Janji paket bantuan internasional untuk rekonstruksi Gaza senilai 4.5 miliar dolar AS, belum sepeser pun masuk ke Gaza. Janji bantuan ini digalang pada Maret lalu melalui konferensi internasional Gaza di Mesir. Ini terjadi karena Israel masih tak membuka perlintasan di perbatasan.
”Gaza masih belum bisa meraih manfaat dari janji bantuan internasional sebab aliran makanan dan bantun masih dibatasi. Tak akan ada prospek terwujudnya pemulihan dan rekonstruksi sampai kami mendapatkan akses bagi masuknya material untuk melakukan rekonstruksi masuk ke Gaza,” kata Ging, di Brussels, Belgia, kamis (30/4).
Ging menyatakan paket bantuan yang telah dijanjikan belum bisa disalurkan karena masalah perbatasan itu. ”Miliar dolar dana telah dijanjikan untuk pemulihan dan rekonstruksi namun belum sepeser pun yang masuk dan memberikan manfaat bagi warga yang hidup di sana,” ungkapnya.
Padahal, Israel sebelumnya menayatakan telah membuka lebar perbatasan untuk membantu masuknya aliran makanan dan obat-obatan ke Gaza, setelah serangan Israel ke Gaza selama 22 hari itu berakhir. Serangan itu telah menyebabkan sebanyak 5.000 rumah hancur dan membuat 1.400 orang kehilangan nyawa.
Selain Israel yang tetap membatasi pembukaan perlintasan di perbatasan, Mesir juga melakukan hal yang sama. Komunitas internasional, kata Ging, harus segera mencari solusi mengenai isu perlintasan di perbatasan ini dan memberi akses lebih luas bagi masuknya makanan dan bantuan bagi warga Gaza.
”Hari ini, uang yang telah dijanjikan masih berada di luar sana dan warga Gaza masih terus harus hidup di reruntuhan rumah mereka. Perhatian dunia kepada nasib warga Gaza ini begitu menyedihkan,” kata Ging. Ia berharap komunitas internasional dapat merasakan apa yang dirasakan warga Gaza sekarang ini.
Robert Serry, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Damai Timur Tengah, yang melakukan kunjungan ke Gaza pada Kamis (30/4), menyatakan situasi di Gaza mengkhawatirkan dan mengingatkan bahwa isu rekonsiliasi dan perbatasan harus segera dicarikan solusinya agar masalah warga Gaza juga bisa terselesaikan.
”Tidak adanya kemajuan pada isu rekonsiliasi, pembukaan perlintasan di perbatasan, pengamanan perbatasan, dan pertukaran tahanan akan menjadi potensi bagi terwujudnya kembali kekerasan,” kata Serry dalam sebuah pernyataan. (Republika online, 01/05/2009-11:45)
media berpengaruh penting dalam hal ini. Jika tidak diberitakan, masyaraka tidak akan tahu, berita gaza hilang tanpa bekas karena pemilu yang tidak membawa kesejahteraan.
Ya Allah….ampuni kami yang lengah.
Bantu kami untuk terus memperjuangkan bangkitnya khilafah.