Pernyataan Hizbut Tahrir Indonesia: ADB dan Lembaga Donor Lainnya Alat Penjajahan dan Terbukti Melangengkan Penjajahan Atas Indonesia

Nomor: 159/PU/E/05/09 Jakarta, 06 Mei 2009 M/11 Jumadil Awwal 1430 H.

Sidang Tahunan Asia Development Bank (ADB) di Nusa Dua Bali resmi ditutup, Selasa (5/5) dengan kesepahaman untuk membantu negara berkembang menghadapi krisis ekonomi. Pidato penutupan dilakukan oleh Presiden ADB, Hurihuko Kuroda melalui rapat pleno. Dalam pernyataannya, Kuroda berharap ADB bisa menjadi solusi masalah krisis saat ini dengan mempertahankan pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menurunkan kemiskinan di berbagai negara anggota ADB. ADB akan menggalang lembaga donor sebagai bentuk komitmen untuk mengurangi kemiskinan.

ADB tentu saja tidak bisa diharapkan untuk menyelesaikan krisis ekonomi saat ini. Sebab kebijakan yang ditempuh ADB selama ini dan solusi yang ditawarkan ke depan tetap mengacu kebijakan neo-liberal seperti privatisasi, pengurangan subsidi, memperkuat perbankan ribawi dan mengembangkan pasar modal serta mengandalkan utang. Padahal kebijkan neo-liberal inilah yang menjadi penyebab kemiskinan dan penderitaan rakyat di dunia ketiga.

Menurut Asian People Movement Againts ADB (27/04), kebijakan liberalisasi sektor energi menjadi salah satu contoh skandal terbesar utang ADB di Indonesia yang menyebabkan krisis. Bersama Bank Dunia dan USAID, ADB memberikan pinjaman untuk melakukan “reformasi sektor energi” di Indonesia dengan mensponsori pembuatan UU Migas dan juga ikut menyediakan analisis kebijakan harga energi dan penghapusan subsidi serta menyediakan analisis teknis tentang dampak ekonomi makro dan mikro atas kebijakan energi tersebut. Akibatnya, di negara yang kaya sumber energi ini, rakyat berulang kali mengalami kelangkaan energi karena kebijakan ekspor.

Selama empat puluh dua tahun rakyat telah menyaksikan dukungan ADB bagi sektor swasta dan nasihatnya tentang kebijakan pasar bebas telah menyebabkan dampak yang buruk pada pelayanan sosial, kehidupan, kedaulatan pangan serta lingkungan. Bersama-sama dengan Bank Dunia, ADB telah menjadi penggerak utama privatisasi layanan sosial di kawasan Asia Pasifik. ADB terlibat dalam praktek privatisasi air di Indonesia, India, Pakistan, Korea Selatan, Nepal dan Srilanka. ADB Juga mendanai privatisasi listrik dalam proyeknya di Filipina, Bangladesh, Pakistan, Thailand, Indonesia, India dan banyak tempat lainnya.

Tidak hanya itu kebijakan hutang yang dijalankan ADB selama ini telah menjerat dunia ketiga termasuk Indonesia. Pemberian hutang alih-alih bisa mensejahterakan rakyat, yang terjadi malah sebaliknya. Kebijakan hutang dijadikan alat politik dan ekonomi negara-negara donor untuk mengokohkan penjajahannya di Indonesia. Secara politik , negara-negara yang diberi utang menjadi tidak mandiri dan dikontrol oleh negara donor. Secara ekonomi, pemberian hutang yang mensyarakatkan diadopsinya kebijakan neo liberal telah menjadi jalan bagi negara donor untuk mengekploitasi kekayaan alam negara yang diberikan utang.

Sebagai catatan, menjelang akhir tahun 2008 —memasuki akhir masa kepemimpinan SBY-JK— utang Indonesia sudah mencapai 2.335,8 miliar dolar. Konsekuensinya, cicilan utang yang harus dibayar Indonesia tahun 2009 adalah sebesar 22 miliar dolar, sama dengan Rp 250 triliun. Cicilan utang Pemerintah 9 miliar dolar dan cicilan utang swasta 13 miliar dolar. Di antara utang Pemerintah itu, uang luar negeri yang jatuh tempo pada 2009 senilai Rp 59 triliun (Kompas, 24/11/2008). Di satu sisi pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk membiayai APBN secara layak dan terjebak utang, dipihak lain swasta dan investor asing justru menikmati pendapatan tinggi dari sektor-sektor ekonomi yang seharusnya dimiliki bersama oleh masyarakat.

