Nafi’ Ali Nafi’, Asisten Presiden Sudan menyatakan tentang permintaan Perancis untuk tidak mencalonkan Presiden Sudan, Omar al-Bashir dalam pemilihan presiden mendatang, karena masih dalam proses penyelesaian dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Nafi’ mengatakan dalam keterangan pers Selasa lalu bahwa persyaratan Barat itu menguatkan keputusan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang hanya merupakan gaya politik, yang ditolak Sudan. Apalagi dia mendengar dari orang-orang Perancis, selama kunjungannya baru-baru ini ke Paris, usulan yang berkaitan dengan keberadaan presiden al-Bashir dalam kekuasaan selama masa transisi, sedang keputusan Pengadilan Pidana Internasional (ICC) terhadapnya masih berjalan.
Penasihat presiden Sudan menambahkan bahwa usulan ini menguatkan bahwa persoalan ini ternyata tidak ada hubungannya dengan isu keadilan sebagaimana pernyataan para pendukung keputusan ICC, khususnya keputusan terhadap Presiden al-Bashir, namun itu semua hanyalah motivasi politik semata.
Dikatakan bahwa ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden al-Bashir menyusul dugaan keterlibatannya secara tidak langsung dalam kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Darfur.
Minggu lalu, Nafi’ berkunjung ke Ibu Kota Perancis dan ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis, Bernard Kouchner serta Menteri Luar Negeri Ingris, David Miliband, di mana dinatara mereka berlangsung pembicaraan tentang usaha mengembalikan Organisasi-Organisasi Bantuan (LSM) Internasional Non-Pemerintah, serta tentang kerjasama Sudan terkait keputusan Pengadilan Kriminal Internasional.
Nafi’ menegaskan dalam pernyataan pers hari Kamis lalu bahwa Pemerintahan Sudan tidak akan menerima kedatangan organisasi-organisasi (LSM) ini. Apalagi Khartum telah memiliki cukup bukti yang menunjukkan keterlibatan organisasi-organisasi (LSM) yang telah diusirnya, yang berjumlah 13 organisasi, dalam berbagai kegiatan yang membahayakan terhadap keamanan Sudan.
Seorang pejabat Sudan mengatakan bahwa dia tidak melihat alasan, baik yang diperdebatkan dikalangan masyarakat Sudan maupun negara-negara lain, tentang pentingnnya organisasi-organisasi (LSM) itu di Sudan. Apalagi baru-baru ini pemerintahannya mengeluarkan pernyataan bahwa organisasi-organisasi bantuan di Darfur sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.
Komentar:
Perancis dan negara-negara Barat kafir lainnya tidak pernah merasa puas untuk mengintervensi negeri-negeri kaum Muslim dan urusan-urusan mereka, baik dalam maupun luar negeri. Benar, mereka tidak hanya cukup di situ. Bahkan mereka yang membuat perintah dan larangan di negeri ini. Sehingga kami melihat al-Bashir dan lainnya ditempatkan pada daftar pencarian orang (DPO) bagi Pengadilan International, kemudian memintanya untuk tidak dicalonkan dalam pemilihan presiden mendatang. Seolah-olah ini merupakan urusan dalam negeri Perancis sendiri.
Namun yang lebih berbahaya dari semua itu adalah bahwa ambisi-ambisi mereka dan yang lainnya tidak akan pernah berakhir selama para penguasa jahat dan sesat masih merelakan dirinya menjadi alas kaki (sandal) di kaki kaum kafir penjajah, dan mereka melakukan penindasan terhadap umat Islam untuk memenuhi tuntutan tuannya. Barangsiapa yang dihinakan oleh Allah dan agama-Nya, maka segala sesuatu akan menghinakannya. Sedang Allah akan memenangkan agama-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. (mb/al-aqsha)
Sadar atau tidak hal demikian sedang berlangsung di Indonesia, tetanda atau ceciri-nya sudah jelas-jelas nampak, mereka yang tahu dan merasakan hal ini juga pura-pura tidak tahu. Campur tangan asing dengan kaki-kaki-nya sudah napak di tanah-air ini yang lewat dengan bermacam cara dan penjuru…