Kalla Serang Balik Boediono

“Saya tak tahu mengapa diberi label agen neoliberalisme.”
Calon presiden dari Partai Golkar, Jusuf Kalla, melancarkan serangan balik terhadap pesaingnya dalam pemilihan presiden 8 Juli mendatang. Serangan yang secara tak langsung dialamatkan ke Boediono, calon wakil presiden yang digandeng Susilo Bambang Yudhoyono, itu disampaikannya dalam acara bertajuk “Kadin Temu Capres” di Grand Ballroom Djakarta Theater kemarin.

Kalla, yang kini masih wakil presiden pendamping Yudhoyono, mengaku banyak programnya tak didukung oleh menteri terkait. Salah satunya adalah program pembangkit listrik 10 ribu megawatt yang diklaim sebagai gagasannya. “Saya paksakan, meski banyak menteri yang tidak mendukung,” kata Kalla.

Program itu digeber, menurut Kalla, untuk menyediakan listrik yang murah dan tak terbatas. Program tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi beban subsidi listrik. Karena itu, mulai 2006/2007, ia memulai pembangunan proyek 10 ribu megawatt tahap pertama dan dilanjutkan ke tahap kedua.

Waktu itu, Kalla melanjutkan, ide tersebut tak didukung Menteri Perekonomian, yang dijabat Boediono. “Menko Perekonomian waktu itu tak mendukung, tak mau jamin karena kita tak punya uang,” kata Kalla. “Jadi, Anda bisa yakini bahwa pemikiran ekonomi liberal tidak mungkin mendukung ekonomi bangsa yang seperti ini.”

Dalam deklarasi pasangan Yudhoyono-Boediono di Bandung, Jumat lalu, pasangan ini menyatakan kegerahannya atas bisnis pejabat yang sering menimbulkan konflik kepentingan dalam pemerintahan. “Boediono tidak punya konflik kepentingan atau kepentingan bisnis (semacam itu),” kata Yudhoyono. Latar belakang Boediono itu sangat berbeda dengan Kalla, pendamping Yudhoyono hingga masa tugas keduanya berakhir Oktober nanti.

Selanjutnya, dalam forum dengan para pengusaha itu, Kalla juga menyerang kebijakan neoliberalisme. Menurut dia, kepentingan ekonomi Indonesia banyak disetir asing. Pada 2000, ia mencontohkan, IMF meliberalkan semua produk beras, gula, dan kayu. Kalla mengaku telah meminta agar kebijakan seperti itu dicabut.

“Sebab, itu sangat liberalis, pro-pasar bebas,” kata Kalla, penjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan hingga April 2000 sebelum dilengserkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid. “Saya bilang (kepada IMF), this is my country, bukan your country.”

Hingga berita ini ditulis, Boediono belum bisa dimintai konfirmasi. Pesan singkat dan sambungan telepon seluler kepadanya tak berhasil. Namun, Jumat pekan lalu, saat ditemui tim Tempo, Boediono menolak tudingan bahwa dirinya agen neoliberalisme.

“Saya tidak tahu mengapa saya diberi label seperti itu. Sejak awal, saya itu dalam kebijakan ekonomi selalu mendahulukan kepentingan Indonesia,” kata Boediono. Ia menambahkan, kepentingan nasional nomor satu. Kepentingan itu khususnya ditujukan kepada rakyat yang belum mendapatkan manfaat dari pembangunan. “Kalau saya dikatakan terlalu pro-asing dan anti-ekonomi kerakyatan, saya rasa kok tidak fair,” katanya.(Koran Tempo, 19/05/2009)

16 comments

  1. Sekretariat Daulah khilafah

    “Saya tidak tahu mengapa saya diberi label seperti itu. Sejak awal, saya itu dalam kebijakan ekonomi selalu mendahulukan kepentingan Indonesia,” kata Boediono.

    udah ngaku aja kalau anda mafia barkeley… sepandai-pandai menyimpan bangkai pasti akan tercium juga…! tinggal menunggu waktu…

  2. Demokrasi memang membingungkan! Bagaimana tidak?! Yang tadinya teman, sekarang jadi lawan. Pun sebaliknya. Semua orang pengusung ide Kufur tsb PLIN PLAN!! Apa jadinya negeri ini nantinya jika mereka yang plin plan ini memimpin? Apa Kata Dunia?!

  3. AL - FARISTI

    Hemmh… rupanya anda ini malu – malu kucing untuk mengaku kalau anda ini sebenarnya mafia barkeley yang bermazhab neoliberal. Tanpa anda mengakupun, orang awam juga tahu kalau anda adalah mafia barkeley.

