Letak desa Kutajaya di daerah Cicurug Kab. Sukabumi memang jauh dari pusat kota. Tapi bukan berarti tak ada semangat bagi tokoh masyarakatnya untuk mengenal ide khilafah yang banyak disuarakan oleh Hizbut Tahrir. Terbukti, dalam Workshop Ulama Penegak Syariah dan Khilafah yang dilaksanakan pada hari Jum’at , 15 Mei 2009 lalu dipadati peserta. Walau hujan deras mengguyur desa, tak menyurutkan semangat lebih dari 60 Ulama dan tokoh masyarakat untuk datang ke balai Desa Kutajaya yang disulap menjadi tempat workshop oleh panitia dari DPC HTI Bogor Timur.
Workshop dimulai pukul 14.00 dengan seremonial kata sambutan dari Bpk. Edi Parhudin selaku Kepala Desa Kutajaya, Ust. Ahmad NH selaku Ketua DPD II Kota Bogor, serta KH. Asep Yusuf Afandi mewakili MUI Kec. Cicurug. Pak Edi sangat antusias dengan penyelenggaraan workshop ulama. Selain ajang silaturahmi, juga menjadi media untuk mengenalkan Islam lebih jauh pada masyarakat. Ust. Ahmad NH menekankan bahwa HTI selaku penyelenggara tidak bermaksud ‘mamagahan’ (menggurui) para Ulama dan tokoh masyarakat yang hadir. Tapi mengajak bersama-sama ikut ambil bagian dalam perjuangan penerapan syariah dan tegaknya khilafah. KH. Asep juga menambahkan bahwa kondisi umat Islam kian terpuruk akibat sekularisasi yang telah menggerogoti akidah umat. Umat Islam seolah tidak mengenal agamanya sendiri. Diibaratkan seperti kuda yang membawa muatan, tapi tidak pernah tahu apa isi muatan itu. Umat Islam rajin baca Al-Qur’an tapi tidak tahu apa kandungan di dalamnya. Kondisi ini amat disayangkan mengingat jumlah umat Islam yang banyak. Karena itulah umat Islam harus segera bangkit.
Memasuki acara inti, ust. Iwan Januar selaku host mengawalinya dengan menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya workshop ulama. Dilanjutkan dengan pemaparan materi presentasi multimedia oleh Ust. Gus Juned dari DPP HTI. Gus Juned mengulas kondisi umat Islam yang kian terpuruk. Dan khilafah sebagai solusi bukan hanya milik Hizbut Tahrir. Tapi juga milik seluruh umat Islam, termasuk ahlu sunnah wal jama’ah, tanpa dibatasi oleh golongan mazhab. Karena banyak kitab yang dikaji di pesantren juga mengulas tentang imamah (khalifah). Gus Juned juga memaparkan respon postitif dari para pimpinan ponpes yang menerima kedatangan anggota DPP HTI untuk bersilaturahmi dan bertukar pikiran tentang kondisi umat Islam dan khilafah sebagai solusi. Materi ditutup dengan penjelasan kewajiban setiap muslim untuk bergabung dengan jama’ah dakwah yang konsisten memperjuangkan tegaknya syariah Islam di bumi Allah.
Dalam sesi tanya jawab, peserta workshop cukup antusias bertanya tentang konsep perubahan yang ditawarkan oleh HTI. Bahkan salah satu peserta yang cukup dekat dengan pemahaman aswaja dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap perjuangan HTI. Dan sebagian besar peserta berharap, ada pertemuan lanjutan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang Hizbut Tahrir, konsep perubahan masyarakat, hingga aturan Islam tentang politik, ekonomi, pemerintahan, dan lain sebagainya.
Dengan adanya workshop ini, diharapkan para ulama turut serta berjuang dalam gerakan kolektif. Baik menjadi anggota gerakan Islam yang benar, maupun menjadi pendukung. Sehingga bersama-sama dengan komponen umat Islam lain aktif melakukan upaya penyadaran dan edukasi yang terus menerus mengenai kewajiban menerapkan syariat Islam secara syaamil, kaamil, dan mutakaamil, melalui koridor Khilafah Islamiyyah. Allahu Akbar![341]
allahu akbar kemenangan islam akan segera datang