Sehubungan dengan itu, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

Menyerukan kepada pemerintah Indonesia agar berhenti berhutang, dan memutuskan segala bentuk hubungan dengan ADB dan lembaga-lembaga donor lainnya. Sebab, hutang yang selama ini diberikan oleh lembaga donor itu, disamping haram karena menggunakan riba, juga telah menjadi alat penjajahan negara-negara Kafir imperialis baik secara politik maupun ekonomi.

Menyerukan kepada pemerintah agar menghentikan segala bentuk kebijakan neo-liberal di Indonesia seperti privatisasi, pengurangan subsidi, perbankan ribawi dan pasar saham. Sebab, disamping diharamkan dalam Islam kebijakan ini telah menjadi pangkal krisis ekonomi yang melanda dunia, termasuk Indonesia.

Menyerukan kepada pemerintah untuk mengambil-alih kembali sumber-sumber kekayaan alam yang selama ini diserahkan kepada asing atas nama privatisasi. Sebab di dalam Islam kekayaan alam berupa barang tambang yang jumlah melimpah seperti tambang emas, minyak, gas, batu bara dan lainnya adalah milik umum yang menjadi milik rakyat, dan tidak boleh diberikan kepada swasta (apalagi asing). Kepemilikan umum ini seharusnya dikelola dengan baik oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kemashlahatan rakyat.

Sudah saatnya, sebagai negeri Muslim terbesar di dunia dan dengan penduduk mayoritas Muslim, Indonesia menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah. Khilafahlah jalan baru bagi Indonesia dan dunia yang akan membebaskan umat manusia dari segala kezaliman dan penjajahan. Inilah satu-satunya sistem yang diridhai oleh Allah, yang akan mengantarkan umat manusia hidup sejahtera di dunia dan akhirat.

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796 Email: Ismaily@telkom.net

Gedung Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia

Crown Palace Jl. Prof. Soepomo No 231, Jakarta Selatan 12790

Telp / Fax : (62-21) 83787370 Fax. (62-21) 83787372

Website : http://www.hizbut-tahrir.or.id

13 comments

  1. Abu Syafiqulmalik

    Berutang sudah menjadi kebiasaan (=budaya?) para pejabat kita, karena mereka mendapat”fee”, disamping nantinya pasti akan dikorup secara berjamaah, dan ujun-ujungnya rakyat lagi yang selalu menjadi korbannya! Sudah saatnya HTI dan ormas2 Islam lainnya yang ‘sadar’ harus berjuang keras ‘menegur’atu mengambil ‘tindakan nyata’ terhadap pemerintah yang sebenarnya ‘bodoh’, tetapi berlagak pintar mengurus keuangan negara. HTI Indonesia sebagai ormas Islam yang cukup besar harus lebih mengambil peran aktif didalam upaya penyelamatan negara dan bangsa ini terjun kejurang kehancuran dan kenistaan lebih dalam karena telah banyak melanggar hukum2 Allah SWT!
    HTI Indonesia jangan cuma ‘menyerukan’ saja kepada Pemerintah, karena sudah dapat dipastikan Pemerintah itu buta, tuli dan bisu terhadap segala himbauan dan ajakan kearah kebaikan umat. Demikian pula DPR-nya, yang mengaku sebagai wakil rakyat: setali tiga uang!
    Sekali lagi saya ingatkan bahwa yang dapat menyelamatkan negara ini dari kehancuran adalah orang-orang yang benar-benar berilmu yang beriman dan beramal nyata secara ikhlas semata-mata mengharap ridho Allah SWT. InsyaAllah! ALLAHUAKBAR!!!

  2. Mulyandi_Rasyidiq

    Tidak ada bantuan dari negara kafir imperialis tanpa pamrih. Tujuan di balik itu sungguh amat berbahaya bagi umat Islam. Di satu sisi pelakunya berdosa di sisi Allah SWT, pada sisi yang lain umat Islam dikorbankan hanya karena ambisi penguasanya.

    Wahai kaum muslim, tidak ada yang dapat menyelamatkan kita selain berpegang kepada tali Allah SWT dan Rasul-Nya. Yaitu berpegang teguh terhadap syariat Islam. Apakah kita masih percaya kepada negara kafir seperti Amerika, yang nyata-nyata telah memusuhi, memerangi, menghancurkan kita dan sluruh kaum muslimin di dunia?