  4. “Kalau Rakyat tidak Mau konversi minyak tanah ke gas lpg ya jangan beli LPG ha.ha..(sambil tertwaa )”(yusuf kalla:2008:Tv) ” Sttmnt sprti itu apakah sesorang belum cukup di katakan NeoLiberal..?belum cukupkah kita Sadar bahwa SOLUSI mendasar problem kehidupan ini adalh tidak adanx siStem yang mendukung kinerja manusia sebgai seorang “manusia” ..? ya hanya Allah SWT yang mengetahui carakerja+part manusia maka.! yang harus kita jalankan ya aturan Allah SWT bukan Aturan buatan manusia.! Siapapun orangX bahkan orang yag paling “TOP” dlm urasan Tatanegara jikA orang Tsbt tdk menjalankan aturan Allah SWT yaaa Tetap “RUSAK” maka Qta harus bahu membahu bagai Rantai saling mengikat & saling terikat bagi tgaknya selurah aturan Allah SWT, Syariah Islam yang di bundel dalam tata negara yang begitu dasyat DAULAH KHILAFAH ISLAMIYAH. wALLAHUA’LAM

  5. didi UIN Alauddin makassar

    jangan mencari kambing hitam, semua kebijakan mereka kan tidak pernah berpihak kepada rakyat justru demi kepentingan mereka sendiri, contoh UU SDA, kenaikan BBM dll semuanya merugikan rakyat. apa yang bisa diharapkan kecuali tegaknya syariah dan khilafah yang menjadi solusi rakyat saat ini.

  6. The kill Kapitalizm

    Boediono-boediono… Kita tunggu saja nanti 2 elemen pengahncur bangsa (Kapitalis+neoliberal) akan menjadi satu. suatu formula yang pas untuk menghancurkan bangsa dari segi ekononomi.

    tapi saja juga sepertinya tidak akan berharap banyak dari ke dua calon lainnya. selama Kapitalisme dan Demokrasi menjadi Tuan Rumah negeri ini, Indonesia tidak kan pernah bebas,,

    Kebebasan dari penjajah hanya jika Isla tegak di Bumi ini

    Allah Akbar

  7. Prabowo Subiyanto

    Hubungan Pemerintah dengan rakyat dalam masalah BBM sebagai produk sektor publik bukanlah hubungan antara penjual dan pembeli, melainkan hubungan pelayanan dan pengaturan; yaitu pengaturan yang memungkinkan rakyatnya untuk menikmati harta kekayaan milik umum tersebut secara adil dan layak. Karena itu, rakyat berhak untuk menolak kebijakan kapitalistik yang dianjurkan oleh pihak asing seperti IMF dan Bank Dunia serta mitranya. Adakah dari mereka yang berusaha merealisasikannya?

    Pertamina dan ExxonMobil pada tanggal 17 September 2005 yang lalu telah menandatangani kesepakatan perpanjangan kontrak kerjasama di ladang migas Blok Cepu yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adakah yang berusaha membatalkannya? menarik keputusan para aktor dan agen asing di negeri ini?

    Lalu, bagaimana dengan ladang minyak lainnya?
    Pemerintah seharusnya bertindak cerdas, yakni mencabut berbagai kontraknya dengan perusahaan asing seperti ExxonMobil, Unocal, Caltex, Freeport, dan sebagainya;.
    Bukan malah mengalah pada desakan para neoliberalis!.

    Pertanyaan terakhir, adakah Syariah dalam singsingan lengan baju kalian?

  8. maling mana ada yang ngaku, kalo Boediono ngaku dia itu agen asing(mafia barkeley),pastinya gak bakal kepilih jadi cawapres.Ngomong2 agen asing, kenapa ya kok rakyat gak curiga klo Sby juga agen asing?Bukannya sudah kelihatan kalo masuknya Sby di majalah Times sebagai 100 orang berpengaruh di dunia merupakan dukungan yang besar dari penjajah AS?Sepertinya kita harus benar2 bekerja keras untuk menyadarkan kaum muslimin siapa yang membela mereka atau yang mengkhianati mereka.Semoga saja kita termasuk orang2 yang ikhlas dalam memperjuangkan Islam dan membela umat Islam.

