malah menginginkan kualitas dan sasaran program-program tersebut meningkat dari tahun ini,” ujarnya.

Ferdiansyah berpendapat senada, program wajib belajar sembilan tahun merupakan harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa ini.

Departemen Pendidikan nasional, lanjut Ferdiansyah, perlu membuat data yang benar dan terbaru mengenai jumlah murid, guru, dan ruang kelas. Berdasarkan data tersebut, barulah disusun berbagai kebijakan secara efisien dan tepat sasaran. (Kompas, 27/04/2009)

4 comments

  1. Memang pendidikan sekarang ini sangat mahal. Karena sisitem saat ini yang digunakan bukan sistem Islam. Jadi kalau ingin persoalan umat saat ini dapat terselesaikan termasuk Sistem Pendidikan, maka sistem Islam yakni Khilafah harus tegak.
    ALLAHUAKBAR……3*

  2. Muslimuda banten

    Anggaran 2009 aja di SD/SMP msh byk pungutan disana-sini, gmana klo diturunin lg ya?
    Klo emang udah gak becus ngurus negara, mundur aja deh…
    Saatnya kembalikan smua pd hkm&sistem Islam. Dijamin barokah dunia-akhirat. ;-)

  3. semurah apapun biaya pendidikan kalo sistemnya termasuk didalamnya kurikulum dll tidak islam maka tetap saja menghasilkan manusia-manusia yang sekuler.
    lihatlah ukuran berhasil dan tidaknya siswa, hanya ditentukan 4 mata plajaran, dan jika kita lihat “pelajaran agama” tidak pernah dijadikan standar keberhasilan seorang siswa.
    agama hanyalah pelajaran tambahan.
    negeri ini tidak pernah belajar dari apa yang sering mereka katakan sendiri. katanya kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% akademis dan 80% sikap mental termasuk atitude.
    namun lihatlah hasil pendidikan negeri ini, yang ada justru generasi-generasi yang kerdil dalam menghadapi hidup, jangankan menghadapi hidup, menghadapi unas saja pada stresssss….
    hanya dengan sistem islamlah pendidikan akan menjadi sesuatu yang bisa dinikmati seluruh umat, dan hasilnyapn manusia yang tangguh dan istiqomah dalam mengemban tugas hidup yang sesungguhnya : “abdullah”.

  4. ya gitu lah pmerintah g connect sma rakyat………….!!!!!!!!!!!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*