    Apakah kita masih percaya terhadap para penguasa muslim yang membebek begitu saja terhadap keinginan negara-negara besar semacam Amerika? Ataukah kita percaya kepada seruan-seruan Allah SWT dan Rasul-Nya yang memperingatkan kita agar bersikap tegas dan waspada terhadap musuh-musuh kaum muslim yang kafir? Sungguh, orang-orang yang masih menggunakan akal sehatnya tidak akan menerima perlakuan Amerika yang congkak itu, dan tidak rela terhadap keitdakberdayaan para penguasanya di hadapan negara-negara kafir.

    Wahai kaum muslim, kita adalah umat terbaik, yang dikeluarkan Allah SWT untuk menjalankan keadilan syariat Islam atas seluruh umat manusia. Bagaimana mungkin umat ini mejadi umat terbaik, apabila kita kaum muslim masih berdiam diri di bawah cengkeraman kekuasaan negara-negara kafir yang sangat rakus dengan kekayaan negeri-negeri Islam? Maka, bersegeralah meraih kemuliaan di sisi Allah, dengan mentaati semua seruan-seruan dan hukum-hukum-Nya.

  3. Setelah IMF, alat penjajahan itu namanya ADB, tapi awam jarang yang tahu. Tidak tahunya awam itu biasa. Tapi yang tidak habis pikir, kenapa pemimpin yang sekarang ini TIDAK TAHU bahwa ADB itu alat penjajahan yang akan membusukkan Indonesia lebih dalam lagi. Kasihan sekali pemimpin negeri ini ya. Untuk itu, mari kita sosialisasikan kepada pemimpin dan masyarakat di negeri ini akan bahaya ADB ini tanpa kenal lelah. Karenanya, jangan sekedar SOSOKNYA saja yang digunakan untuk menilai layak tidak layaknya menjadi pemimpin di negeri ini. Tapi nilailah pemimpin ini; 1. Sejauh mana pemahaman pemimpin mengenai bahaya ADB atas negeri ini berdasarkan akidah Islamiyyahnya, 2. Apakah pemimpin ini berani mengubah sistem sekuler ini menjadi sistem Islam dalam bingkai Negara Khilafah Islamiyyah. 3 . Apakah pemimpin negeri ini telah memahami Islam sebagai akidah spiritual dan politik. 4. Apakah pemimpin ini memiliki syarat cukup dan perlu untuk memimpin negeri ini dalam pandangan Islam.
    Maka dari itu, yang harus dilakukan sesungguhnya adalah sosialisasi yakni da’wah itu sendiri, mengajak umat untuk kembali kepada Islam dan melanjutkan kehidupan Islam. Itu baru smart dan pemimpin yang tersmartkan.

  4. Terbukti utang LN hanya alat untuk mengekang dan menguasai kita. IMF, World Bank, ADB, CGI atau badan donor lainnya tidak berbeda muka, sama-sama penjajah ekonomi. Alih-alih meringankan beban ekonomi ummat, uang yang mereka gelontorkan itu justru memperparah ummat terperosok ke dalam lubang yang semakin dalam, gelap dan hina. Ya, utang LN memang salah satu jurus ampuh kapitalisme menguasai dunia.
    Tentu ummat tidak terlalu bodoh untuk masih mempertahankan kapitalisme. Kita butuh perubahan, perubahan yang hakiki, perubahan yang diridhoi Alloh, perubahan yang membawa kemuliaan, dan kesejahteraan tidak saja di dunia namun juga nanti di akhirat.
    Mari berjuang tegakkan (kembali) ISlam, pembawa rahmat sekalian alam.

    ALLOHU AKBAR!!!

  5. tiada pilihan kecuali ngutang itulah indonesia dari dulu juga begitu kok, karena yg kita pilih adalah wakil wakil yg doyan ngutang dan pemimpin pemimpin yg doyan ngutang aku juga bingung kenapa mesti ngutang padahal kita sama sama bernafas tanpa ngutang ya?
    pembangunan riba memang harus dihentikan!
    ayu ramai ramai membangun syariat biar ga kecaplok ADB alias asia dajal bank.
    kenapa kita mesti takut pada kebaikan…
    ya Allah berilah kami kekuatan supaya tidak ngutang.