  9. Siaapapun pemimpinnya, demokrasi sistemnya, hancur semua!

  10. Bingung nich…
    Sby-boediono Agen Asing
    Jk-win saudagar yang mementingkan golongannya
    Mega-pro dulu suka jual BUMN
    Yg jadi Pertanyaan kenapa Wakil dari Partai islam koq tdk ada yg mau tampil dengan Gagah berani membawa panji Islamnya.
    Apakah belum cukup kita disadarkan bahwa Cengkeraman kuku2 najis Neoimperalis amerika yg menjadi antek yahudi masih menancap di Negeri ini.
    Ayo HTI saat ini adalah waktu paling tepat untuk menunjukkan eksistensimu.usung Khilafah islamiyah ke bumi Indomesia.amin…

  11. Itulah tabiat calon pemimpin negri ini yang saling tuding padahal mereka itu sama saja, sama-sama antekya asing, buktinya mereka menolak hukum Allah untuk diterapkan.

  12. Ah…semuanya kan cuma akal-akalan saja. Toh yang saling menuding itu setuju dengan ekonomi liberalis yang ujung-ujunganya memihak pengusaha dan menginjak-injak rakyat jelata. Tekanan yang diberikan pada Boediono dengan gencar oleh beberapa kalangan–yang sejatinya juga antek Amerika–dimaksudkan agar rakyat melihat Boediono sebagai pihak yang dituduh, dizalimi…dengan begitu…dukungan rakyat–entah karena keawamannya atau kebodohannya–justru diberikan pada SBY-Boediono karena merasa harus membela pihak yang dizalimi.Jangan biarkan antek2 kapitalis ini terus membodohi umat! Ayo..bongkar konspirasi mereka…bagaimana kalo diadakan…BONGKAR KONSPIRASI AWARD dan hasilnya disebar ke seluruh penjuru dunia. Bagi para antek Kapitalis, segeralah bertobat sebelum bumi ini muak dan memuntahkan semua perbuatan najis kalian dan memperlihatkannya kepada umat.

  13. Dalam deklarasi pasangan Yudhoyono-Boediono di Bandung, Jumat lalu, pasangan ini menyatakan kegerahannya atas bisnis pejabat yang sering menimbulkan konflik kepentingan dalam pemerintahan. “Boediono tidak punya konflik kepentingan atau kepentingan bisnis (semacam itu),” kata Yudhoyono.”

    Yang namanya agen itu nggak cuma berwujud pebisnis Pak.Ada yang menjelma sebagai akademisi, aktivis HAM, pro-demokrasi, perlindungan anak, militer, sampai agen yang nyaru jadi ustadz berjenggot tebal. Namun, semuanya punya satu goal, “MENGUKUHKAN CENGKERAMAN KAPITALISME DI NEGERI 1001 JENIS KEKAYAAN INI!”.

    Saya juga nggak yakin jika Bapak Presiden bersih dari permainan kotor orang-orang neolib ini. Jika bersih, tunjukkan!

  14. Berharap dapat tidur nyenyak dengan mempercayai sistem demokrasi, sama saja dengan menegakkan benang basah. Bangunan demokrasi itu sendiri telah sarat dengan muatan konflik dan beragam vested interest antar kelompok, maupun individu. Publik akan selalu khawatir, jangan-jangan setelah SBY digusur, Mega atau JK — jika jadi dinaikkan – bernasib sama.

    Lagipula disadari atau tidak, konflik yang kini melanda tanah air sebenarnya tidak lebih dari konflik antar institusi pemerintah, tanpa melibatkan publik. Secara umum masyarakat telah kelelahan mengikuti konflik yang telah berlarut-larut. Bahkan konflik tersebut berdampak besar terhadap kian sulitnya pemenuhan hajat hidup masyarakat. Seperti kata pepatah; gajah sama berkelahi, pelanduk mati di tengah-tengah. Dengan kata lain, Demokrasi: Melahirkan Konflik, Mengabaikan Publik.
    Jadi, satu-satunya jalan untuk menghilangkan konflik politik maupun sosial yang berkepanjangan harus dilakukan dengan mencampakkan demokrasi. Menggantinya dengan sistem yang telah jelas kebenarannya: Islam.

  15. Si Pahit Lidah

    Hehehe… Anda memang pandai bersilat lidah, antara fakta dan ucapan anda bagai omongan orang waras dan orang idiot. kadang waras kadang idiot terserah deh mo pilih yang mana. tapi masyarakat dah bisa liat klo anda emang JONGOSNYA IMF

  16. Jelas sudah bagi kita ekonomi neoliberalis itu akan menyengsarakan rakyat ini, kita harus kembali kepada sistem Islam untuk memakmurkan rakyat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*