Permintaan kekebalan diplomatik dinilai aneh.
”Kita harus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk bidang penelitian. Misalnya, antaruniversitas atau antarlembaga riset, seperti penanganan flu burung. Kita juga bekerja sama dengan laboratorium di AS dan
Karena jalinan kerja sama terkait riset medis, Kalla menegaskan peneliti Namru-2 yang berkewarganegaraan AS tak berhak memiliki kekebalan diplomatik. ”Mereka sebagai peneliti bekerja layaknya profesional. Jadi, tidak perlu ada kekebalan diplomatik,” katanya.
Pengamat hukum internasional, Hikmahanto Juwana, berpendapat peneliti Namru-2 tidak bisa mendapatkan kekebalan diplomatik. Sesuai Konvensi Wina, kekebalan diplomatik hanya diberikan kepada kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, dan diplomat. Dia mengaku tak paham jika kemudian peneliti Namru-2 yang berkewarganegaraan AS diberikan kekebalan diplomatik. ”Secara hukum internasional, ini aneh,” katanya.
Pendapat serupa dikemukakan pengamat politik dari CSIS, Kusnanto Anggoro. Ia menyatakan peneliti Namru-2 bukanlah diplomat. ”Manajemen mereka juga berbeda karena tidak berada di bawah
Kusnanto meminta pemerintah tetap waspada dengan memperjelas tugas-tugas Namru-2 dalam butir kesepakatan: apa yang hendak dicari dan apa yang harus dilaporkan ke
Riset ilmiah
Sementara itu, Direktur Namru-2, Kapten Trevor R Jones, menegaskan riset yang dilakukan lembaganya selama ini atas izin
Mengenai keinginan perwira TNI AL dilibatkan di Namru-2, Jones mengaku pernah menawarkan itu. ”Sekarang pun penawaran masih terbuka bagi ilmuwan medis atau dokter TNI untuk datang dan bekerja di sini setiap hari.”
Menjawab pertanyaan apa kepentingan AS meneruskan riset Namru-2, padahal laboratorium serupa punya Indonesia (Lembaga Eijkman dan Laboratorium Litbangkes) sudah ada, Jones menyatakan alasan pendirian Namru-2 karena permintaan Pemerintah Indonesia.
Namru-2 mulai beroperasi sejak 1970 untuk melakukan riset berbagai penyakit tropis, misalnya malaria. Kontrak Namru-2 berakhir pada Januari 2005. Tapi, untuk kepentingan beberapa penelitian, seperti flu burung, kontrak diperpanjang hingga Januari 2006. Pembahasan ulang kerja sama Namru-2 mandek terkait sejumlah persoalan. Di antaranya, permintaan kekebalan diplomatik bagi 20 staf Namru-2 warga negara AS. wed/eye/ann/ant
[Republika]