Suasana jumpa pers seusai pertemuan antara Ketua DPP Partai Golkar dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subiyanto, Minggu (26/4) siang, sempat agak memanas. Bukan antara Prabowo dan Kalla, tetapi antara Prabowo dan wartawan.
Pasalnya, disela-sela pernyataan pers yang dilakukan keduanya seusai menggelar pertemuan tertutup selama 45 menit di Posko II Golkar di Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Prabowo mendapat pertanyaan yang agak mengejutkan dan membuat air mukanya berubah.
Salah satu wartawan mengajukan pertanyaan yang intinya mempertanyakan tanggapan Prabowo yang disebut sebagai figur antikapitalis. “Mohon maaf ya, saya mau menegaskan, saya bukan antikapitalis, saya bukan antikapitalis. Bidang ekonomi kerakyatan itu bukan antikapitalis,” katanya.
Saat mengungkapkan jawabannya itu, Prabowo memang masih menyunggingkan senyum. Namun, mantan Danjen Kopassus ini tak dapat menyembunyikan emosi yang sempat muncul menyusul pertanyaan itu. Bahkan, ia segera mengeluarkan pernyataan itu meski Jusuf Kalla yang berada di sebelahnya belum rampung menuturkan penjelasannya.
Prabowo menyatakan, sama seperti Jusuf Kalla yang adalah saudagar, ia pun saudagar, yang mendambakan sebuah ekonomi kerakyatan di Indonesia. Namun, ia tidak merinci lebih jauh apa yang dimaksud dengan ekonomi kerakyatan dalam pandangannya.
Sementara itu, sebelumnya Kalla sempat menyatakan, pembicaraanya dengan Prabowo juga menyinggung bagaimana membangun pemerintahan yang kuat dan efektif dengan dasar ekonomi kerakyatan yang penting bagi kesejahteraan rakyat. (Kompas, 26/05/2009)
Apa sebenarnya yang mereka sebut Ekonomi Kerakyatan, itu semua hanya omong kosong. Demi Allah, Rakyat tidak akan sejahtera selama sistem kapitalis masih tegak berdiri menimbulkan kesengsaraan Rakyat. Sudah saatnya sistem Islam diterapkan kembali.Semangat Saudaraku,Nikmatilah perjuangan indah ini! Allahu Akbar!!
jadi jelas semuanya adalah pro kapitalis! tak perlulah berharap pada mereka!
Yang jelas siapapun yang akan memimpin Indonesia 5 tahun kededepan selama sistemnya tidak di rubah dengan sistem Islam, maka Indonesia akan tetap terpuruk dan selalu di bayang – bayangi kekuatan asing.
mereka ( capres dan cawapres)…adalah segrombolan para prampok yang siap menjual negeri ini kepada tuanya Amerika…