Koaliasi Anti Utang (KAU) menilai pasangan capres-cawapres SBY-Boediono merupakan paket dari ”Poros Washington” yang berhaluan Neoliberal. Sedangkan partai-partai pendukung yang masuk dalam dukungan koaliasi ini dinilai sebagai kelompok oportunis. KAU khawatir jika pasangan ini terpilih, maka ekonomi Indonesia akan semakin didikte pihak Amerika Serikat (AS) beserta negara-negara sekutunya.
”Boediono adalah murid IMF dan Bank Dunia. Tidak ada yang bisa diharapkan dari pasangan ini kecuali Indonesia akan semakin diintervensi lembaga internasional asing dan semakin dalam terjerumus utang,” ujar Dani Setiawan, Koordinator KAU, dalam pesan pendeknya kepada Republika, di Jakarta, Jumat malam (15/5).
KAU lantas mengingatkan kepada masyarakat supaya mengingat memori peran Boediono yang sejak tahun 1998 hingga tahun 2009 merupakan salah satu arsitek ekonomi kelompok neoliberal.
”Kelompok ini selalu menfasilitasi praktek penjajahan gaya baru di Indonesia. Publik harus mewaspadai, jangan sampai ekonomi negeri ini dijerat lebih kuat oleh mazhab neoliberal yang semakin menjerumuskan ekonomi Indonesia, yakni jeratan utang” tutur Dani, mengingatkan.
Laporan KAU menyebutkan, sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri menunjukkan tren yang meningkat. Sejak awal masa pemerintahan presiden SBY di tahun 2005 sampai dengan September 2008 total pembayaran bunga dan cicilan pokok pinjaman luar negeri sebesar Rp277 triliun.
Sedangkan total penarikan pinjaman luar negeri baru dari tahun 2005 sampai dengan September 2008 sebesar Rp101,9 triliun.
Outstanding Utang luar negeri Indonesia sejak tahun 2004 – 2009 juga terus meningkat dari Rp1275 triliun menjadi Rp1667 triliun (sumber: www.dmo.or.id). Ditambah dengan peningkatan secara signifikan total utang dalam negeri dari Rp662 triliun (2004) menjadi Rp920 triliun (2009).
”Artinya Pemerintah “berhasil” membawa Indonesia kembali menjadi negara pengutang dengan kenaikan 392 triliun dalam kurun waktu kurang 5 tahun. Atau peningkatan utang negara selama pemerintah SBY naik rata-rata 80 triliun per tahun. Angka penambahan jumlah utang rata-rata ini mengalahkan utang di era Soeharto yakni 1500 triliun dalam jangka 32 tahun,” katanya. (Republika Online, 15/05/2009)
Kalau memang sudah tau SBY-Budiono adlh antek neoliberak, mengapa parpol Islam masih mau berkualisi ? sudah dipertimbangkan masak2 apa terpaksa ?
Para pejabat penguasa –binaan Barat– bergaji tinggi tidak akan merasakan beban hutang, tetapi rakyat di bawah lah yang menanggung semua beban hutang membodohkan itu. Pajak atas semakin makin objek, akses kesehatan dan pendidikan yang mahal, lapangan kerja yang sedikit, dan semua kesulitan bidang ekonomi sosial, semakin menyengsarakan rakyat. Bertahun-tahun –katanya merdeka– dengan kekayaan alam luar biasa, rakyat, lansia harus berjubel-jubel merebutkan sekeping ribuan dana BLT. Meninggalkan syariah hanya berbuah satu akibat : kebinasaan dan kehinaan!
Dituding? Ana kira ini bukan tudingan. Ini kenyataan, tengoklah berbagai tingkah mafia Berkeley ini lima tahun terakhir. dan yang baru2 ini kita saksikan bersama.
Dissat rakyat melarat, masih saja diadakan acara mewah seperti deklarasi di Sabuga Bandung, bahkan katanya mentauladani negri yang sudah banyak membombardir negari para nabi Palestina AS. coba kita simak berita berikut :
Deklarasi SBY-Boediono Tiru Obama-Biden
Ketua DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengakui kalau deklarasi SBY-Boediono akan digelar mirip deklarasi Obama-Joe Biden. “Ya mirip-mirip itulah,” tegas Mubarok. Penegasan senada disampaikan salah seorang anggota tim sukses SBY. “Deklarasinya meniru deklarasi Obama-Joe Biden,” tegasnya.
