SURABAYA–Sekretaris Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) M Said Didu mengatakan, tahun 2008 lalu BUMN mampu membukukan laba usaha hampir Rp 80 triliun. “Tepatnya Rp 79 triliun lebih,” katanya saat memberikan pengarahan tentang CSR dan PKBL di Bank Jatim Jl Basuki Rachmat Surabaya, Jum’at (8/5)
Kinerja BUMN ungkap Didu, dalam 4 tahun terakhir jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Sebab, pada tahun 2004, seluruh BUMN di Indonesia hanya membukukan laba Rp 24 triliun. “Kenaikannya luar biasa,” tambahnya.
Tetapi Didu tidak menyebutkan BUMN membukukan keuntungan tinggi dan BUMN mana yang masih merugi hingga tahun ini. Yang pasti ke depan, katanya, performance dan kinerja BUMN mesti ditingkatkan. BUMN akan menjadi soko pergerakan perekonomian nasional. “Ada kaki APBN dan APBD dan kaki lainnya adalah korporasi, yakni BUMN dan BUMD,” jelasnya.
Secara nasional tandasnya, aset 140 BUMN di Indonesia tahun 2008 mencapai 2000 triliun lebih. Dengan demikian, aset BUMN itu jauh tinggi dibanding APBN 2009 yang mencapai sekitar Rp 1000 triliun. “Jangan pandang sebelah mata BUMN Indonesia,” katanya.
Dari aset sebesar itu, katanya, aset perbankan termasuk yang terbesar dibanding BUMN lainnya. Pemerintah memiliki 4 buah bank, yakni BNI 1946, BRI, Bank Mandiri, dan BTN dengan total nilai aset sebesar Rp 700 triliun.
Terkait dengan program CSR dan PKBL, menurut Said, sekarang ini dana bergulir untuk kedua program tersebut mencapai Rp 7 triliun. Besaran dana itu bakal terus bertambah seiring peningkatan keuntungan BUMN.
Diuraikan Didu, keuntungan BUMN tahun 2008 yang mencapai hampir Rp 80 triliun itu nantinya dipotong untuk dialokasikan ke program CSR dan PKBL sebesar 2 persen sampai 5 persen. Jika dihitung dengan potongan sebesar 2 persen, maka akan ada tambahan dana CSR dan PKBL sebesar Rp 1,6 triliun pada tahun 2009 ini.”Jatim mesti memanfaatkan ini secara optimal. Sebab, sebanyak 70 BUMN berada di Jatim,” paparnya.(Republika online, 08/05/2009)