  6. sesungguhnya apa yang diusahakan oleh para penjahat tersebut kepada kaum muslimin adalah usaha untuk menjauhkan ummat kepada islam. Mereka membuat ketergantungan yang teramat sangat kepada kaum muslimin melalui kucuran dana salah satunya adalah ADB, ini adalah bagian imperialisme yang berusaha mereka cangkokkan kedalam tubuh ummat, dan sampai saat ini upaya mereka terus berhasil karena telah menciptakan mentalitas terjajah dalam tubuh ummat islam. Sehingga arah dan alur berfikir para pemimpin ummat menjadi sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Saatnya kita bangkit menghilangkan penjajahan ini dan menciptakan kemandirian ekonomi melalui sistem super power KHILAFAH ISLAMIYAH.

  7. kalo di film yg judulnya “International”, dalam sebuah adegan ada dialog begini “…..if you control Debt, you control everything…”. ada ramalan bahwa 100 th kedepan Debt (hutang) tidak lg efektif sbg alat kekuasaan/penjajahan krn malah membuat negara donor kedodoran, akhirnya jalan yg dianggap efektif adalah kombinasi debt dan PERANG! Perang Irak dan afganistan merupakan bibit kearah itu. perjuangan kenuju tegaknya khilafah tidak bisa ditunda-tunda lagi!!!

  8. Bukanlah para penguasa negeri ini tak tahu kalau riba itu haram. Siapapun Presiden yg terpilih nanti pasti akan memilih solusi Hutang kelembaga seperti ADB, walaupun sekarang kita harus nyahur hutang negara sebesar 30% dari APBN negera kita, Na’udubillah. Kata pak Amin Rais “semua calon Presiden,Madhab ekonominya tidak jauh beda alias sama)yaitu Kapitalisme dan ujung-ujungnya megikuti anjuran musuh-musuh Islam. Selama negeri ini acuh terhadap peringatan Allah berupa Qur’an dan Hadits, serta enggan untuk (menerapkan syari’ah dlm wadah Khilafah)maka pasti akan selalu membiarkan kemungkaran, kemaksiatan merajalela.

  9. firdaus bin musa

    aneh dan nyata, kenapa sebagai orang yang punya akal kita masih tidak juga mana yang menguntungkan sesaast dan mana yang menguntungkan masa yang panjang, ataukah ini mungkin lantaran didalam diri kita telah ditanamkan pemikiran yang jelas2 merusak, yang aku7 sayangkan lagi dosen dan calon intelektual ia masih belum pandai mana yang baik dan mana yang maslahat di ridhoi allah swt, ketahuilah setiap hal yang tidak berdasarkan dari allah swt akan diminta pertanggung jawabannya, waspadalah4

  10. Arif Prasetya

    Kenapa pemerintah kita masih juga bodoh begini? atau memang individu mereka diuntungkan dengan kondisi hutang ini? ataukah mereka tidak bisa menilai yang baik dan yang buruk, yang bagus dan yang jelek, yang bisa menyejahterakan dan yang bisa memperpuruk keadaan? Ataukah ada antek-antek penjajah neo kolonialis didalam pemerintah kita yang tunduk dan taat pada penjajah ulung(AS)? Mohon maaf, kata-kata ini adalah prasangka buruk saya pada pemerintah. Sayangnya lagi, kata-kata ini bisa muncul karena fakta yang ada. Ini kenyataan yang bisa dilihat. Semoga ALLAH membukakan pintu mata, pintu hati dan pintu telingan mereka, agar mereka berada pada jalan yang lurus, dengan mau menjalankan Aturan ALLAH, yaitu Syariat Islam. Insya ALLAH dengan syariat Islam, kita akan sejahtera…
    Allahu Akbar…

  11. pemerintah indo seharusnya mulai mendengarkan dan melihat tentang ayat-ayat Allah agar bangsa ini barokah

  12. Pemimpin di negeri ini sudah buta dan tuli. tidak melihat dan tidak mendengar penderitaan dan rintihan rakyatnya yang tidak makan/kelaparan. Pemimpin cukup pinjam uang, dan sebagian kecil,kecil sekaliiiiii dari pinjaman tsb diberikan kepada rakyat yg kelaparan dan merintih. Ya Allah masukan pemimpin kami yang zalim tersebut ke Api Neraka, semoga mereka kekal di dalamnya, Amin.

  13. Abdurrahman Darusi

    Indonesia belum bisa terlepas dari hutang untuk membiayai negara dan pembangunannya, sehingga terjerat dalam praktek hutang ribawi yang merupakan skema dari sistem ekonomi kapitalis. Nah sekarang pertanyaannya bagaimana menjadikan sistem ekonomi islam agar diadopsi di seluruh dunia, untuk melahirkan skema hutang yang baik (non ribawi)mari sama-sama kita cari strateginya…???

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*