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/15/15563559/Deklarasi.SBY-Boediono.Tiru.Obama-Biden
Ingatlah wahai kaum muslinin dengan hadits di atas :
Dari Abi Sa’id Al-Khudry R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda “Kamu sekalian akan mengikuti jejak orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal sehasta demi sehasta sehingga walau pun mereka masuk ke lobang biawak pun niscaya kamu menuruti jejaknya.” Kami bertanya “Ya Rasulullah orang Yahudi dan Nashranikah?” Jawab Nabi “Siapa lagi?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kita semua sekarang sadar apa yang sedang terjadi di negeri ini.
Sudah begitu banyak bencana, tapi tidak juga berubah.
wah saya baru tahu…..padahal di berita2 TV dikatakan kalau pihak Amerika mengakui Boediono sebagai ekonom bertangan dingin yang menyelamatkan ekonomi Indonesia saat dolar tinggi-tingginya….tapi emang latar belakang pendidikannya juga S1 ampe S3 di luar negeri semua…ngaruh kali ya? Jadi bingung mau nyoblos sapa nihh :-p
Pemerintahan Kayak gini, kok lanjutkan?
KEHANCURAN INDONESIA AKAN TERJADI BILA PARA-PARA MUNAFIK YANG SEKARANG MENGUASAI PEMERINTAHAN KEMBALI MENDAPAT MANDAT DARI RAKYAT. SUNGGUH MEREKA TIDAK LAIN ADALAH ANJING-ANJING PENJAJAH YANG RELA MENJILAT KAKI MAJIKANNYA HANYA UNTUK DIBERI SEDIKIT MAKANAN BASI.. NAUZUBILLAH…
KEHANCURAN INDONESIA AKAN TERJADI BILA PARA MUNAFIK YANG SEKARANG MENGUASAI PEMERINTAHAN KEMBALI MENDAPAT MANDAT DARI RAKYAT. SUNGGUH MEREKA TIDAK LAIN ADALAH ANJING-ANJING PENJAJAH YANG RELA MENJILAT KAKI MAJIKANNYA HANYA UNTUK DIBERI SEDIKIT MAKANAN BASI.. NAUZUBILLAH…
Astagfirullah… Malangnya nasib bangsa ini karena tidak mau mengikuti petunjuk dari sang pencipta manusia itu..ini bukan takdir tapi buah dari perbuatan sendiri..
Konon Mafia Berkeley telah disiapkan sejak Presiden Soekarno berkuasa untuk memperluas dan melanggengkan pengaruh AS terhadap Indonesia dalam suasana Perang Dingin. Mereka adalah Widjojo Nitisastro, Emil Salim, Ali Wardhana, dan J.B. Soemarlin. Agenda ekonomi yang sejalan dengan Mafia Berkeley ini kemudian diteruskan Budiono, Sri Mulyani Poernomo Yusgiantoro hingga kini.
Memang bagi orang awam sulit menilai, tapi dengan selalu menanamkan faham pentingnya investor asing masuk ke Indonesia dan ketergantungan terhadap pasar modal. Itulah cirinya.
Waspadalah wahai kaum muslimin, pangkat dan jabatan kalian tidak seberapa dibandingkan dengan penderitaan akibat perbuatan dosa yang ditanggung kelak.
