Warga negara yang memiliki hak pilih, tetapi tidak menggunakan haknya atau menjadi golongan putih dalam pemilu legislatif lalu mencapai 49.677.076 orang atau 29,01 persen dari jumlah pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap.
Jumlah itu lebih besar dari perolehan suara Partai Demokrat yang perolehan suaranya terbesar, yaitu 21.703.137 suara.
Hasil pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD itu ditetapkan Komisi Pemilihan Umum di Kantor KPU, Jakarta, Sabtu (9/5) malam. Hasil perolehan suara itu dibacakan oleh Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary.
Dari 38 partai nasional yang ikut pemilu, hanya sembilan partai yang lolos ambang batas untuk dapat mengirimkan wakilnya di DPR (parliamentary threshold) sebesar 2,5 persen suara sah nasional. Partai-partai itu sama dengan prediksi hitung cepat yang dilakukan lembaga survei, yaitu Demokrat memperoleh 148 kursi di DPR (26,43 persen), Golkar (108 kursi, 19,29 persen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (93 kursi, 16,61 persen), Partai Keadilan Sejahtera (59 kursi, 10,54 persen), Partai Amanat Nasional (42 kursi, 7,50 persen), Partai Persatuan Pembangunan (39 kursi, 6,96 persen), Partai Gerakan Indonesia Raya (30 kursi, 5,36 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (26 kursi, 4,64 persen), dan Partai Hati Nurani Rakyat (15 kursi, 2,68 persen) (lihat tabel).
Jumlah suara sah dalam Pemilu 2009 mencapai 104.099.785 suara, sedangkan suara tidak sah mencapai 17.488.581 suara.
Persentase jumlah suara sah dalam Pemilu 2009 turun drastis daripada Pemilu 2004. Suara sah dalam pemilu kali ini mencapai 60,78 persen dari total pemilih. Padahal dalam pemilu sebelumnya, suara sah mencapai 76,66 persen.
Tak utuh
Sejumlah catatan mewarnai ketetapan KPU tentang perolehan suara hasil pemilu legislatif tadi malam. Catatan diberikan untuk hasil rekapitulasi Sumatera Utara yang belum memasukkan hasil perolehan suara enam kecamatan di Nias Selatan dan hasil rekapitulasi Papua akibat adanya perbedaan data yang dimiliki KPU provinsi dengan saksi.
Hingga berita ini diturunkan, KPU Sumut masih melakukan penghitungan ulang suara di 6 kecamatan. Data hasil perolehan suara itu nantinya akan dimasukkan dalam catatan ketetapan KPU tentang hasil rekapitulasi. Untuk Papua, KPU Papua diminta memverifikasi perolehan suara partai di daerah itu berdasarkan data KPU dan saksi.
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Nur Hidayat Sardini mengatakan, penetapan perolehan suara oleh KPU tadi malam bukanlah penetapan perolehan suara hasil pemilu secara nasional. Penetapan nasional seharusnya tanpa catatan dan mencakup perolehan suara semua partai di semua daerah pemilihan.
Selain menetapkan perolehan suara partai politik, KPU juga menetapkan perolehan suara pemilu anggota DPD. Hasil perolehan suara seluruh calon anggota DPD itu dibacakan satu per satu secara bergantian oleh seluruh komisioner KPU. Calon anggota DPD terpilih tiap provinsi ditetapkan berdasarkan empat calon yang memperoleh suara dukungan terbanyak.
Pendaftaran capres
Dengan diumumkannya hasil pemilu anggota DPR berikut perolehan kursinya di DPR, KPU mulai hari Minggu ini hingga 16 Mei membuka pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden. Sejauh ini baru JKWiranto sebagai pasangan capres-cawapres yang diumumkan.
Mulai Senin besok hingga 17 Mei, daftar pemilih sementara pemilu presiden akan diumumkan di setiap kantor kelurahan/desa. Masyarakat yang memiliki hak pilih, tetapi tak terdaftar sebagai pemilih pada pemilu lalu dapat mengecek nama mereka.
Sementara itu, penghitungan suara pemilu legislatif di Kabupaten Nias Selatan hingga pukul 20.00 masih 50 persen untuk DPR. KPU Sumut tetap melanjutkan sampai ada keputusan baru tentang hal ini. ”Penghitungan terus kami lakukan sampai selesai,” tutur anggota KPU Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu, Turunan Gulo, di Medan.
Keputusan menghitung ulang suara Nias Selatan ini karena adanya selisih antara jumlah DPT dan suara yang masuk (baik sah maupun tidak sah). DPT Nias Selatan yang disahkan KPU berjumlah 198.094 orang. Namun, hasil rekapitulasi di tingkat Panitia Pemungutan Suara dan Panitia Pemilihan Kecamatan menunjukkan suara yang masuk (baik sah maupun tidak sah) mencapai 210.171 suara. Ada selisih sebanyak 12.077 suara yang belum diketahui dari mana asalnya. (Kompas, 10/05/2009)
49 juta memilih golput (mudah2an karena khilafah), sebenarnya masih banyak lagi pendukung khilafah yang ikut memilih partai Islam. Maju hizbut Tahrir, tegakkan khilafah
alhamdulillah…rakyat udah cerdas, bosan dengan janji yang slalu di ingkari.smoga tuk slanjutnya 100% rakyat memilih untuk tidak memilih karena alasan ideologis dan hanya memilih khilafah sebagai solusi. JUST TRUST KHILAFAH
Tahun 2014, akan lebih hebat lagi golputnya. Insya Allah.
Cerdaskan masyarakat dengan politik Islam wahai para pengemban dakwah yang ikhlas!!!!
Bila sehari tercerahkan 10.000 orang, maka tahun 2014 golput akan jadi 65 juta otang, bukan hal yang tidak mungkin. Atau mungkin khilafah keburu tegak.
FAKTA ITULAH MENUNJUKKAN BAHWA PARTAI-PARTAI SEKARANG HANYA MEMBAWA JANJI-JANJI KOSONG. SEMUA ITU MEREKA KEDEPANKAN DALAM RANGKA KEPENTINGAN PARTAINYA, KEPENTINGAN PARTAI POLITIK. SEHINGGA MEREKA SADAR TIDAK AKAN MENDAPAT KEBERUNTUNGAN, NAMUN SEBALIKNYA, MEREKA MENDAPAT KERUGIAN YANG AMAT BESAR KARENA TELAH MENUKAR SYARIAT ALLAH DAN MEERIMA SEKULARISME SEBAGAI PEDOMAN HIDUP MEREKA.
susah payah KPU mengusahakan pemilu, tapi alhamdulillah masyarakat ternyata lebih memilih golput… GOLPUT, knp tidak??
Pesta dengan luar biasa besar energi dan biayanya tapi tapi menjamin apapun terhadap kesejahteraan rakyat sebagaimana yang cerocoskan kontestan pada saat kampanye!
Di era muslim malah dicantumkan yang golput sampai 67.187.657 orang (suara tidak sah digabung dengan masyarakat yang tidak memilih) dari total pemilih yang terdaftar sebesar 171.265.076 orang. Angka golput ini setara dengan 39,2 persen suara. Hampir 40 persen.
Berarti Golput pemenang Pemilu hehehe.. hilang sudah legitimasi pemerintah baru.