Amerika Serikat (AS) menyampaikan permintaan resmi kepada Jerman untuk menampung sejumlah tahanan dari penjara Guantanamo. Demikian diungkapkan oleh Juru Bicara Menteri Dalam Negeri Jerman, Wolfgang Schaeuble.
Schaeuble memberikan konfirmasi berita di majalah Der Spiegel, Senin, (4/5) mengenai permintaan resmi AS kepada Jerman itu. Ia menyatakan kini pihaknya sedang mengkajinya. Namun ia tak memberikan penjelasan lebih jauh mengenai hal tersebut.
Der Spiegel menungkapkan, AS meminta Jerman menampung sekitar 10 tahanan dari Guantanamo yang tak bisa dikirim kembali ke negara asalnya. Di antara sepuluh tahanan itu juga termasuk tahanan yang dinilai tak memiliki ancaman bagi keamanan.
Schaeuble, yang juga salah satu ketua partai pemerintah, Partai Kristen Demokrat, sebelumnya telah menyampaikan keberatannya jika Jerman menampung tahanan dari Guantanamo ketika AS menutup penjara tersebut.
Namun Menlu Jerman, Frank-Walter Steinmeier, yang juga ketua Partai Sosial Demokrat dan kandidat kanselir, menyatakan mestinya Jerman bersedia menampung sejumlah tahanan sebagai rasa solidaritas. Lagi pula, kata dia, sudah lama Jerman mendesak AS menutup penjara itu.
Pekan lalu, Jaksa Agung AS, Eric Holder, saat berada di Berlin, Jerman, pemerintah AS telah mengidentifikasi sekitar 30 tahanan di Guantanamo akan dilepas dalam waktu dekat ini. Selain menyampaikan permintaan ke Jerman, AS juga meminta bantuan negara Eropa lainnya.
Sejak Presiden Barack Obama menjabat pada Januari 2009, ia memerintahkan penutupan penjara Guatanamo yang selama ini digunakan untuk menahan tersangka terorisme. Penutupan dilakukan dalam kurun waktu setahun setelah Obama memerintahkan penutupan Guantanamo.
Penutupan penjara ini melahirkan konsekuensi ke mana para tahanan itu ditampung setelah penjara itu ditutup. Masyarakat AS sendiri keberatan jika para tahanan itu ditampung di wilayah AS. Makanya AS meminta bantuan negara-negara sekutunya untuk menampung para tahanan.
Sejumlah negara Eropa, diminta kesediaannya untuk menampung para tahanan itu, Prancis dan Portugal, telah memberikan sinyal siap menerima para tahanan dari Guantanamo itu. Sejumlah negara lainnya masih belum menentukan sikap. (Republika online)