Tidak heran emang pemimpin negri ini dari masa ORLA, ORBA dan masa reformasi sampai sekarang SBY memimpin semuanya adalah penguasa antek yang yang akan selalu patuh kepada tuannya (AS/NEGARA – NEGARA EROPA, sebagai pengusung idiologi kapitalisme-sekulerisme, harusnya para pemuka agama terlebih para politisi musslim sadar akan semuanya ini bahwa hanya sistem Islamlah yang akan mampu menyelesaikan semua problematika yang di hadapi umat yang ada di Indonesia ataupun umat di belahan negri lainnya. khusus untuk Indonesia sebenarnya siapaun yang akan memimpin negri ini INDONESIA secara sadar atupun tidak akan di jual kalau tidak di katakan akan di gadaikan kepada pihak asing atas nama privatisasi dan pasar bebas. terlbih kalau negri ini nantinya di pimpin oleh SBY-BERBUDI,yang merupakan orang – orang yang bermazhab Neoliberal. Sudah saatnya Khilafah memimpin Indonesia dan seluruh negri Islam lainya, karena Sosialisme/Komunisme telah gagal, begitupun dengan Kapitalisme/Sekulerisme sudah kelihatan keburukannya dan sudah sekarat tingal menunggu waktu ajal menjemput. saudaraku sambutlah sebentar lagi atas izin Allah Khilafah akan berdiri dengan idilogi Ismnya akan yang akan memimpin dunia ini dengan membawa keberkahan serta Rahmatan li ‘Alamin akan terpancar darinya. TAKBIR…..!!!!!
salam buat penguasa thogut dengan segala sistemnya !!
Wah….jadi nanti Saya harus pilih siapa donk ?? JK-Wiranto, MegaPro atau SBY-Boediono ? kalo ga milih nanti dimarahin MUI,. katanya Harom kalo Golput ?
Susah nech hidup di Indonesia….
ketiga pasang calon capres-cawapres sama2 penganut neoliberalism,seperti iklan eh botol……..siapapun pemimpinnya hasilnya sama saja ..rakjat Indonetjia bertjiaplah oentoek tjengtjara lima tahoen ke depan..
Karena ketergantungan pada asing dimulai dari sikap mental SDM yang ada di negeri ini, terutama dari kalangan parpol Pemilu maka upaya untuk melepaskan diri dari ketergantungan juga harus dimulai dari upaya mengubah sikap mental mereka yang terjajah itu.
Perubahan semacam ini pernah dicoba dimunculkan dengan nasionalisme, yang isinya adalah sekularisme dam demokrasi tentu saja hal ini membuar sengsara.
Karena itu, perubahan mental terjajah menjadi mental mandiri yang paling kuat adalah sebuah keharusan.
Ketika Islam dijadikan asas berpikir dan tolok ukur perilaku, maka otomatis akan muncul jiwa-jiwa yang mandiri, yang pada gilirannya akan melakukan introspeksi: masihkah ada pada dirinya anasir terjajah yang perlu dihapuskan?
Optimis saja, orang munfik saja masih optimis?!
Optimis saja kita pasti bisa, Insya Allah, Nasrun minallah wa fathun qorib.
Tuhan kita bukan SBY!
Mas Kaji Karimun dan saudaraku semuanya, kita bisa sengsara lebih lama lagi, kalau kita biarkan para oportunis dan neoloberalis terus berkeliaran di panggung kekuaasaan.
Wahai kaum muslimin, kita harus bergerak terus, dakwahi mereka dengan Islam, penerapan Islam tidak usah nunggu lima tahunan.
Kalau Allah sudah menghendaki, tidak ada artinya seribu parpol kaum opotunis menghalangi.
Dakwahkan Islam dengan benar.
Islam Shiratol Mustaqim bersama-sama.
Insya Allah, Allah menyertai kita.
Tiada kesengsaraan bersama-Nya, walau sesaat.
Salah satu partai Islam yg berkoalisi dengan Demokrat (Partai Kantong Sehat/ Partai Kekuasaan Sehat)mendukung Neo Liberalis. Akan dibawa kemana Umat Islam di negeri ini ?
Yah,, Golput dah ini mah.. I don’t need to “contreng” the trashes on the election..
Saudara-saudaraku. Tidak heran bila neo lib. kuat bercokol
di negara kita, khususnya di tampuk kekuasaan. Karena mereka
telah ada sejak jaman nenek moyang(mis. snouck hugronye).
Cuma sayang kenapa tidak muncul tokoh-tokoh mu’min cerdas
yang dapat menjadi tumpuan umat. Jadi penyelewengan yang
selalu terjadi di Negara kita ini akibat kelalaian fatal
dari kita(saya, anda dan selainnya).