Militer Pakistan mencabut jam malam sementara waktu di sebagian besar wilayah lembah Swat agar penduduk sipil menghindar dari tempat pertempuran sengit melawan Taliban.
Larangan keluar rumah ditangguhkan selama delapan jam.
Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani militer akan berhasil membersihkan kawasan itu dari militan dikuasai mereka.
PBB menyebutkan, lebih dari 800.000 orang yang tinggal dalam kondisi menyedihkan di kam-kam untuk para pengungsi akibat pertempuran disana.
Gelombang pengungsian diperkirakan akan terjadi lagi hari Jumat saat larangan keluar rumah dicabut di lembah Swat mulai pkl 0600 sampai 1400.
Front baru
Sekitar 15.000 tentara sekarang dikerahkan di lembah Swat dan kawasan di dekatnya untuk mengusir 5000 militan.
Front baru dibuka awal pekan ini dengan pengiriman tentara dari udara oleh helikopter ke Peochar sekitar 65 km baratlaut kota utama Swat, Mingora.
Hari Kamis, Komisi Tinggi untuk Pengungsi Antonio Guterres memperingatkan nasib para pengungsi bisa memicu konflik lagi.
“Jika Anda tidak bisa menghadapi tantangan karena banyaknya para pengungsi, penduduk ini akan menjadi faktor besar terjadinya distabilitas,” ujar Guteres setelah kunjungan ke kam pengungsi.
Militer Pakistan menyatakan telah menewaskan ratusan militan.
Pemerintah Pakistan menandatangani perjanjian damai dengan Taliban Swat bulan Februari yang mengijinkan hukum Syariah disana, langkah yang dikecam keras Washington.
Militan telah pindah ke distrik di dekatnya menyebabkan ancaman baru. (bbc/kh)